Porto menghadirkan kekalahan ketiga Juventus dalam laga tandang di babak 16 besar Liga Champions. ”Si Naga” unggul 2-1 atas Juve berkat dua gol di menit pertama kedua babak.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
PORTO, KAMIS — Sepasang gol cepat di awal dua babak memberi kemenangan berharga bagi FC Porto dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions kontra Juventus di Stadion Do Dragao, Kamis (18/2/2021).
Mehdi Taremi mencetak gol di menit pertama, kemudian Moussa Marega menciptakan gol kedua di menit ke-46, sedangkan Juve hanya mampu membalas lewat sepakan Federico Chiesa saat laga tersisa delapan menit.
Pelatih Porto Sergio Conceicao menerapkan strategi bertahan dengan zona pertahanan tinggi untuk memberikan tekanan ketika pemain Juve menguasai bola. Pola permainan itu menjadi resep utama tim berjuluk ”Si Naga” itu bisa mendampingi Manchester City untuk lolos dari fase grup.
Racikan strategi itu pun langsung berjalan ampuh ketika laga baru berjalan 59 detik. Tekanan dari pemain Porto membuat gelandang Juve, Rodrigo Bentancur, melakukan kesalahan operan yang seharusnya diarahkan kepada kiper Wojciech Szczesny, tetapi bola lebih dekat ke kaki pemain Porto, Taremi. Penyerang asal Iran itu tanpa kesulitan memasukkan bola ke gawang tim tamu.
Kondisi di babak kedua pun serupa. Serangan cepat Porto dari sisi kanan tidak mampu dihentikan oleh bek sayap kiri Juve, Alex Sandro, kemudian bek Juve, Merih Demiral, tidak dalam posisi tepat untuk mengganggu penyerang Porto, Marega, yang mampu melakukan sepakan kaki kiri untuk mencetak gol kedua bagi ”Si Naga”.
Kami tidak menciptakan gol lewat kreasi peluang. Gol itu tercipta karena tekanan yang kami lakukan berhasil, para pemain menjalankan strategi yang kami rencanakan dengan sempurna.
”Kami tidak menciptakan gol lewat kreasi peluang. Gol itu tercipta karena tekanan yang kami lakukan berhasil, para pemain menjalankan strategi yang kami rencanakan dengan sempurna,” ujar Conceicao kepada Eleven Sports seusai laga.
Tekanan yang diberikan pemain Porto tidak hanya menutup ruang bagi Juve untuk menciptakan peluang, tetapi juga menyebabkan Juve melakukan dua kali kesalahan. Selain itu, Porto juga mampu 11 kali merebut bola dari penguasaan pemain Juve. Sementara itu, Juve hanya mampu lima kali merebut penguasaan bola dari Porto.
Keunggulan pertahanan
Selama 90 menit laga, Porto memang tidak dominan dibandingkan Juve karena hanya memiliki 34 persen penguasaan bola dengan 305 operan, sedangkan ”Si Nyonya Besar” mengemas 66 persen penguasaan bola dengan total melakukan 586 operan. Tetapi, Porto mampu menciptakan tembakan mengarah ke gawang yang serupa dengan Juve, yaitu lima tembakan.
Meski begitu, dari sisi bertahan, ”Si Naga” jauh lebih unggul dibandingkan Juve, juara Liga talia yang dikenal dengan pertahanan kokoh. Lini belakang Porto yang dipimpin bek senior, Pepe, memiliki persentase tekel sukses sebesar 65 persen. Porto mampu mencatatkan 17 tekel sukses dan 15 kali sapuan di zona pertahanan. Juve mencatatkan 57 persen tekel sukses karena hanya melakukan 12 tekel berhasil dari 21 kali percobaan.
”Kami mempelajari Juventus dengan sangat baik. Sejak awal kami memahami satu-satunya cara untuk menghentikan Juve ialah dengan menekan mereka ketika tengah menguasai bola,” kata Pepe dilansir laman UEFA.
Adapun pemain Porto yang paling menonjol dalam urusan bertahan itu ialah gelandang Sergio Oliveira. Gelandang berusia 28 tahun itu menjadi pemain yang paling banyak melakukan tekel sukses dengan tiga kali kesempatan. Ia juga menjadi pemain Porto yang paling banyak melakukan tembakan dengan total empat percobaan. Alhasil, tim analisis UEFA menobatkan Oliveira sebagai pemain terbaik di laga itu.
”Ia (Oliveira) mampu mempertahankan keahlian bertahan dengan baik, kemudian menciptakan ancaman nyata bagi tim lawan dengan akurasi bola matinya. Ia cepat membantu tim mengorganisasi permainan di lini tengah dan sigap menghentikan distribusi bola antarlini Juventus,” kata pengamat teknis UEFA Roberto Martinez, yang juga Pelatih Tim Nasional Belgia, kepada UEFA.com.
Kemenangan berharga bagi Porto itu sekaligus memberikan kemenangan kelima dari enam laga terakhir di Liga Champions. Selain itu, keunggulan penting atas Juve menjadi oase setelah Porto paceklik kemenangan di empat laga terakhir di seluruh ajang sejak awal Februari.
Kekalahan beruntun
Hasil buruk di Do Dragao menambah panjang tren kekalahan Juventus dalam laga perdana babak 16 besar Liga Champions. ”Si Nyonya Besar” selalu kalah di laga tandang babak perdelapan final Liga Champions dalam tiga musim terakhir.
Beruntung, Juve bisa membawa pulang satu gol yang dicetak Chiesa untuk membuka peluang membalas kekalahan dalam laga kedua, 9 Maret, di Stadion Allianz Arena. Juve butuh menang 1-0 untuk memastikan tiket ke babak 8 besar.
”Kami melakukan pendekatan strategi yang keliru sejak awal, saya pun tidak bisa menjelaskan kenapa itu terjadi. Tetapi, kami bisa mencetak gol yang memberikan harapan untuk pertandingan di kandang,” ujar Chiesa.
Pelatih Juve Andrea Pirlo mengatakan, Juve kesulitan membuka pertahanan Porto karena tidak mampu melakukan sirkulasi bola lebih cepat dan lebih baik sehingga Porto mampu menutup ruang di lini tengah. Dengan kondisi itu, lanjutnya, membuat Juve lebih banyak berusaha membuka pertahanan Porto dari sisi sayap.
”Tidak mudah bagi kami memberikan reaksi ketika kebobolan berkat kesalahan sendiri di menit pertama. Pemain kehilangan kepercayaan diri dan itu memengaruhi penampilan mereka,” kata Pirlo. (REUTERS)