Sirkuit Mandalika tengah berpacu dengan waktu agar siap menggelar balapan terkemuka sejagat tahun ini. Salah satu ajang yang akan digelar di sirkuit jalan raya itu dalam waktu dekat adalah Kejuaraan Dunia Superbike.
Oleh
Ismail Zakaria dan Yulvianus Harjono
·6 menit baca
Mimpi publik Indonesia untuk kembali melihat para pebalap dunia, seperti Jonathan Rea dan Alvaro Bautista, memacu motor balapnya di sirkuit Tanah Air akan segera terwujud pada tahun ini. Jika ajang MotoGP dianggap terlalu cepat digelar di Indonesia pada tahun ini, tidaklah demikian halnya dengan Kejuaraan Dunia Superbike.
Ajang balap motor spesifikasi produksi massal (bukan purwarupa) terkemuka sejagat itu akan digelar di Tanah Air pada 2021 ini. Sejak akhir tahun lalu, pengelola Superbike telah mengumumkan masuknya seri Indonesia dalam kalender musim balapan 2021. Adapun kali terakhir balapan itu digelar di Tanah Air adalah pada 1997 di Sirkuit Sentul, Bogor.
Menurut rencana, balap Superbike seri Indonesia itu akan digelar pada 12-14 November 2021. Seri ke-11 balap Superbike 2021 itu akan digelar di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang kini masih dibangun.
Pebalap berkelas dunia, seperti Rea, pun tidak sabar ingin tampil di Mandalika. Berbeda dari kebanyakan sirkuit balap motor di dunia, Mandalika didesain sebagai sirkuit jalan raya dan multifungsi. Sirkuit itu juga dibangun di tepi pantai dengan lanskap yang menawan.
”Sebagai pebalap, saya tidak sabar menanti seri baru di Indonesia. Saya pernah ke sana (Indonesia) beberapa kali dan penggemar di sana sangatlah luar biasa. Saya yakin, balap Superbike akan mendapat sambutan besar begitu kami tiba di sana,” ujar Rea, enam kali juara dunia Superbike, dikutip laman resmi World Superbike.
Antusiasme serupa juga disampaikan Direktur Eksekutif Kompetisi Superbike Gregorio Lavilla. ”Seluruh tim, pebalap, sponsor, dan pabrikan (motor) bersemangat untuk datang ke Indonesia. Negara itu memiliki kelompok fans paling besar dan fanatik sedunia. Indonesia juga pasar terbesar produsen motor,” ujarnya.
Namun, sebelum ekspetasi besar itu terwujud, ada sejumlah hal yang harus lebih dulu dipenuhi Mandalika. Saat ini, proyek sirkuit baru itu masih belum tuntas. Pembangunan sirkuit multifungsi dengan nama resmi Jalan Kawasan Khusus (JKK) Mandalika itu kini baru mencapai 58 persen.
Meskipun demikian, menurut Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro, Senin (22/2/2021), pengerjaan sirkuit itu masih sesuai jadwal yang telah direncanakan. Selain arena balap, baik Superbike maupun MotoGP, kawasan yang memiliki lintasan balap sepanjang 4,31 kilometer itu juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan olahraga lainnya, seperti balap sepeda.
Saat ini, tahapan pembangunan JKK telah mencapai 58 persen dan masih sesuai jadwal. Kami terus memantau dengan ketat pengerjaan proyek ini.
Saat ini, pembangunan JKK Mandalika telah memasuki tahap persiapan aspal base track, pemasangan saluran hauraton, gravel bed, pengerjaan backfill retaining wall, penanaman rumput, dan pengaspalan service road sepanjang 1,8 kilometer.
Service road merupakan jalan khusus di dalam kawasan sirkuit untuk fungsi pelayanan darurat. Fungsinya untuk mengakomodasi sejumlah kendaraan, seperti ambulans, yang akan mengangkut para pebalap saat mengalami kecelakaan di lintasan.
Bram menambahkan, saat ini, mereka juga tengah memasang pembatas beton di sepanjang lintasan balap itu. Pembatas khusus itu nantinya juga akan dilengkapi ban untuk meredam benturan keras ketika pebalap mengalami kecelakaan. Pembatas itu juga berfungsi melindungi penonton dari ancaman terkena serpihan motor.
Total volume material pagar pembatas tersebut adalah 9.903 meter kubik. Pagar itu ditargetkan selesai pada akhir Juni 2021. ”Saat ini, tahapan pembangunan JKK telah mencapai 58 persen dan masih sesuai jadwal. Kami terus memantau dengan ketat pengerjaan proyek ini. Proyek ini harus dilakukan teliti dan presisi,” kata Bram kemudian.
