Juara Baru Grand Slam Makin Mendekat
Kehadiran Stefanos Tsitsipas, Daniil Medvedev, dan Aslan Karatsev pada semifinal Australia Terbuka, membuka peluang besar lahirnya juara baru Grand Slam di tunggal putra.
MELBOURNE, RABU — Kehadiran Stefanos Tsitsipas dan Daniil Medvedev, yang akan saling berhadapan pada semifinal Australia Terbuka, membuka peluang besar lahirnya juara baru Grand Slam di tunggal putra. Penghalang mereka dari jajaran para jawara Grand Slam hanya tinggal Novak Djokovic yang mengejar gelar kesembilan di Melbourne Park.
Medvedev ke semifinal setelah mengalahkan sesama petenis Rusia, Andrey Rublev, 7-5, 6-3, 6-2, dalam perempat final di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Rabu (17/2/2021) sesi siang. Sekitar enam jam setelah itu, Tsitsipas lolos dengan membuat kejutan, mengalahkan Rafael Nadal, 3-6, 2-6, 7-6 (4), 6-4, 7-5.
Tsitsipas pernah mengalahkan Nadal ketika mereka bertemu pada semifinal ATP Masters 1000 Madrid 2019. Namun, apa yang dilakukannya selama 4 jam 5 menit di Rod Laver Arena hingga menjelang pergantian hari waktu setempat itu menjadi momen yang sangat jarang terjadi.
Baca juga : Pentas Calon Juara Baru
Petenis Yunani berusia 22 tahun itu menjadi petenis ketiga yang bisa mengalahkan Nadal dalam format best of five sets, setelah kehilangan dua set awal. Dua petenis lain yang pernah melakukannya adalah Fabio Fognini dan rival terberatnya, Roger Federer, yang absen pada Australia Terbuka kali ini karena cedera lutut kanan. Fognini melakukan itu pada babak ketiga Amerika Serikat Terbuka 2015, sementara Federer pada final Miami Masters 2005.
Tsitsipas pun kehilangan kata ketika diminta menjelaskan faktor yang membuatnya bangkit ketika ditanya Jim Courier yang mewawancarainya. Dengan terbata pada sepanjang wawancara, dia merasa puas bisa mempertahankan daya juang dalam persaingan level tinggi.
Satu hal lain yang menjadi kunci kemenangan itu adalah perasaan hatinya yang konsisten sepanjang pertandingan. Tsitsipas, yang biasanya selalu emosional dengan berteriak hingga memaki ke arah tim pendukungnya, kali ini, tampil begitu tenang.
Dia memang membutuhkan hingga tiga kali match point untuk memenangi pertandingan, tetapi petenis berperingkat keenam dunia itu mempertahankan serving for the match pada gim kesepuluh. Dia mematahkan servis Nadal pada gim kesembilan.
Saya senang bisa tampil tenang, termasuk dalam momen penting, apalagi setelah memulai pertandingan dengan gugup. Namun, rasanya tetap sulit untuk menjelaskan apa yang terjadi setelah set ketiga.
”Saya senang bisa tampil tenang, termasuk dalam momen penting, apalagi setelah memulai pertandingan dengan gugup. Namun, rasanya tetap sulit untuk menjelaskan apa yang terjadi setelah set ketiga,” tuturnya.
Nadal pun memuji penampilan Tsitsipas yang kali ini bisa begitu tenang pada momen penting. ”Dia tampil sangat baik, saya juga sudah berusaha sebaik mungkin tetapi kali ini tidak cukup,” kata juara Australia Terbuka 2009 itu.
Baca juga : Pesan Kemanusiaan Djokovic
Dari tujuh pertemuan lain, Tsitsipas dan Nadal pernah bertemu pada semifinal Australia Terbuka, yaitu pada 2019. Dalam semifinal pertama Tsitsipas di arena Grand Slam itu, Nadal menang, 6-2, 6-4, 6-0.
Namun, Tsitsipas yang berhadapan dengan Nadal kali ini adalah sosok berbeda. Petenis yang besar dengan mengamati permainan Nadal itu telah menjuarai empat turnamen, termasuk dalam ajang besar, Final ATP 2019.
Dalam jeda dua tahun, Tsitsipas pun menjadi bagian dari petenis muda potensial yang bisa menggantikan kejayaan era ”Big Three” dalam waktu dekat. Trio Nadal, Federer, dan Djokovic mendominasi Grand Slam dengan 57 kali juara dari 69 turnamen, sejak Federer menjuarai Wimbledon 2003.
Generasi Tsitsipas, Medvedev, dan Rublev berpeluang mengulang seperti yang dilakukan Dominic Thiem ketika menjuarai AS Terbuka 2020. Sebelum Thiem, petenis terakhir yang melakukannya adalah Stan Wawrinka ketika menjuarai AS Terbuka 2016.
Medvedev, bahkan, menjadi yang paling favorit juara di Melbourne Park kali ini. Perjalanan sejak akhir 2020 hingga turnamen pemanasan Australia Terbuka menjadi penyebabnya.
