PB PASI masih berupaya menambah kuota atlet yang lolos ke Olimpiade Tokyo, selain M Zohri. Upaya itu akan ditempuh dengan melobi negara-negara tetangga untuk menggelar kualifikasi atau mengadakan kejurnas di Tanah Air.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Di tengah banyaknya kejuaraan berkategori kualifikasi Olimpiade Tokyo yang dibatalkan, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PB PASI menyiapkan strategi untuk menambah kuota atlet ke Olimpiade ke-32 tersebut. Mereka berupaya melobi negara-negara tetangga membuat kejuaraan internasional untuk membuka peluang atlet menembus Olimpiade yang akan berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus mendatang.
"Kualifikasi Olimpiade Tokyo sebenarnya berakhir Juni nanti. Namun, kompetisi-kompetisi yang tadinya akan dipakai untuk kualifikasi banyak dibatalkan. Semua negara menghadapi ini, bukan hanya Indonesia. Maka itu, kami sedang mencari solusinya untuk membuka kembali asa atlet kita ke Olimpiade," ujar Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Tigor mengatakan, ada dua strategi yang sedang siapkan pihaknya. Pertama, mereka ingin mengajak negara-negara tetangga, seperti Thailand atau Vietnam, membuat kompetisi dengan nomor-nomor di mana atlet negara bersangkutan berpeluang lolos ke Olimpiade. Namun, rencana itu masih terbentur kendala masa karantina. "Untuk itu, kami masih menunggu situasi. Semoga rencana itu bisa terwujud pada Mei sambil menunggu keadaan membaik," katanya.
Jika rencana pertama itu tidak bisa terealisasi, PB PASI ingin membuat kejuaraan nasional untuk nomor-nomor di mana atlet Indonesia berpeluang lolos ke Olimpiade. Hasil dari kejuaraan-kejuaraan itu bisa diakui oleh World Athletics maupun Komite Olimpiade Internasional. "Semua masih wacana dan dalam studi kelayakan. Tetapi, kami berharap rencana kedua ini bisa dilakukan di Jakarta pada Mei mendatang," tutur Tigor.
Potensi "Wildcard"
Andai kedua strategi itu tidak terwujud, peluang PB PASI menambah kuota atlet ke Olimpiade Tokyo otomatis tertutup. Kalau itu terjadi, mereka tinggal berharap dari wildcard untuk menambah atlet ke Olimpiade. Kemungkinan wildcard itu diberikan kepada atlet putri karena Indonesia telah meloloskan atlet putra ke Tokyo, yakni pelari Lalu Muhammad Zohri pada nomor lari 100 meter.
Zohri lolos ke Olimpiade Tokyo seusai mencapai waktu 10,03 detik ketika meraih medali perunggu dalam Seiko Golden Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang. Adapun batas syarat Olimpiade lari 100 meter adalah 10,05 detik. "Kalau tidak ada lagi atlet yang lolos langsung ke Olimpiade, maka Indonesia akan mendapatkan wildcard. Sejauh ini, wildcard itu belum ditentukan," ungkap Tigor.
PB PASI berharap menambah empat atlet untuk lolos langsung ke Olimpiade Tokyo, yaitu Emilia Nova (nomor lari gawang 100 meter putri), Sapwaturrahman (lompat jauh), Halomoan Edwin Binsar (lari gawang 400 meter putra), dan Alvin Tehupeiory (lari 100 meter putri).
Adapun PB PASI akan mulai fokus ke Olimpiade Tokyo setelah kepengurusan baru masa bakti 2021-2025 yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan terbentuk per 15 Februari.
"Saya menginginkan seluruh pengurus baru segera fokus bekerja untuk program jangka pendek, yakni Olimpiade Tokyo, SEA Games 2021 Vietnam, dan Asian Games 2022 China yang sudah tidak lama lagi," ujar Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan sambil meminta semua anggota bekerja kreatif di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda saat ini.
Setelah Zohri, PB PASI berharap menambah empat atlet untuk lolos langsung ke Olimpiade Tokyo, yaitu Emilia Nova (nomor lari gawang 100 meter putri), Sapwaturrahman (lompat jauh), Halomoan Edwin Binsar (lari gawang 400 meter putra), dan Alvin Tehupeiory (lari 100 meter putri).
Sementara itu, pelatih lari cepat PB PASI, Eni Nuraini, menyampaikan, dirinya akan lebih banyak melaksanakan simulasi perlombaan secara internal di pelatnas untuk mengisi ketiadaan kejuaraan resmi selama setengah tahun ke depan. Tujuannya, agar atlet tidak bosan dan tetap punya ambisi untuk meraih hasil terbaik.
”Perlombaan internal ini juga penting untuk Zohri sebelum tampil di Olimpiade Tokyo. Walaupun masih belum pulih total dari cedera lutut, Zohri tetap perlu merasakan persaingan dalam lomba. Hal itu agar mentalnya sudah terasa sebelum berpartisipasi di Olimpiade,” ujar pelatih atletik terbaik Asia 2019 tersebut.
Sementara itu, pelatih lari gawang PB PASI, Fitri ”Ongky” Haryadi, menuturkan, atlet maupun pelatih butuh kepastian mengenai siapa atlet Indonesia yang mendapat wildcard ke Olimpiade Tokyo. ”Ini perlu dipastikan segera, paling tidak Maret ini. Tujuannya, supaya masih ada cukup waktu untuk menyiapkan atlet ke Olimpiade. Kalau memang tidak dikirim (bukan Emilia yang dikirim), maka kami bisa langsung fokus ke SEA Games 2021,” katanya.
Ongky punya target tinggi untuk Emilia di Olimpiade Tokyo maupun SEA Games 2021. Pada Olimpiade Tokyo, dirinya ingin Emilia bisa mencatat rekor nasional baru lari gawang 100 meter putri. Sekarang, waktu terbaik Emilia di nomor itu 13,33 detik, yaitu diraih kala menyabet medali perak di Asian Games 2018. Adapun rekornas saat ini masih dipegang Dedeh Erawati dengan waktu 13,18 detik yang dicetak di Taiwan Terbuka 2012.
Di SEA Games 2021, Ongky ingin Emilia bisa mempertahankan emas lari 100 meter gawang putri yang diraih pada SEA Games 2019 Filipina lalu. Selain itu, ia diharapkan meraih emas heptathlon putri setelah hanya membawa pulang perak dalam SEA Games 2017 Malaysia. ”Sebagai pelatih, saya ingin prestasi terbaik untuk atlet saya di setiap kejuaraan,” pungkas Ongky.