Bram optimistis proyek tersebut dapat berjalan lancar dan selesai sesuai tenggat sebelum dilakukannya homologasi atau pengesahan dari Federasi Balap Motor Internasional (FIM). Proses homoligasi yang meliputi pengecekan standar lintasan balap dan komponen-komponen penunjang lainnya itu ditargetkan selesai pada pertengahan tahun ini.
Sirkuit Mandalika diproyeksikan meraih sertifikasi grade A dari FIM. Grade A dari FIM adalah syarat untuk menggelar balap motor berkelas dunia, seperti Superbike dan MotoGP. Adapun jika ingin menggelar balap mobil terkemuka, seperti Formula 1, pengelola sirkuit wajib mengantongi lisensi A dari Federasi Balap Mobil Internasional (FIA).
Bram menambahkan, pihaknya terus melaporkan perkembangan pembangunan JKK Mandalika kepada Dorna Sports, penyelenggara Superbike dan MotoGP. ”Dengan begitu, kami harap proses homologasi bisa berjalan dengan lancar dan balapan seri Indonesia dapat digelar tahun ini,” kata Bram kemudian.
Menurut Pusat Kajian Pengelolaan Risiko Bencana (PKPRB) Fakultas Teknik Universitas Mataram, kawasan di pesisir selatan Lombok, termasuk Sumbawa, memiliki risiko tinggi terhadap tsunami. Oleh karena itu, peningkatan kesiapan masyarakat menghadapi bencana tersebut sangatlah diperlukan.
Selain itu, persiapan faktor ekonomi wisata juga dilakukan. Di Desa Wisata Hijau Bilebante, Lombok Tengah, misalnya, dilakukan pelatihan terapi kesehatan dari salah satu perusahaan kecantikan. Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (DWH) Bilebante Pahrul Azim, terapis memang menjadi salah satu kecakapan yang disiapkan untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan yang datang saat balap motor berlangsung di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu.
Desa wisata lainnya, seperti Tete Batu di Lombok Tengah, juga ikut bersiap. Menurut Sekretaris Desa Tete Batu Hermiwandi, wisatawan yang datang ke Mandalika tidak akan sekadar menonton balapan, tetapi sekaligus berlibur.
Maka itu, selain akomodasi seperti hotel dan jenis penginapan lainnya, mereka juga menyiapkan sejumlah atraksi. Sejumlah atraksi yang disiapkan, antara lain, membuka kembali jalur pendakian, bersepeda, dan berkemah ke Rinjani.
Menurut Harmiwandi, peluang keberadaan KEK Mandalika harus ditangkap. Sementara itu, hingga Februari, pihak Dorna masih menaruh Sirkuit Mandalika sebagai arena cadangan MotoGP musim 2021. Namun, berbeda dengan akhir tahun lalu, Mandalika kini menjadi satu-satunya arena cadangan musim ini. Seri cadangan lainnya, seperti di Rusia, telah dicoret dari daftar.
Balap MotoGP di Mandalika bisa saja digelar pada tahun ini. Namun, syaratnya tidak mudah, antara lain, adanya seri lain yang batal digelar tahun ini. Selain itu, Sirkuit Mandalika juga harus lebih dulu mengantongi lisensi A dari FIM. Musim ini, menurut rencana, balap MotoGP akan digelar dalam 19 seri, yaitu dimulai di Qatar pada 28 Maret mendatang.
Hingga Februari, pihak Dorna masih menaruh Sirkuit Mandalika sebagai arena cadangan MotoGP musim 2021.
Dari 19 seri itu, tiga seri di antaranya akan digelar di wilayah Asia, yaitu Jepang (3 Oktober), Thailand (10 Oktober), dan Malaysia (31 Oktober). Musim lalu, tidak ada satu pun seri balapan yang digelar di Asia. Semua dari total 14 seri digelar di Eropa. Sejumlah sirkuit, seperti Jerez di Spanyol dan Red Bull Ring di Austria, bahkan menggelar dua seri balapan secara beruntun dalam dua pekan.
Hal langka di MotoGP itu terjadi untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 dan berbagai kondisi rumit yang ditimbulkannya, seperti pembatasan wilayah. Tahun ini, dampak pandemi diperkirakan masih terasa di MotoGP walaupun dengan skala yang berbeda.
”Tahun ini, kondisinya sedikit lebih baik, walaupun tetap tidak mudah. Kami telah menyiapkan kalender dan seri cadangan. Kami cukup optimistis,” ujar Presiden Asosiasi Tim Balap Motor Herve Poncharal dikutip Crash.