Robert Lewandowski sekali lagi menjadi sosok penentu bagi langkah Bayern Muenchen menuju gelar juara. Penyerang asal Polandia itu mencetak ”brace” untuk membawa Bayern melaju ke babak final Piala Dunia Antarklub.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
AL RAYYAN, SELASA — Dua gol sumbangan Pemain Terbaik FIFA 2020, Robert Lewandowksi, memuluskan jalan Bayern Muenchen untuk memenuhi ambisi meraih gelar keenamnya di era pelatih Hans-Dieter Flick. Bayern berhasil menumbangkan wakil Benua Afrika, Al Ahly, dengan skor 2-0 di babak semifinal Piala Dunia Antarklub di Stadion Ahmad bin Ali, Qatar, Selasa (9/2/2021) dini hari WIB.
Setelah memastikan satu tempat di partai puncak, Bayern telah ditunggu oleh wakil Amerika Utara atau Concacaf, Tigres UANL. Tigres, yang merupakan kontestan Liga Meksiko, menumbangkan juara Piala Libertadores asal Brasil, Palmeiras, 1-0, di laga semifinal, Senin (8/2/2021).
Berada di laga final Piala Dunia Antarklub 2020 memberi peluang bagi tim berjuluk ”Die Roten” itu untuk menyempurnakan performa sensasional selama 2020. Berlaga kontra Tigres, Jumat (12/2/2021), akan menjadi kesempatan bagi Bayern mengoleksi gelar keenam selama 2020. Sebelumnya, Bayern telah membawa pulang trofi Liga Jerman, Piala Jerman, Liga Champions Eropa, Piala Super Eropa, dan Piala Super Jerman.
”Kami ingin memenangi gelar keenam. Piala Dunia Antarklub selalu istimewa,” kata Lewandowski, dilansir laman resmi Bayern Muenchen.
Lewat sepasang gol itu, Lewandowski telah menyumbangkan 29 gol dari 27 penampilan bersama Bayern di musim 2020-2021. Ia menjadi pemain dengan tingkat produktif tertinggi bagi para pemain yang berlaga di lima liga top Eropa.
Adapun pertemuan Bayern dengan Tigres adalah duel perdana tim Eropa melawan wakil asal Amerika Utara di babak final Piala Dunia Antarklub. Di sisi lain, prestasi terbaik tim dari Concacaf ialah peringkat ketiga yang pernah diraih dua klub asal Meksiko, Pachuca dan Monterrey.
Pelatih Bayern Hans-Dieter Flick berkata, laga melawan Tigres tidak akan berjalan mudah. Bayern, lanjutnya, akan mempersiapkan diri untuk menghadapi para pemain Tigres yang dominan melakukan duel fisik dengan lawan-lawannya.
”Jika kami sukses membawa pulang trofi keenam, itu adalah keberhasilan yang luar biasa bagi sejarah Bayern,” ucap Flick.
Dampak ”jetlag”
Meskipun tampil dominan dibandingkan Al Ahly yang berasal dari Mesir, Bayern hanya bisa mencetak dua gol lewat tembakan Lewandowski pada menit ke-17 serta tandukan terarah pada empat menit akhir jelang peluit akhir pertandingan.
Dalam laga itu, ”Die Roten” kembali menampilkan permainan dominan yang mampu memaksa lawan untuk bermain bertahan. Bayern mengoleksi 65 persen penguasaan bola, sedangkan Al Ahly hanya melakukan 35 persen penguasaan bola. Superioritas Bayern atas Al Ahly terlihat dari catatan 23 tembakan. Sementara itu, Al Ahly hanya mampu melakukan lima tembakan selama 90 menit laga itu.
Namun, penampilan Bayern masih jauh dari sempurna. Perjalanan udara sekitar enam jam dari Muenchen menuju Al Rayyan membuat mayoritas skuad Die Roten terasa masih merasakan jetlag. Variasi operan pendek dan bola-bola panjang yang selama ini menjadi kunci permainan Bayern gagal memanjakan para pemain depan Bayern yang diperkuat Lewandowski, Thomas Mueller, Serge Gnabry, dan Kingsley Coman.
Lewandowski tidak kenal lelah memberikan semangat kepada rekan-rekan setimnya yang mulai merasa kelelahan di paruh kedua laga akibat jetlag.
Selain itu, penetrasi yang mengandalkan kecepatan dari kedua sisi sayap melalui kolaborasi Benjamin Pavard dan Gnabry dari sisi kanan serta Alphonso Davies dan Coman di sisi kiri tidak terlihat di laga melawan Al Ahly.
Melihat permainan anak asuhannya itu, Flick pun berkali-kali berteriak ketika serangan Bayern kandas. Lewandowski pun tidak kenal lelah memberikan semangat kepada rekan-rekan setimnya yang mulai merasa kelelahan di paruh kedua laga.
”Selama 30 hingga 35 menit awal kami bermain baik. Kemudian, kami banyak melakukan kesalahan sehingga memaksa kami untuk lebih banyak berlari. Secara umum, penampilan kami tidak ideal, tetapi kami pantas menang karena mampu lebih dominan dibandingkan Al Ahly,” kata gelandang Bayern, Joshua Kimmich.
Sementara itu, kegagalan melaju ke partai final membuat Pelatih Al Ahly Pitso Mosimane kecewa. Meski begitu, ia mengakui kualitas Bayern jauh di atas skuadnya. Hal itu membuat Al Ahly sangat menderita dengan permainan dominan Die Roten sepanjang laga.
Setelah gagal mencapai partai puncak, Mosimane menargetkan Al Ahly membawa pulang medali perunggu. Pada Kamis (11/2/2021), Al Ahly akan menjamu Palmeiras untuk memperebutkan peringkat ketiga Piala Dunia Antarklub edisi 2020.
”Kami telah bermain baik di lini pertahanan, tetapi sangat sulit membuat kesempatan mencetak gol melawan tim besar seperti Bayern. Selanjutnya, target kami menampilkan permainan terbaik melawan Palmeiras demi memenangi medali perunggu,” ujar Mosimane, seperti dikutip laman klub.
Penyerang sayap Al Ahly, Taher Mohamed, bertekad untuk memperbaiki kesalahan jelang menghadapi Palmeiras. Dalam laga melawan Bayern, dukungan dari lini tengah kurang didapatkan pemain depan Al Ahly sehingga sejumlah upaya tim berjuluk ”Si Setan Merah” itu untuk membuat peluang selalu mudah diantisipasi pemain belakang Bayern.
”Kesalahan yang kami lakukan akan menjadi bahan evaluasi untuk persiapan melawan Palmeiras. Laga perebutan tempat ketiga akan berlangsung ketat. Saya berharap kami bisa menang dan membawa pulang medali perunggu untuk membuat para pendukung senang,” tutur Mohamed. (AFP)