Medina Diminta Persiapkan Diri untuk Kejuaraan Dunia
Setelah batal digelar tahun lalu, Piala Dunia Catur Putri 2020 kemungkinan dilaksanakan tahun ini. Maka itu, WGM Medina Warda Aulia yang dapat tiket Piala Dunia sejak 2019 itu diminta terus mempersiapkan diri.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, MINGGU — Setelah batal digelar di Minsk, Belarus, 10 September-3 Oktober, Piala Dunia Catur Putri 2020 kemungkinan dilaksanakan di Sochi, Rusia, tahun ini. Oleh sebab itu, pecatur Grand Master Putri (WGM) Medina Warda Aulia (2.360), yang mendapat tiket Piala Dunia Catur sejak 2019, diminta terus mempersiapkan diri demi mencapai target lolos dari babak pertama.
”Walaupun FIDE (Federasi Catur Internasional) belum memastikan apakah Piala Dunia Putri 2020 tetap jalan atau ditunda lagi, Medina harus tetap fokus latihan. Agar, kalau Piala Dunia Putri dijalankan, dia sudah siap,” ujar Ketua Umum PB Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) GM Utut Adianto dalam Temu Bintang Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) secara virtual, Minggu (7/2/2021).
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem mengatakan, FIDE telah mengabarkan bahwa Piala Dunia Catur Putri akan diselenggarakan tahun 2021. Namun, lokasi kejuaraan dipindah dari Minsk ke Sochi. Menurut rencana, kejuaraan akan dilaksanakan pada pertengahan kedua tahun 2021 atau antara Juli-Desember.
”Sekarang, selain menanti jadwal pasti Piala Dunia Catur Putri, kami juga masih menunggu regulasi kejuaraan tersebut. Ada kemungkinan jumlah peserta ditambah dari biasanya 64 peserta. Kalau ada penambahan peserta, WGM Irene Kharisma Sukandar (2.413) berpotensi untuk ikut serta,” kata Kristianus.
Tidak pasang target
Utut menuturkan, dirinya tidak mau memberikan target khusus untuk Medina karena khawatir itu menjadi beban. Untuk itu, dia hanya berharap Medina bisa mempersiapkan diri dengan maksimal agar bisa memberikan hasil terbaik, setidaknya melebihi Irene yang tidak pernah lolos dari babak pertama dalam dua kali partisipasi di Piala Dunia Catur Putri, yakni di Rusia 2015 dan Iran 2017.
Utut yang pernah menjadi GM Super dengan ELO rating di atas 2.600 antara 1995 dan 1999 itu yakin, Medina bisa memberikan kejutan di Piala Dunia Catur Putri. Sebab, Medina adalah salah satu pecatur terbaik Indonesia yang punya bakat besar, terutama dalam kalkulasi.
Medina tinggal mempertajam kembali pembukaannya, serta lebih menjaga emosi agar tidak buru-buru ingin langsung menang yang menjadi kelemahannya selama ini.
Pecatur berusia 23 tahun itu cukup stabil kalau bermain dengan buah hitam pertahanan Perancis. ”Medina tinggal mempertajam kembali pembukaannya, serta lebih menjaga emosi agar tidak buru-buru ingin langsung menang yang menjadi kelemahannya selama ini,” ujar Utut.
Utut berjanji kalau Medina bisa membuat kejutan, terutama menjadi juara Piala Dunia Catur Putri kali ini, PB Percasi memberikan bonus berupa mengirim atlet kelahiran Jakarta, 7 Juli 1997 itu ke Eropa untuk mengikuti sejumlah kejuaraan di Benua Biru. ”Kami yakin Medina punya potensi membuat kejutan karena dia punya rekam jejak mengalahkan pecatur hebat (seperti menang atas pecatur Belanda GM Ivan Sokolov (2.595) di Turnamen Catur Internasional Japfa GM dan WGM 2019 di Yogyakarta, Juni 2019,” tuturnya.
Medina lolos ke Piala Dunia Catur Putri untuk pertama kalinya setelah juara Kejuaraan Catur Asia Timur Jauh 2019 di Ulan Bator, Mongolia, April 2019. Selain dia, pecatur putra Indonesia GM Susanto Megaranto (2.550) juga turut lolos ke Piala Dunia Catur 2019 di Khanty-Manslysk, Rusia, September 2019 setelah juara Kejuaraan Catur Asia Timur Jauh 2019. Akan tetapi, Susanto gugur di babak pertama Piala Dunia Catur 2019 setelah kalah dari pecatur tuan rumah GM Sergey Karjakin.
Menghadapi Piala Dunia Catur Putri, Medina mengaku fokus memperdalam variasi pembukaan. Dirinya coba menganalisis kelemahan pembukaannya selama ini dan mempelajari pembukaan calon lawan-lawannya nanti.
”Harapan saya yang penting bisa main sebaik mungkin saja dulu supaya saya bisa main tanpa beban. Kalau ada target, takutnya itu jadi beban dan mainnya tidak lepas,” ujar Medina, yang sekarang turut menyandang predikat Internasional Master (IM) tersebut.
Menurut Kristianus, kendala persiapan Medina saat ini belum bisa berlomba dalam kejuaraan secara normal. Ini karena PB Percasi belum bisa menggelar kejuaraan normal di dalam negeri maupun mengirim pecatur ke kejuaraan normal di luar negeri yang memang masih sangat minim, khususnya di kawasan Asia.
”Kami berharap pecatur kita sudah bisa bertanding secara normal. Mudah-mudahan rencana ini sudah bisa berjalan dalam waktu dekat karena berbeda bertanding normal dan daring. Tapi, untuk saat ini, kami sementara memaksimalkan ikut bertanding secara daring yang kejuaraannya cukup banyak,” ujar Kristianus.
Utut menyampaikan, karena penyebaran Covid-19 masih cukup tinggi di Indonesia, sulit rasanya menggelar kejuaraan normal dalam waktu dekat. Untuk itu, PB Percasi patut mengoptimalkan kejuaraan daring yang ada. ”Kita juga perlu membuat lebih banyak kejuaraan daring ataupun berbagi ilmu secara daring dengan lebih menarik,” ujarnya.