Hari-hari terasa lebih berat dilalui Liverpool di bulan Februari karena mengalami tiga kekalahan beruntun. Nasib itu perlahan membaik saat ”Si Merah” meraih kemenangan di laga pertama babak 16 besar Liga Champions.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BUDAPEST, RABU — Februari akhirnya berpihak kepada Manajer Liverpool Juergen Klopp. Setelah menelan tiga kekalahan beruntun di Liga Inggris, Klopp mendapatkan kemenangan pertama di bulan ”cinta” ini setelah ”Si Merah” mampu membawa pulang kemenangan 2-0 dalam laga perdana babak 16 besar Liga Champions, Rabu (17/2/2021) dini hari WIB, melawan RB Leipzig di Stadion Puskas Arena, Budapest, Hongaria.
Kemenangan itu membuat Liverpool telah menginjakkan satu kaki di babak 8 besar. Pasalnya, laga kedua, 10 Maret, akan dimainkan di markas Liverpool, Stadion Anfield. Liverpool cukup bermain imbang untuk memperbaiki hasil di Liga Champions musim lalu saat tersingkir di babak 16 besar setelah kalah agregat 2-4 dari Atletico Madrid.
Klopp pun bisa kembali tersenyum di sisi lapangan setelah wasit asal Slovenia, Slavko Vincic, meniupkan peluit panjang. Kepalan tinjunya kembali teracung di udara, ciri khas ketika timnya mencetak gol atau memastikan kemenangan.
Seusai laga itu, Klopp mengungkapkan dirinya tidak bisa menyembunyikan rasa senang dengan kemenangan di laga tandang yang dimainkan di tempat netral itu. UEFA memilih Budapest sebagai lokasi laga pertama karena Pemerintah Jerman melarang seluruh penerbangan dari Inggris untuk mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19.
”Saya pikir beberapa orang berharap kami tergelincir lagi karena mereka menganggap Leipzig adalah lawan yang tangguh bagi Liverpool. Benar, laga melawan Leipzig berjalan sulit, tetapi kami bisa melalui tantangan di laga pertama ini dan saya senang dengan performa seluruh pemain,” kata Klopp dilansir laman UEFA, Rabu (17/2/2021).
Dua gol Liverpool dicetak oleh Mohamed Salah pada menit ke-53 dan Sadio Mane lima menit kemudian. Sepasang gol itu berawal dari kesalahan yang dilakukan lini belakang Leipzig.
Gol pertama, misalnya, berawal dari kesalahan operan kapten Leipzig, Marcel Sabitzer, yang justru memberikan umpan kepada Salah. Tanpa kesulitan, Salah mencetak gol ke-24 bagi Liverpool di kompetisi Eropa. Penyerang asal Mesir itu hanya tertinggal dari Steven Gerrard yang menciptakan 41 gol di Eropa bersama Si Merah.
Selanjutnya, giliran Mane yang mampu memanfaatkan kesalahan antisipasi bola atas bek Leipzig, Nordi Mukiele. Berkat gol itu, Mane menyamai torehan gol legenda Liverpool, Ian Rush, yang menyumbangkan 20 gol di kompetisi antarklub Eropa.
Tak kebobolan
Laga kontra Leipzig menghentikan tujuh laga Liverpool selalu kebobolan. Sejak bermain imbang tanpa gol melawan Manchester United di pekan ke-18 Liga Inggris, 17 Januari, Si Merah telah kemasukan 14 gol dalam tujuh laga. Tujuh gol di antaranya bahkan tercipta dalam dua laga terakhir melawan Manchester City dan Leicester City.
Catatan tak kebobolan itu membuat Klopp tidak segan memuji penampilan kiper Alisson Becker serta dua bek tengah, Ozan Kabak dan Jordan Henderson. Duet Kabak dan Henderson menjalani laga kedua sebagai pemain utama di jantung pertahanan Liverpool. Dalam debut mereka bermain bersama, Liverpool tumbang 1-3 dari Leicester.
”Tentu tidak kebobolan akan menolong kepercayaan diri kami, terutama pemain belakang. Ali (Alisson) bisa kembali tidur nyenyak dan Hendo (Henderson) perlahan membuktinya dirinya bisa bermain di posisi (bek tengah) itu dengan sempurna,” kata Klopp.
Benar, laga melawan Leipzig berjalan sulit, tetapi kami bisa melalui tantangan di laga pertama ini dan saya senang dengan performa seluruh pemain.
Alisson membuat dua penyelamatan untuk menghindari gawangnya kemasukan gol. Salah satunya dengan menepis tembakan penyerang Leipzig, Christopher Nkunku, pada menit ke-48.
Adapun Henderson sesungguhnya belum memiliki insting prima sebagai bek tengah, terutama untuk membaca permainan dan mengantisipasi pergerakan tanpa bola lawan. Henderson kecolongan dua kali ketika Nkunku dan Hee-Chan Hwang bisa lolos dari penjagaannya untuk berhadapan satu lawan satu dengan Alisson. Tembakan Nkuku bisa diantisipasi Alisson, sedangkan sepakan Hwang pada menit 90+3 masih melebar.
Meski belum terlalu sempurna dalam bertahan, Henderson menjadi sosok sentral dalam distribusi bola bagi pemain depan Liverpool. Kapten tim nasional Inggris itu menjadi pemain dengan jumlah operan tepat terbanyak di laga itu dengan total 79 operan.
”Kami bermain baik dari sisi bertahan karena seluruh pemain memainkan perannya untuk menerapkan pertahanan zona tinggi. Kami harus mempertahankan penampilan ini karena kemenangan adalah cara terbaik keluar dari masa-masa sulit di musim ini,” ujar Henderson kepada BT Sport.
Menurut mantan penyerang Liverpool, Michael Owen, dalam acara Match of The Day di BT Sport, kesalahan lini belakang yang tercipta dalam dua laga terakhir di Liga Inggris disebabkan para pemain bertahan Si Merah kehilangan fokus, terutama dalam 30 menit akhir. Padahal, kata Owen, permainan dengan tingkat agresivitas tinggi yang menjadi karakter Liverpool di era Klopp menuntut fokus penuh selama 90 menit.
”Bagi saya, hasil positif di Liga Champions ini adalah langkah besar untuk mengembalikan kepercayaan diri skuad Liverpool setelah rentetan hasil buruk di liga,” kata Owen, pemain Liverpool terakhir yang meraih gelar Ballon d’Or edisi 2001.
Mustahil
Setelah kalah 0-2 di laga pertama, Sabitzer mengatakan, Leipzig akan menjalani misi mustahil ketika bertandang ke Anfield. Menurut dia, tim berjuluk ”Die Roten Bullen” itu seharusnya bisa mencetak satu gol agar perjuangan di laga kedua akan lebih mudah. Di musim 2019-2020 yang menjadi musim debut mereka berlaga di Liga Champions, Leipzig mampu lolos hingga babak semifinal.
”Segalanya akan sulit bagi kami, tetapi kami percaya bisa keluar dari misi mustahil ini apabila bisa menghilangkan kesalahan sendiri dan mampu memaksimalkan setiap peluang di pertahanan lawan,” ujar Sabitzer. (AFP/REUTERS)