Borussia Moenchengladbach dan Manchester City beradu antusiasme pada laga pertemuan pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa. Inilah kesempatan melepas beban ”gurunya” masing-masing yang telah berjasa bagi mereka.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
BUDAPEST, SELASA - Manchester City berpeluang menancapkan dominasinya di Eropa saat bertemu Borussia Moenchengladbach pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa, Kamis (25/2/2021) pukul 03.00 WIB di Arena Puskas, Budapest, Hongaria. City saat ini memiliki amunisi cukup guna menjuarai kompetisi tersebut.
Bukan rahasia jika kompetisi antarklub terglamor sejagat itu ibarat ”kotak pandora” bagi Pep Guardiola, manajer City. Setiap musim, ia selalu menjadikan ”Si Kuping Besar” sebagai trofi buruannya.
Berkali-kali pula klub yang ditanganinya, entah itu Barcelona, Bayern Muenchen, maupun City, menjadi salah satu favorit juara. Namun, realitasnya, Guardiola tidak pernah lagi bisa mengulangi kesuksesan saat dua kali mengangkat ”Si Kuping Lebar” bersama Barca pada 2009 dan 2011 silam.
Jangankan juara, Guardiola tidak pernah bisa mencapai final kompetisi itu bersama Bayern dan City. Fase gugur selalu menjadi rintangan terbesar Guardiola, terutama bersama City. Bertubi-tubi mereka kandas di babak 16 besar atau perempat final, seperti saat disingkirkan klub Perancis, Olympique Lyon, 1-3, pada musim lalu.
Dominasi di Inggris bukan jaminan mereka bisa berjaya di Eropa. Hal itu dibuktikan pada musim 2017-2018. Kala itu, City dan Guardiola merajai Liga Inggris dengan sejumlah rekor baru. Trofi Piala Liga Inggris melengkapi dominasi mereka. Namun, di Liga Champions, mereka disingkirkan Liverpool.
Sejumlah pihak menilai, City seolah dihadang tembok mental ketika tampil di kompetisi itu. Ekspetasi atas klub kaya dengan salah satu manajer terhebat sejaga itu selalu tinggi, setiap tahunnya. Selain berprestasi tinggi, publik juga berharap mereka selalu bermain indah.
Ekspetasi itu kembali membumbung tinggi pada musim ini. City menjelma tim dominan di Inggris dengan catatan menawan, yaitu selalu menang pada 18 laga terakhirnya di berbagai ajang. Tiada klub lain di Eropa yang bisa menyainginya.
”Bukanlah hiperbola mengatakan City adalah tim terbaik di Eropa saat ini. Dengan 18 kemenangan beruntun di berbagai ajang, mereka penuh percaya diri menghadapi Gladbach,” kata Simon Hart, jurnalis Liga Inggris, di laman UEFA.
City kini bermetamorfosis sebagai tim dengan pertahanan terkuat, baik di Inggris maupun Eropa. Mereka baru kebobolan satu gol dalam enam laga babak penyisihan grup Liga Champions musim ini.
Menyamai Bayern
City kini memang tengah antusias. Mereka berpeluang menyaingi Bayern Muenchen, juara bertahan Liga Champions yang menyapu bersih gelar juara pada musim lalu. ”The Citizens” telah menggapai tiket ke final Piala Liga, melaju ke perempat final Piala FA, dan unggul sepuluh poin di puncak klasemen Liga Inggris. Empat trofi sekaligus bisa mereka raih.
”Itu semua berkat mentalitas juara yang ditanamkannya (Guardiola). Jangan pernah lekas puas. Terus mengasah diri, bermain lebih baik, dan menang lebih banyak lagi,” ujar Raheem Sterling, penyerang City.
Seperti dikatakan Sterling, City terus melecut dirinya. Kegagalan musim lalu menjadi cambuk dan pembelajaran mereka untuk musim ini. Guardiola pun ikut belajar. Ia tidak lagi kaku, yaitu menjadikan pakem menyerang dengan penguasaan bola sebagai ”agama”.
Guardiola juga tidak lagi memaksa timnya selalu mengejar lebih banyak gol di setiap laga. Baginya, pertahanan kini sama pentingnya dengan serangan. Bermain solid, efektif, dan tidak perlu menggebu-gebu, menjadi kunci kesuksesan mereka meraih 18 kemenangan beruntun di tengah jadwal padat saat ini.
Metamorfosis City
Tidak seperti musim-musim lalu, City kini bermetamorfosis sebagai tim dengan pertahanan terkuat, baik di Inggris maupun Eropa. Mereka adalah satu-satunya tim yang baru kebobolan satu gol dalam enam laga babak penyisihan grup Liga Champions musim ini. Gawang mereka bahkan steril gol di 23 laga berbagai ajang, musim ini.
Duet bek tengah City, Ruben Dias dan John Stones, mampu menjinakkan beragam jenis serangan lawan pada musim ini. Klub-klub besar berbeda gaya bermain, seperti Liverpool, Tottenham Hotspur, Chelsea, Arsenal, dan FC Porto, telah mereka kalahkan pada musim ini.
Mereka kini memiliki modal untuk melangkah jauh, bahkan hingga ke final Liga Champions. Jika itu terwujud, tembok mental mereka bakal runtuh. Tekanan besar yang diusung Guardiola pun bisa berkurang.
”Kami harus fokus dengan apa yang kami lakukan. Kami bermain di Liga Champions saat ini. Tidaklah boleh ada kesalahan,” ujar Guardiola dalam jumpa pers, kemarin malam.
Meskipun lebih diunggulkan, City pantang meremehkan Gladbach. Seperti tim asal Jerman kebanyakan, mereka memiliki keunggulan dalam transisi cepat saat merebut kembali bola. Mereka juga punya penyerang berbahaya, Alassane Plea (27). Ia telah mengemas lima gol dari enam laga Liga Champions.
”Saya kerap melihat Gladbach bermain, beberapa bulan terakhir. Mereka punya kualitas, energi, dan semangat. Mereka bisa mengalahkan siapa saja,” tutur Ilkay Gundogan, gelandang City yang pernah berkarier di Liga Jerman.
Serupa City, Gladbach bakal tampil menggebu-gebu pada laga di tempat netral, Arena Puskas, menyusul pembatasan wilayah di Jerman untuk menekan kasus Covid-19. Mereka tidak sabar ingin mengadapi City karena belum pernah tampil di fase gugur Liga Champions.
”Kami berlatih setiap hari untuk menghadapi momen ini. Kami ada di 16 besar, melawan tim yang mungkin adalah yang terbaik di dunia (City),” ujar bek Gladbach, Oscar Wendt.
Masalah internal
Gairah tinggi tampil di babak 16 besar Liga Champions sedikit meredam masalah internal di kubu Gladbach. Masalah itu dipicu langkah pelatih Marco Rose yang mengumumkan akan meninggalkan klub itu demi jabatan barunya di Borussia Dortmund, akhir musim ini.
Pengumuman pada pekan lalu itu sempat memukul para pemain Gladbach yang menganggap Rose sebagai ”guru” mereka. Gladbach pun kalah pada laga terakhirnya.
Adapun Rose telah meminta maaf atas situasi itu. Namun, ia meminta timnya tampil sebaik mungkin saat menghadapi City demi kenangan indah bersama.
”Anak-anak layak tampil pada laga ini. Babak 16 besar adalah hal besar bagi klub ini. Kami harus percaya diri, tampil berani, penuh semangat, dan berusaha menikmatinya,” ujarnya. (AFP/Reuters/JON)