Giliran Ivan Rakitic, bersama Sevilla, yang melukai bekas timnya Barcelona di laga pertama semifinal Copa del Rey. Rakitic semakin mempersulit Barca meraih gelar musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
SEVILLA, KAMIS — Keputusan Barcelona membuang gelandang Ivan Rakitic dan penyerang Luis Suarez ke tim rival telah menjadi bumerang. Setelah Suarez, bersama Atletico Madrid, mempersempit kans juara Barca di Liga Spanyol, sekarang giliran Rakitic, dengan Sevilla, yang melukai ”Blaugrana” di Piala Raja Spanyol.
Rakitic lewat sumbangan satu gol di menit-menit akhir sukses mengantarkan Sevilla menang atas tim tamu Barca, 2-0, dalam laga pertama semifinal, Kamis (11/2/2021) dini hari WIB, di Stadion Ramon Sanchez-Pizjuan.
Lolos dari jebakan offside, gelandang asal Kroasia ini berhadapan satu lawan satu dengan kiper Marc-Andre ter Stegen. Dia dengan mudah menceploskan bola ke gawang mantan timnya, menggandakan keunggulan Sevilla, lima menit jelang peluit panjang pertandingan.
Sebelum laga, Rakitic mengatakan tidak akan melakukan selebrasi jika mencetak gol ke gawang tim yang pernah dibela selama enam musim tersebut. ”Saya memiliki banyak momen menyenangkan di sana. Putri kecil saya lahir di Barcelona, saya punya banyak teman dan banyak cinta yang saling menguntungkan di kota tersebut,” katanya kepada AS.com.
Pemain 32 tahun ini memegang janjinya. Setelah mencetak gol, dia hanya melakukan perayaan sangat dingin dengan mencium tangannya. Kemudian, Rakitic langsung menunduk dan menahan diri ketika rekan-rekan lain datang ke arahnya.
Selain mencetak gol, Rakitic juga bermain nyaris tanpa celah selama 90 menit. Dia membantu tuan rumah mengimbangi dominasi Barca di lini tengah. Gelandang kreatif ini mencatatkan 86 kali sentuhan, 3 kali intersepsi, dan 1 kali umpan kunci.
Sumbangan Rakitic melengkapi kemenangan Sevilla yang sudah unggul sejak babak pertama lewat gol bek tengah Jules Kounde. Lewat aksi solo dari sepertiga lapangan, Kounde memanfaatkan rapuhnya barisan pertahanan Barca.
Kemenangan dua gol ini pun memberatkan kans Barca untuk meraih tiket ke final. Skuad asuhan Ronald Koeman setidaknya butuh usaha ekstra ketika laga kedua semifinal dilangsungkan di kandang mereka.
Performa gemilang Rakitic seperti menjadi pembuktian dirinya tidak pantas dibuang pada musim panas lalu. Jika sukses menyingkirkan Barca pada laga kedua nanti, hal itu akan semakin menegaskan kesalahan besar Blaugrana.
Pembalasan para mantan ini merupakan kenyataan pahit bagi Barca. Di liga, mereka sudah terluka akibat penampilan Suarez yang begitu cemerlang bersama Atletico. Suarez membuat Atletico kokoh di puncak klasemen sementara, meninggalkan jauh bekas timnya.
Rakitic dan Suarez dibuang bersamaan setelah kedatangan Koeman pada jendela musim panas. Selain ingin melakukan regenerasi di bawah Koeman, Barca juga mencuci gudang pemain bintang karena sedang dilanda krisis finansial.
Kesalahan fatal
Keputusan Koeman mengganti barisan lini belakang timnya harus dibayar mahal. Dia memainkan Samuel Umtiti sebagai penggati Clement Lenglet. Umtiti yang hanya mendapatkan kesempatan bermain 338 menit sepanjang musim ini menjadi awal petaka Barca. Dua kesalahan antisipasinya berbuah sepasang gol Sevilla.
Itu adalah keputusan teknis (mengganti Lenglet). Masih akan ada banyak pertandingan ke depan. Dia (Umtiti) mengalami kegagalan, seperti orang lain. Tidak adil mengadilinya. Kami kalah bersama dan kami menang bersama.
”Itu adalah keputusan teknis (mengganti Lenglet). Masih akan ada banyak pertandingan ke depan. Dia (Umtiti) mengalami kegagalan, seperti orang lain. Tidak adil mengadilinya. Kami kalah bersama dan kami menang bersama,” ucap Koeman, dikutip Sport.es.
Tampil dengan lini serang inti, Lionel Messi, Antoine Griezmann, dan Ousmane Dembele, Barca beberapa kali mengancam gawang tuan rumah. Namun, tidak satu pun yang berhasil menjadi gol berkat penampilan apik kiper lawan Yassine Bounou.
Messi, yang memainkan laga ke-900, setidaknya menghasilkan dua peluang emas. Peluang pertama datang pada menit-menit awal lewat tendangan voli. Peluang kedua datang dari tendangan bebas di pengujung laga. Sayangnya, kedua tendangan itu bisa ditepis Bounou.
Pada awal babak kedua, bek kiri Barca, Jordi Alba, dijatuhkan di kotak penalti. Namun, wasit Antonio Mateu Lahoz memutuskan tidak ada pelanggaran. Permainan pun berlanjut tanpa hadiah yang diinginkan Barca.
”Seharusnya itu penalti. Jika ada VAR, Anda pasti memberikan penalti. Hasil ini merupakan hukuman keras. Kami mestinya bisa meraih hasil baik. Kami bertarung dan mendapat beberapa peluang. Hanya saja itu tidak tecermin pada hasil akhir,” ujar Koeman.
Sebaliknya, Pelatih Sevilla Julen Lopetegui sangat puas dengan kemenangan timnya. ”Tim ini bermain sangat baik melawan tim besar seperti Barca. Ini adalah momen yang hebat. Kami bermain bagus, bertahan bagus, juga bisa membuat beberapa gol,” katanya.
Meski senang, Lopetegui belum mau terlalu percaya diri. Sebab, masih ada 90 menit lagi yang harus dimainkan di Stadion Camp Nou. Semua hal masih bisa terjadi di laga kedua semifinal. Apalagi, belakangan ini Barca terkenal sebagai tim yang suka membalikkan keadaan.
”Kami akan istirahat dulu dari babak semifinal selama 180 menit, ada banyak hal yang harus dilakukan sebelum kami pergi ke Barcelona. Anda harus tahu, kami punya tugas yang rumit di sana,” ujar Lopetegui. (AFP/REUTERS)