Inter dan AC Milan akan memperebutkan posisi puncak dalam derbi ”della madoninna”, Minggu (21/2/2021). Dalam sepuluh musim terakhir, derbi Milan edisi musim ini kembali dapat menjadi penentu perebutan ”scudetto”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, SABTU — Setelah satu dekade berlalu, derbi Milan alias derbi della madonnina akan kembali menjadi penentu dalam perebutan scudetto. Raihan tiga poin tidak hanya akan menahbiskan tim pemenang sebagai penguasa di Lombardia, wilayah yang dinaungi kota Milan, tetapi juga akan menyegel posisi puncak di pekan ke-23 Liga Italia.
Pada musim 2010-2011, AC Milan dan Inter Milan memimpin persaingan untuk memperebutkan scudetto. Dalam musim itu, Milan, yang berjuluk ”Si Setan” itu, selalu unggul atas Inter dalam dua kali duel. Keunggulan itu memberikan Milan keuntungan untuk meraih posisi puncak di akhir musim dengan selisih enam poin dari rival sekota.
Milan juga telah menunjukkan ketangguhan saat menumbangkan Inter 2-1 di pekan ketiga Liga Italia musim ini, 17 Oktober lalu. Kala itu, Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok protagonis bagi Milan dengan sumbangan dua gol. Inter hanya mampu membalas lewat gol penyerang Romelu Lukaku.
Kemenangan itu sekaligus menjadi keunggulan perdana Stefano Pioli saat berduel dengan tim yang dilatih Antonio Conte. Sebelumnya, kedua pelatih itu telah bertarung di sepuluh laga. Conte unggul enam kali dan keduanya bermain imbang dalam tiga kesempatan.
Jelang derbi edisi ke-228, yang diselenggarakan di Stadion San Siro, Minggu (21/2/2021) pukul 21.00 WIB, giliran Inter tengah berada di atas angin. Kekalahan Milan atas Spezia, akhir pekan lalu, membuat tim berjuluk ”Si Ular Besar” itu akhirnya mampu mengudeta posisi pertama di pekan ke-22. Inter, yang telah mengumpulkan 50 poin, unggul satu poin dari Milan.
”Setelah meraih tiga kemenangan beruntun, kami akan bersiap melawan Milan dengan kondisi yang lebih baik dari dua pertemuan sebelumnya. Laga itu akan menjadi pertandingan luar biasa yang melibatkan dua tim dengan ambisi kuat,” ujar Conte dilansir Sky Sport Italia, Sabtu (20/2/2021).
Conte punya modal bagus karena anak asuhnnya mampu membalas kekalahan di liga ketika balik mengalahkan Milan 2-1 di perempat final Piala Italia, 27 Januari. Namun, dalam laga itu, Inter menciptakan dua gol setelah Milan bermain dengan 10 orang setelah Ibrahimovic diganjar kartu merah di awal babak kedua.
Menurut penyerang Inter, Lautaro Martinez, antusiasme tengah menggelayuti skuad Si Ular Besar setelah menguasai puncak klasemen liga atau capolista. Ia pun menekankan, keberhasilan meraih peringkat pertama itu baru sebuah awal dari perjuangan yang akan ditampilkan Inter untuk mempertahankan posisi tersebut.
Kami akan menjalani laga derbi yang menentukan. Jika ingin menjaga posisi teratas, kami harus mempertahankan kerja keras yang telah kami terapkan sejauh ini.
”Kami akan menjalani laga derbi yang menentukan. Jika ingin menjaga posisi teratas, kami harus mempertahankan kerja keras yang telah kami terapkan sejauh ini,” ujar Martinez yang telah menyumbangkan 11 gol di liga musim ini.
Kondisi Inter di putaran kedua musim ini semakin membaik seiring semakin cocoknya Christian Eriksen dan Ivan Perisic dalam skema permainan yang diinginkan Conte. Eriksen bisa menjadi alternatif bagi Arturo Vidal untuk menemani Nicolo Barella dan Marcelo Brozovic di lini tengah.
Di sisi lain, Perisic terbukti mampu menutupi inkonsistensi Ashley Young yang di musim lalu memiliki garansi sebagai pemain utama di sisi kiri. Kolaborasi Perisic dan Achraf Hakimi, yang berposisi sebagai bek kanan, memperkaya permainan Si Ular Besar dari kedua sayap.
Legenda Inter, Andreas Brehme, memberi catatan khusus bagi peran Perisic di Inter musim ini. Menurut Brehme, Perisic mampu menjadi sosok penentu bagi Inter di musim ini karena mampu bermain sama baiknya ketika menyerang dan bertahan. Kemampuan itu, kata Brehme, telah ditampilkan Perisic saat berkarier di Liga Jerman, termasuk menjadi bagian skuad Bayern Muenchen di musim 2019-2020.
”Inter memiliki keuntungan dalam perebutan scudetto musim ini karena hanya fokus pada liga, berbeda dengan Milan dan Juventus yang masih berkompetisi di Eropa. Laga derbi akan selalu terasa istimewa dan hasil akhir akan sangat penting bagi perjalanan tim musim ini,” kata Brehme yang membela Inter pada periode 1988-1992 kepada La Gazzetta dello Sport.
Faktor Ibrahimovic
Milan berambisi untuk membalas kekalahan dari Spezia, akhir pekan lalu. Si Setan ingin meraih kemenangan untuk kembali merebut capolista dari Inter.
Kiper Milan, Gianluigi Donnarumma, menuturkan, dirinya telah menantikan bisa menjalani derbi Milan yang amat menentukan peluang timnya di posisi puncak. Ia mengungkapkan, seluruh skuad Milan telah menantikan duel dengan Inter.
”Saya menutup mata dan membayangkan Ibrahimovic akan mencetak gol penentu kemenangan bagi kami,” ujar Donnarumma dilansir Sky Sport Italia.
Harapan kiper tim nasional Italia memiliki landasan kuat. Pasalnya, Ibrahimovic adalah pencetak tiga gol dalam dua pertemuan awal dengan Inter di musim ini. Ibrahimovic juga sosok penting bagi Milan di Liga Italia edisi 2020-2021 lewat sumbangan 14 gol dari 12 laga. Pemain berusia 39 tahun itu hanya kalah dari Cristiano Ronaldo dan Lukaku, yang telah mencetak 16 gol, dalam daftar pencetak gol terbanyak liga.
Kepercayaan diri juga disampaikan gelandang Franck Kessie. Ia optimistis Milan bisa membalas kekalahan dari Inter di Piala Italia.
”Perjalanan musim ini masih panjang dan akan banyak kesulitan yang harus kami atasi. Namun, kemenangan di derbi sangat penting karena kami ingin kembali ke puncak klasemen,” ujar Kessie. (AFP)