Manchester United punya kapabilitas tim juara, tetapi belum memiliki mental juara. Kesiapan mereka sebagai calon juara Liga Inggris akan diuji lagi di kandang West Brom.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
WEST BROMWICH, MINGGU — Manchester United begitu superior musim ini dengan berada dalam radar perburuan trofi Liga Inggris. Meski bersaing di jalur juara, skuad ”Setan Merah” sebenarnya belum memperlihatkan mental juara mereka. Sebuah paradoks dalam tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer ini terus memudarkan mereka dari persaingan gelar liga.
MU tampak kokoh di puncak klasemen sementara Liga Inggris, sekitar tiga pekan lalu, pada akhir Desember. Mereka bersaing ketat dengan rival sekota Manchester City dan meninggalkan jauh pesaing lainnya.
Akan tetapi, skuad Setan Merah seperti tak mampu menahan udara dingin di puncak klasemen. Setelah pekan tersebut, Bruno Fernandes dan rekan-rekan perlahan terjatuh. Mereka banyak membuang poin dalam pertandingan yang seharusnya dimenangi.
Selama periode itu, MU sudah melakoni empat pertandingan. Dari 12 poin maksimal, mereka hanya bisa meraup 5 poin. Mereka kalah dari tim juru kunci Sheffield United (1-2) serta imbang dari Arsenal (0-0) dan Everton (3-3).
Hasil-hasil tersebut jauh di bawah ekspektasi Setan Merah yang sedang dalam performa terbaiknya dalam genggaman Solskjaer. Sebagai kandidat juara, seharusnya mereka tidak kalah dari tim sekelas Sheffield.
MU pun membuang kans meraup tiga poin ketika gagal mengalahkan Arsenal yang turun tanpa banyak pemain terbaiknya. Sementara itu, pekan lalu, gol pada injury time membuat mereka kehilangan tiga poin dari Everton. Padahal, kemenangan sudah jelas di depan mata.
Satu-satunya kemenangan yang diraih hanya melawan Southampton, dengan skor fantastis 9-0. Kemenangan dari laga yang diwarnai dua kartu merah pemain lawan ini memang spektakuler. Namun, hujan gol itu bernilai sama dengan laga lain, sama-sama hanya menghasilkan tiga poin.
Tren kehilangan poin pun berdampak pada lanskap perebutan gelar. City, di puncak klasemen, unggul 8 poin seusai menumbangkan Tottenham Hotspur dini hari tadi. Pesaing dari bawah, Leicester, baru berhasil mengambil peringkat kedua milik MU setelah menaklukkan Liverpool pada Sabtu malam.
Uniknya, Setan Merah sedang dalam performa terbaik sebelum memuncaki klasemen. Ketika media Inggris membicarakan mereka sebagai salah satu kandidat juara, performa konsisten tiba-tiba terjadi.
Sebagai pembanding, sebelum dihitung sebagai kompetitor juara, MU sedang dalam rentetan 13 laga tidak terkalahkan, 10 kali di antaranya berujung kemenangan. Jika dibandingkan, MU dalam 4 laga terakhir telah kehilangan 7 poin. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kehilangan poin mereka dalam 13 laga sebelumnya, hanya 6 poin.
Faktanya lagi, dalam tren cemerlang tersebut, anak asuh Solskjaer sering mencuri tiga poin di ujung-ujung pertandingan. Dengan bermain seperti mesin diesel atau lambat panas, mereka sering mengubah hasil akhir laga dalam sekejap. Situasi ini berbeda dengan setelahnya ketika mereka justru membuang-buang poin pda akhir laga.
Gejolak penampilan ini menandakan MU sebenarnya punya kapabilitas dari komposisi dan kemampuan pemain untuk jadi juara. Hanya saja, mereka belum memiliki mental yang seharusnya dimiliki oleh tim juara.