Datang ke Australia, Medvedev membawa gelar juara dari dua turnamen terakhir pada 2020, yaitu Paris Masters dan Final ATP. Sepuluh kemenangan beruntun itu dilanjutkan dengan penampilan tanpa kalah dalam empat laga yang mengantarkan Rusia menjuarai Piala ATP. Dia berada satu tim dengan Rublev.
”Banyak yang menyebut saya favorit juara di Australia Terbuka ini. Itu menjadi kehormatan. Tetapi, lawan saya pada semifinal pun tak akan mudah dikalahkan, siapa pun itu,” ujar Medvedev yang menyaksikan pertandingan Nadal melawan Tsitsipas dari kamar hotelnya.
Medvedev pun menjadi wakil kedua Rusia pada semifinal tunggal putra setelah Aslan Karatsev yang menang sehari sebelumnya. Petenis yang lolos dari kualifikasi itu akan berhadapan dengan Djokovic, Kamis.
Semifinal terbaik tunggal putri
Serena Williams melawan Naomi Osaka bisa menjadi semifinal terbaik tunggal putri dalam sejarah Australia Terbuka. Pertemuan ini, bahkan, berpeluang lebih baik dari laga puncak yang memperebutkan trofi Daphne Akhurst Memorial.
Ditempatkan pada paruh bawah undian yang banyak diisi para juara Grand Slam, laga impian itu akhirnya akan terjadi di Rod Laver Arena, Kamis, mulai pukul 10.00 WIB. Serena, yang berusia 39 tahun, tengah mengejar gelar Grand Slam ke-24 dan yang ke-12 dalam usia 30-tahunan.
Baca juga : Peringatan dari Serena
Di seberang net, Osaka tak hanya menjadi penggemar berat, tetapi juga penerusnya yang paling tangguh. Serena memuji Osaka, yang lebih muda 16 tahun darinya, tak hanya dalam penampilan di lapangan. Dia juga mengagumi Osaka sebagai sosok inspiratif di luar lapangan. Osaka aktif dalam kampanye yang menyuarakan keadilan rasial.
Pujian betapa tangguhnya Osaka di lapangan telah dirasakan Serena. Dari tiga pertemuan sebelumnya, Osaka dua kali mengalahkannya, salah satunya pada momen penting, yaitu final Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2018. Osaka pun menjadi petenis Asia pertama yang menduduki puncak peringkat dunia pada 28 Januari 2019.
”Dia adalah pemain yang kuat. Semua yang dia lakukan di lapangan sangat baik. Servis dan pengembaliannya baik, juga sangat kuat dalam berbagai jenis pukulan,” ujar Serena.
Baca juga : Para Pendatang Baru Semifinal di Melbourne Park
Di luar lapangan, Osaka telah menjadi ”pengikut” Serena sebagai atlet putri berprestasi yang bisa menarik perhatian banyak sponsor. Dia menjadi atlet putri berpenghasilan terbesar pada 2020, menggantikan Serena pada setahun sebelumnya.
Meski jumlah gelar juara Grand Slam terpaut jauh karena selisih usia, Serena tak bisa meremehkan mental juara Osaka dalam ajang besar. Dia tak pernah kalah setiap kali bisa melewati babak keempat Grand Slam. Itu membawanya pada tiga gelar juara dari tiga final, yaitu AS Terbuka 2018 dan 2020, serta Australia Terbuka 2019.
Kedua petenis pertama kali bertemu pada babak pertama WTA Miami 2018, tujuh bulan setelah Serena melahirkan anak pertamanya. Serena pun tampil karena mendapat wildcard sebagai petenis berperingkat ke-491 dunia. Dalam turnamen kedua setelah melahirkan itu, Serena kalah 3-6, 2-6.
Osaka pun tak berharap banyak dalam pertemuan pertama dengan sang legenda yang juga menjadi alasannya bermain tenis. ”Saya hanya ingin dia terkesan dengan permainan saya dan mendengar dia berteriak ’Come on!’. Saya rasa, dia melakukan itu dan saya senang mendengarnya,” tutur Osaka.
”Dia adalah sosok yang selalu saya contoh selama saya menekuni tenis. Saya tak keberatan kalah dari dia, meski tentu saja saya tak ingin kalah. Setidaknya, saya selalu mendapat pelajaran setiap kali bertemu Serena,” ujar Osaka.
Osaka juga tak sungkan bercerita mencontoh cara bermain Serena, yaitu dengan pukulan penuh tenaga dari baseline. Dia pun banyak menonton pertandingan Serena.
Meski dua kali mengalahkannya, termasuk di final Grand Slam, Osaka mengakui masih merasa terintimidasi ketika melihat Serena berada di seberang net, sebagai lawannya.
”Penggemar tenis tentu akan senang dengan pertandingan kami,” komentar Osaka yang mengalahkan Hsieh Su Wei pada perempat final.
Serena mengatakan hal serupa. ”Ini adalah semifinal Grand Slam. Petenis yang lolos ke tahap ini bukan karena kebetulan. Saya rasa, pertandingan nanti akan menarik,” ujarnya. (AP/AFP)