Kekalahan Napoli dari Genoa di Liga Italia membuat Gennaro Gattuso semakin dekat dengan ancaman pemecatan. Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis memberikan kesempatan akhir kepada Gattuso di dua laga dalam satu pekan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
GENOA, MINGGU — Nasib Pelatih Napoli Gennaro Gattuso kian di ujung tanduk. Kekalahan 1-2 dari Genoa pada pekan ke-21 Liga Italia, Minggu (7/2/2021) dini hari WIB, di Stadion Luigi Ferraris membuat kesabaran Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis telah mencapai batas.
De Laurentiis tidak akan menunggu akhir musim untuk mengganti arsitek ”I Partenopei” apabila Gattuso tidak memberikan kemenangan di dua laga selanjutnya. Napoli akan menjalani laga kedua semifinal Piala Italia melawan Atalanta, Kamis (11/2/2021), kemudian menjamu Juventus di Stadion Diego Maradona, Minggu (14/2/2021), dalam lanjutan Liga Italia. Hanya kemenangan di dua laga itu yang dapat menjamin Gattuso tetap memimpin Napoli.
Di sisi lain, hubungan antara De Laurentiis dengan Gattuso juga sudah tidak harmonis. Sosok karismatik berusia 71 tahun itu biasanya selalu hadir di laga kandang dan tandang Napoli. Tetapi, di laga melawan Genoa, kemudian di dua laga selanjutnya, De Laurentiis memilih hanya menyaksikan Napoli lewat layar kaca dari kediamannya di kota Roma.
Saya akan memutuskan apa yang terbaik untuk tim (setelah laga Atalanta dan Juve). Antara kami akan tetap bersama Gattuso atau melanjutkan perjalanan musim ini tanpa dirinya.
”Saya akan memutuskan apa yang terbaik untuk tim (setelah laga Atalanta dan Juve). Antara kami akan tetap bersama Gattuso atau melanjutkan perjalanan musim ini tanpa dirinya,” ujar De Laurentiis kepada La Gazzetta dello Sport, Minggu (7/2/2021).
Raihan titel Piala Italia di musim lalu yang dipersembahkan Gattuso seakan telah dilupakan De Laurentiis. Hal itu tidak lepas dari penampilan buruk Napoli yang telah menderita tujuh kekalahan di liga, serta kehilangan gelar Piala Super Italia setelah ditumbangkan Juve 0-2, 21 Januari lalu.
Kondisi itu membuat Napoli berada di posisi kelima dan berselisih tiga poin dari AS Roma yang berada di posisi keempat atau batas bagi tiket Liga Champions musim depan. Adapun sejak awal musim ini Laurentiis amat berharap Gattuso bisa mengulangi prestasi ketika I Partenopei dilatih Maurizio Sarri dan Carlo Ancelotti yang bisa menjadi pesaing scudetto.
Meskipun masih memberi waktu kepada Gattuso untuk membuktikan diri, De Laurentiis sejatinya telah mempersiapkan dengan baik proses suksesi kursi pelatih Napoli. Negosiasi intens telah dilakukan De Laurentiis dengan dua sosok pelatih yang pernah dipekerjakannya di Napoli, yaitu Rafael Benitez dan Walter Mazzarri.
Mazzari pernah menangani Napoli pada periode Oktober 2009 hingga Mei 2013. Ia digantikan oleh Benitez yang mengisi kursi pelatih di Napoli pada Mei 2013 hingga Juni 2015.
Dilansir La Gazzetta Dello Sport, De Laurentiis juga telah menghubungi tiga pelatih di Liga Italia musim ini, yaitu Ivan Juric (Hellas Verona), Roberto De Zerbi (Sassuolo), dan Vincenzo Italiano (Spezia), untuk menggantikan Gattuso.
Kesalahan sendiri
Dalam laga melawan Genoa, Napoli kehilangan poin berkat dua gol yang dicetak mantan penyerang I Partenopei, Goran Pandev, di menit 11 dan 26. Napoli hanya bisa membalas lewat tendangan keras kaki kiri penyerang sayap, Matteo Politano ketika laga tersisa 11 menit.
Gattuso menilai, anak asuhannya mampu mendominasi Genoa sesuai dengan rencana permainan yang diterapkan. Selama 90 menit, Napoli menguasai 67 persen penguasaan bola, sedangkan Genoa hanya memiliki 33 persen. Dari sisi kreasi peluang, Napoli mampu menciptakan 26 tembakan. Tim tuan rumah hanya melakukan empat tembakan.
Meski dominan dari tim lawan, Gattuso menyayangkan kesalahan mendasar pemain Napoli di lini belakang. Hal itu membuka ruang bagi Genoa untuk mengkreasi sepasang gol di paruh pertama laga.
”Kami menciptakan dua gol untuk lawan. Kekalahan ini amat menyakitkan karena kami menciptakan dua kesalahan serupa,” ujar Gattuso.
Dari tujuh kekalahan di musim ini, empat hasil tanpa poin didapatkan Napoli ketika menguasai laga, terutama dengan perolehan penguasaan bola lebih dari 60 persen. Empat laga itu saat melawan AC Milan, Lazio, Spezia, dan Genoa.
Ultimatum dua laga yang diberikan De Laurentiis dipastikan akan memberikan tekanan berlebih bagi Gattuso. Pasalnya, Gattuso harus segera membenahi kesalahan di lini belakang, tetapi ia tidak bisa menurunkan pemain utama di posisi bek tengah.
Pelatih berusia 43 tahun itu berpotensi tidak bisa memainkan dua bek andalannya, yaitu Kalidou Koulibaly, yang menderita Covid-19, serta Konstantinos Manolas, yang menderita cedera dalam laga kontra Genoa sehingga harus ditarik keluar di menit ke-68.
Ketika Gattuso tengah berada di masa kritis dalam perjalanan karier kepelatihan di Napoli, sang sahabat, Andrea Pirlo, mulai menemukan sentuhan terbaik sebagai Pelatih Juventus. Pirlo mulai membuktikan diri sebagai sosok yang pantas untuk menangani ”Si Nyonya Besar” yang berpredikat sebagai penguasa Italia dalam sembilan musim terakhir.
Dalam laga melawan AS Roma, Minggu (7/2/2021) dini hari WIB di Stadion Allianz Arena, Pirlo mengubah pendekatan permainan Juve dari mendominasi lawan dengan penguasaan bola menjadi lebih pragmatis. Juve membiarkan Roma menguasai alur bola, tetapi Si Nyonya Besar meraih poin penuh berkat kemenangan 2-0. Gol Juve diciptakan oleh Cristiano Ronaldo di menit 13 serta bunuh diri bek Roma, Ibanez, di menit 69.
Dalam laga itu, ”Si Serigala” lebih dominan mengunci Juve dengan mengoleksi 52 persen penguasaan bola serta menciptakan 14 tembakan. Adapun Juve hanya melakukan tiga tembakan yang seluruhnya tercipta lewat kaki Ronaldo di babak pertama.
”Kami tahu Roma memainkan sepak bola yang sangat baik, jadi kami menyiapkan diri untuk menunggu serangan mereka, bertahan, lalu menciptakan serangan balik. Saya belajar bahwa setiap laga tidak sama sehingga kami perlu variasi dan alternatif agar lawan tidak mudah membaca permainan kami,” ujar Pirlo dilansir Sky Sport. (REUTERS)