Lewis Hamilton dan Mercedes akhirnya menyepakati kelanjutan kerja sama di ajang Formula 1. Musim 2021 pun menjadi krusial karena Hamilton berpotensi menancapkan tonggak sejarah baru dengan meraih gelar juara kedelapan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Tujuh belas tahun lalu, saat Michael Schumacher meraih gelar ketujuh juara dunia Formula 1, Lewis Hamilton masih berkutat di Formula 3. Namun, pebalap asal Inggris itu kini telah menjelma pebalap terbaik di F1 dan menyamai rekor juara Schumacher yang semula diyakini mustahil terjadi. Hamilton kini berpeluang mencetak sejarah besar sebagai pebalap pertama yang meraih delapan gelar juara dunia Formula 1.
Hamilton sebelumnya belum dipastikan akan kembali tampil pada Formula 1 musim 2021 karena perpanjangan kontraknya yang tidak kunjung diumumkan. Bahkan, sejak Januari lalu, dia berstatus tanpa tim karena kontraknya dengan Mercedes telah habis pada akhir 2020.
Negosiasi kontrak yang panjang itu akhirnya menemukan titik temu dan diumumkan Mercedes, Senin (8/2/2021). Kontrak baru Hamilton bersama Mercedes itu diumumkan hanya untuk musim 2021. Belum diketahui apakah Hamilton dan Mercedes masih akan bersama pada tahun-tahun berikutnya.
Namun, dalam kontrak itu ada materi lain yang disepakati, yaitu mendorong keberagaman di Formula 1. Poin itu menjadi bagian penting yang mewujudkan kesepakatan.
”Bagian penting dari perjanjian baru ini dibangun di atas komitmen bersama untuk keberagaman yang lebih besar dan inklusi dalam olahraga balap yang dibuat tahun lalu oleh Lewis dan Mercedes. (Kerja sama tambahan) itu akan berbentuk yayasan amal bersama yang akan memiliki misi mendukung keberagaman yang lebih besar dan inklusi dalam segala bentuknya dalam olahraga balap,” bunyi pernyataan resmi Mercedes.
Hamilton musim lalu sangat vokal dalam menyuarakan masalah rasialisme dan mendorong kesetaraan kesempatan dalam Formula 1. Dia menilai F1 didominasi oleh kelompok dengan latar belakang tertentu sehingga diperlukan langkah nyata untuk mewujudkan keberagaman.
Faktor itu pula yang paling memotivasi Hamilton untuk melanjutkan kariernya. Ia ingin terlibat aktif dalam usaha menjadikan dunia sebagai tempat bersama yang lebih baik.
”Saya sangat gembira memasuki musim kesembilan saya bersama rekan-rekan setim saya di Mercedes. Kami telah meraih hal-hal luar biasa dan ingin membangun kesuksesan lebih panjang, sambil terus berupaya mengembangkan diri, baik di dalam maupun di luar lintasan,” ujar Hamilton dikutip BBC.
Sempat alot
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff pun lega negoisasi alot perpanjangan kontrak timnya dengan Hamilton telah berakhir. ”Tahun 2020 adalah tahun yang sangat tidak biasa. Kami pun perlu waktu untuk menyelesaikan prosesnya (kontrak baru). Bersama-sama, kami telah memutuskan memperpanjang kerja sama untuk satu musim lagi dan memulai proyek jangka panjang dalam komitmen bersama kami demi keberagaman yang lebih besar,” ujarnya.
Hamilton telah menjadi aset yang berharga bagi Mercedes. Sejak menggantikan Schumacher pada 2013, Hamilton telah meraih enam gelar juara dunia pebalap bersama tim ’Panah Perak’.
Hamilton telah menjadi aset yang berharga bagi Mercedes. Sejak menggantikan Schumacher pada 2013, Hamilton telah meraih enam gelar juara dunia pebalap bersama tim ”Panah Perak”. Dia juga mengantar Mercedes meraih gelar juara konstruktor tujuh musim beruntun sejak era mesin turbo hibrida bergulir pada 2014.
Kerja sama itu juga mengantar Hamilton terus menciptakan rekor baru. Musim lalu, dia menyamai rekor juara dunia (tujuh kali) Schumacher dan menjadi pebalap dengan kemenangan terbanyak di F1, yaitu 95 seri balapan.
”Kami sangat senang mempertahankan pebalap F1 paling sukses saat ini di dalam tim F1 paling sukses di era ini. Lewis bukan hanya pebalap luar biasa. Dia juga bekerja sangat keras dan memiliki keinginan yang luar biasa. Dia membagi gairahnya dengan seluruh tim. Itulah sebabnya kolaborasi ini menjadi begitu sukses,” tutur Ketua Non-Eksekutif Mercedes Markus Schaefer.
Hamilton, yang telah menjadi sosok besar di dunia olahraga, tak melupakan jalan panjang berliku yang dia tempuh. Dia pun menggunakan pengaruhnya untuk menjadikan Formula 1 lebih terbuka bagi semua latar belakang.
Salah satu suara lantang Hamilton adalah menyuarakan kesetaraan menyusul kasus rasialisme di Amerika Serikat pada awal 2020. Dia membuat keluarga F1 keluar dari kesunyiannya. Para pebalap lainnya mulai ikut-ikutan mengecam rasialisme dan mendukung kesetaraan.
Formula 1 pun ikut mendukung gerakan mengakhiri rasialisme dan mengizinkan para pebalap mengawali balapan dengan seremoni khas, antara lain berlutut. Musim lalu, Mercedes pun mengubah warna mobil mereka, perak menjadi berwarna hitam yang kemudian disebut ”Panah Hitam”.