Kejelian Pirlo Bawa Juventus Tembus Final Coppa Italia
Juventus menjadi tim pertama yang memastikan satu tiket di final Piala Italia musim ini. ”Si Nyonya Besar” mengatasi perlawanan Inter Milan dengan agregat 2-1.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
TURIN, RABU — Kejelian Pelatih Juventus Andrea Pirlo meramu taktik pada laga kedua semifinal Piala Italia melawan Inter Milan di Stadion Allianz Arena, Rabu (10/2/2021) dini hari WIB, membantu Juventus memastikan satu tempat di laga final. Meskipun hanya bermain imbang tanpa gol, ”Si Nyonya Besar” unggul agregat 2-1.
Untuk menghadapi Inter, Pirlo mengubah tujuh pemain dalam susunan 11 pemain awal dibandingkan dengan saat menghadapi AS Roma pada pekan ke-21 Liga Italia, akhir pekan lalu. Perubahan signifikan terjadi di lini belakang dengan memainkan Gianluigi Buffon, Matthijs De Ligt, dan Merih Demiral untuk menggantikan Wojciech Szczesny, Giorgio Chiellini, dan Leonardo Bonucci.
Kolaborasi De Ligt dan Demiral ternyata ampuh untuk meredam duet penyerang tajam Inter, Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku. Selama 90 menit, De Ligt tidak pernah menjauh dari Lukaku. Kekuatan fisik bek berusia 21 tahun itu mampu mematikan pergerakan Lukaku, termasuk unggul dalam duel udara dengan penyerang asal Belgia itu.
Meskipun tidak selalu mengawal Martinez, Demiral mampu menghalangi umpan matang dari lini tengah Inter kepada penyerang tim nasional Argentina itu. Kehadiran De Ligt dan Demiral membuat kedua penyerang Inter tidak sekali pun memiliki peluang yang merepotkan Buffon.
Alhasil, untuk ketiga kalinya di musim ini, Inter gagal mencetak gol ketika Lukaku dan Martinez diturunkan bersama sejak menit awal. Pada dua laga sebelumnya, Inter tumbang dari Real Madrid, 0-2, dan ditahan Udinese, 0-0. Secara total duet penyerang tim berjuluk ”Si Ular Besar” itu telah menciptakan 32 gol dan 9 asis pada musim ini.
Kemudian, Pirlo menempatkan Juan Cuadrado dan Federico Bernadeschi untuk mengatasi dua pemain sayap Inter, Matteo Darmian dan Achraf Hakimi, yang menjadi poros utama serangan tim asuhan Antonio Conte itu.
Pirlo menyatakan, dirinya memahami ambisi Inter untuk mencetak gol dan membalikkan ketertinggalan agregat pada laga kedua tersebut. Oleh karena itu, fokus utama Juve ialah mematikan serangan Inter, kemudian berusaha melakukan serangan balik cepat.
”Saya puas dengan penampilan kami yang mampu menyulitkan Inter melakukan tembakan mengarah ke gawang,” kata Pirlo dilansir La Gazzetta dello Sport.
Selama 90 menit pertandingan, Inter memang mencatatkan 21 tembakan, tetapi hanya tiga yang mengarah ke gawang Juve yang dikawal Buffon. Di sisi lain, Juve memiliki empat tembakan yang mengancam gawang Inter dari 12 kali percobaan tembakan.
Hanya saja, penampilan gemilang kiper Inter, Samir Handanovic, mampu mengagalkan tiga peluang emas Cristiano Ronaldo serta mengantisipasi dengan baik sontekan Dejan Kulusevski.
Saya puas dengan penampilan kami yang mampu menyulitkan Inter melakukan tembakan mengarah ke gawang.
”Handanovic pemain terbaik Inter pada laga ini,” ucap Pirlo. Pelatih berusia 41 tahun itu menjadi pelatih Juve pertama yang membawa ”Si Nyonya Besar” ke final Piala Italia pada musim perdananya.
Pelatih Inter Antonio Conte berusaha membuka pertahanan Juve dengan memainkan dua playmaker sekaligus, yaitu Christian Eriksen dan Marcelo Brozovic. Namun, cara itu tidak cukup untuk membuka ruang di sisi pertahanan Juve.
”Kami harus membayar mahal kesalahan pada laga pertama dengan kegagalan ini. Ketika gagal, Anda harus belajar dari kesalahan sehingga kami akan mencoba lagi di kesempatan lain,” kata Conte.
Dalam dua musim menjadi Pelatih Inter, Conte hanya mampu membawa ”Si Ular Besar” melaju hingga babak semifinal Piala Italia. Pada musim lalu, Inter juga kandas di fase empat besar setelah tumbang dengan agregat 1-2 dari Napoli, yang kemudian menjadi juara.
Selanjutnya, Juve akan menunggu pemenang laga semifinal lain antara Atalanta dan Napoli. Laga kedua akan berlangsung di Stadion Gewiss, markas Atalanta, Kamis (11/2) pukul 02.45 WIB. Kedua tim bermain imbang 0-0 di Stadion Diego Maradona, pekan lalu.
Protes Conte
Kegagalan serangan dan terkuncinya dua penyerang andalan membuat Pelatih Inter Antonio Conte meradang. Dalam satu momen ketika laga baru berjalan 10 menit, Martinez sempat terjatuh di kotak penalti Juve. Kondisi itu membuat Conte berteriak di sisi lapangan karena menganggap Martinez jatuh akibat kontak dengan pemain Juve.
Setelah berkonsultasi dengan asisten wasit peninjau video (VAR), wasit Maurizio Mariani menilai Martinez jatuh bukan karena dilanggar pemain sayap Juve, Bernadeschi. Kondisi itu membuat Conte kesal dan sempat beradu argumen dengan bek Juve, Leonardo Bonucci.
”Hormati keputusan wasit,” ujar Bonucci di sisi lapangan setelah menyaksikan mantan pelatihnya itu.
Tidak hanya Bonucci, Presiden Juventus Andrea Agnelli juga meluapkan kata-kata yang mengungkapkan ketidaksukaannya dengan sikap Conte sepanjang laga ketika peluit panjang ditiupkan wasit.
”Mereka (Inter) harus lebih sopan. Mereka harus menampilkan sportivitas dan rasa hormat kepada siapa pun yang tengah bertugas di dalam pertandingan,” kata Agnelli seusai laga kepada Rai Sport menanggapi umpatan Agnelli. (AFP)