Mereka belum memilikinya, mereka belum punya mental dari tim juara. Sulit memiliki hal tersebut ketika delapan minggu sebelumnya manajer mereka dalam masalah besar ketika tersingkir dari (babak grup) Liga Champions.
”Mereka belum memilikinya, mereka belum punya mental dari tim juara. Sulit memiliki hal tersebut ketika delapan minggu sebelumnya manajer mereka dalam masalah besar ketika tersingkir dari (babak grup) Liga Champions,” kata mantan bek MU, Gary Neville, pada awal Februari lalu, dalam siniar (konten yang diunduh melalui internet) Sky Sports.
Bagi Neville, fakta skuad Setan Merah belum punya mental juara memang mengecewakan. Namun, dia bisa menerima itu. ”Saya hanya berharap sebagai fans MU, musim ini mereka bisa mendekati Liverpool dan City. Jika mereka bisa berada di antara kedua tim itu (seperti saat ini), menurut saya, sudah sebuah kemajuan yang sangat besar,” ucapnya.
Ujian berikutnya
Mental juara ini yang akan kembali menjadi ujian MU pada akhir pekan. Fernandes dan rekan-rekan akan bertandang ke markas tim papan bawah, West Bromwich Albion, Stadion The Hawthorns, pada Minggu (14/2/2021) pukul 21.00 WIB.
Solskjaer menyadari timnya perlu segera bangkit. Mereka perlu mendapatkan momentum lagi untuk bisa mendekati City yang terus mengoleksi poin. Sang tetangga tidak akan tergapai dengan inkonsistensi Setan Merah saat ini.
”Pastinya, ini merupakan laga yang sangat penting untuk kami. Setiap pertandingan kami berharap ada kemungkinan untuk menipiskan jarak dengan tim di atas kami. Itulah yang akan kami lakukan nanti untuk kembali ke jalur kemenangan,” kata manajer asal Norwegia tersebut.
West Brom menjadi pijakan yang tepat bagi MU untuk mengambil momentum. Tim peringkat ke-19 ini punya rekor pertahanan terburuk di liga, 54 kemasukan dalam 23 laga. Mereka kemasukan 13 gol dalam lima laga terakhir, dengan tanpa satu kemenangan pun dalam semua pertandingan tersebut.
Tim tamu akan tampil tanpa gelandang top Paul Pogba yang masih menepi akibat cedera. Namun, absennya Pogba bukanlah masalah besar. Fernandes justru akan mendapat peran dan tanggung jawab lebih besar lagi. Dengan itu, dia bisa memaksimalkan seluruh kekuatan magisnya.
Aksi gelandang berbakat MU, Scott McTominay, patut dinanti. Dia sedang menjalani peran baru sebagai pemecah kebuntuan tim. Pemain asal Skotlandia ini sudah mencetak tiga gol dalam tiga laga terakhir. Adapun dalam paruh musim pertama, dia hanya menghasilkan tiga gol, jumlah yang sama dengan beberapa laga terakhir.
Tuan rumah West Brom sudah pasti akan memainkan sepak bola pragmatis. Seperti ciri khas mereka di bawah sang manajer Inggris, Sam Allardyce. Mereka akan memfokuskan pergerakan pemain saat tidak memegang bola ketika bertahan.
”Saya berharap para pemain bisa mencapai performa terbaik mereka. Tim ini pernah menahan imbang City dan Liverpool musim ini. Anda harus bekerja keras karena MU kemungkinan akan menguasai bola lebih banyak ketika mendapat peluang, kami harus memaksimalkannya. Itu yang kami butuhkan untuk mengalahkan MU,” kata Allardyce dikuti situs resmi klub.
Duel West Brom melawan MU jadi pertarungan yang sangat menarik di dua sisi yang berlawanan. Tim tuan rumah butuh kemenangan untuk lepas dari jeratan zona degradasi, sedangkan MU mengincar tiga poin demi terus berada dalam jalur perburuan gelar. (AP/REUTERS)