Laga babak 16 besar Liga Champions antara Barcelona dan Paris Saint-Germain mempertemukan dua sosok pemain hebat berbeda generasi, Lionel Messi dan Kylian Mbappe. Kali ini Mbappe yang mendapat pujian.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BARCELONA, RABU — Penyerang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, tidak perlu lagi membuktikan kemampuannya sebagai pemain muda berbakat. Ia hanya perlu sebuah penegasan dan itu sudah ia lakukan saat PSG mengalahkan Barcelona, 4-1, di Stadion Camp Nou, Spanyol, Rabu (17/2/2021) pagi WIB.
Keinginan PSG memboyong Mbappe dari AS Monaco dan keberhasilan pemain berusia 22 tahun itu tampil sebagai pemain muda terbaik di Piala Dunia 2018 bersama tim juara Perancis sudah jadi bukti lama. Namun, aksinya membobol gawang Barcelona sebanyak tiga kali pada laga itu semakin menegaskan reputasinya sebagai salah satu calon pesepak bola top dunia.
Tidak banyak pemain yang bisa melakukan hattrick ke gawang Barcelona di ajang Liga Champios dan Mbappe merupakan pemain ketiga. Dua pemain lain yang pernah melakukan hal ini adalah Faustino Asprilla (Newcastle United) dan Andriy Shevchenko (Dynamo Kiev), masing-masing pada tahun 1997. Satu tahun kemudian, Mbappe baru lahir.
”Mbappe menjalani malam yang indah. PSG punya bintang masa depan yang bisa sejajar dengan Lionel Messi (Barcelona) atau Cristiano Ronaldo (Juventus),” kata penyerang Barcelona dan rekan Mbappe di timnas Perancis, Antoine Griezmann. Di satu sisi Griezmann bangga, di sisi lain ia cemas karena Mbappe tetap jadi ancaman pada laga kedua nanti di Paris, Perancis, 11 Maret dini hari WIB.
Saat mencetak ketiga gol itu, Mbappe memamerkan kombinasi sempurna antara kecepatan, fisik, dan naluri menyerang yang kuat. Gol pertama terjadi karena ketenangannya menerima dan menggiring bola saat dikepung bek lawan. Adapun gol kedua dan ketiga terjadi berkat kemampuannya berada di tempat yang tepat dan menyelesaikan peluang dengan akurasi yang tinggi.
”Tidak bisa dibantah lagi jika Mbappe adalah pemain hebat,” kata Pelatih PSG, Mauricio Pochettino. Selain menyumbang tiga gol, kata Pochettino, Mbappe juga berjasa membantu tim bertahan dan mengatasi tekanan yang diberikan Barcelona.
Mbappe menjalani malam yang indah. PSG punya bintang masa depan yang bisa sejajar dengan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo.
Gestur Mbappe usai mencetak gol kedua dan ketiganya juga mencerminkan penegasan reputasinya tersebut. Ia berlari sambil merentangkan kedua lengan, menanti rekan-rekannya datang dan memeluknya. Sebuah simbol kepercayaan diri yang tinggi dari seorang pemain sepak bola. Hal yang sama sering dilakukan Zlatan Ibrahimovic, bintang AC Milan.
Media di Spanyol pun beramai-ramai memuji Mbappe. ”Mbappe datang ke Camp Nou dan menghancurkannya seperti angin topan, dengan penampilan bersejarahnya. Penampilan yang akan dikenang selamanya,” tulis harian Marca.
Penampilan Mbappe menjadi lebih luar biasa karena PSG tidak diperkuat Neymar dan Angel Di Maria. Oleh karena itu, banyak media yang kemudian membandingkan Mbappe dengan sosok Messi, sosok yang diharapkan bisa menyelamatkan muka Barcelona. ”Messi, pemain terbaik di planet ini, dikalahkan sepenuhnya oleh Kylian Mbappe,” tulis tabloid Inggris, The Sun.
Messi memang membuat Barcelona unggul setelah mencetak gol melalui tendangan penalti pada babak pertama. Tendangan penalti yang diberikan setelah Frenkie de Jong dijatuhkan meski menjadi kontroversi karena pada tayangan ulang, De Jong seperti tersandung kakinya sendiri.
Keunggulan Barcelona berkat gol Messi itu hanya berlangsung lima menit karena Mbappe bisa menyamakan kedudukan dan memulai pesta gol PSG. Satu gol PSG lainnya dicetak Moise Kean yang baru berusia 20 tahun. ”Kami harus mengakui bahwa PSG lebih superior dibandingkan kami. Mereka lebih unggul dari banyak aspek,” ujar Pelatih Barcelona Ronald Koeman.
Belum aman
Mbappe sadar jika kemenangan di Camp Nou ini belum menjadi jaminan perjalanan mereka ke babak perempat final akan mulus. Apalagi, Barcelona pernah membuat PSG menderita pada babak 16 besar musim 2016-2017. Pada waktu itu, PSG mengalahkan Barcelona 4-0 pada laga pertama, tetapi kalah 1-6 pada laga kedua di Camp Nou.
Momen itu menjadi sebuah pelajaran yang akan selalu dikenang PSG ataupun tim lainnya. ”Kami ingin datang ke Camp Nou dan menang. Itu sudah kami lakukan, tetapi kami belum memenangkan apapun,” ujar Mbappe.
Laga kedua di Paris, Perancis, akan tetap menarik karena Barcelona ditantang untuk melakukan kebangkitan atau ”La Remontada” jilid kedua. Bedanya, kebangkitan itu harus dibuat di Paris, bukan di Camp Nou.
Namun, Koeman tampak agak pesimistis melihat peluang timnya. ”Saya bisa saja berbohong. Namun, setelah kalah 1-4, kami tidak punya banyak peluang untuk lolos ke babak perempat final,” katanya.
Demi bisa lolos ke perempat final. Barcelona wajib mengalahkan PSG dengan skor minimal 4-0. Sekali lagi, mereka butuh keajaiban besar. (AP/AFP/REUTERS)