Duel antara Liverpool dan Manchester City selalu menjadi duel pertaruhan gelar juara Liga Inggris sejak tiga musim terakhir. Duel serupa akan kembali terjadi dan kali ini Liverpool merasakan tekanan yang lebih besar.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SABTU - Manchester City bakal menjalankan misi pembalasan saat bertandang ke Stadion Anfield untuk menghadapi Liverpool, Minggu (7/2/2021) pukul 23.30 WIB. Laga ini menjadi kesempatan terbaik ”The Citizens” untuk mengobati luka musim lalu sekaligus menyingkirkan Liverpool dari jalur perburuan gelar juara Liga Inggris pada musim ini.
Bagi City, situasi saat ini kontras dibandingkan pada September 2019 lalu. Manajer Manchester City Pep Guardiola mulai merasakan ada sesuatu yang salah pada timnya, musim lalu. Saat itu, mereka dibekap Norwich City, 2-3, dan tertinggal lima poin dari Liverpool, pemuncak klasemen Liga Inggris.
”Sekarang bulan September. Selamat Liverpool. Anda adalah sang juara,” kata Guardiola kala itu, seperti dikutip The Sun.
Guardiola mengatakan itu dengan sedikit berkelakar karena mereka baru menjalani laga kelima. Akhir musim masih sangat jauh, saat itu. Namun, ucapan Guardiola itu menjelma realitas. City, tim juara bertahan, tampil inkonsisten dan kehilangan banyak poin sepanjang musim itu. Sementara Liverpool terus tancap gas dan jauh meninggalkan City. ”Si Merah” pun lantas menyegel gelar juara Liga Inggris pada Juni 2020 lalu.
Standar yang dipatok Liverpool dalam perebutan gelar juara musim lalu sangat tinggi. Tidak heran, mereka bisa kokoh di puncak klasemen dengan keunggulan telak, yaitu 18 poin, dari City. ”The Citizens” tidak mampu mengikuti standar tinggi Liverpool saat itu, salah satunya karena masalah krisis bek. Namun, City memperingatkan ”Si Merah” bahwa mereka akan kembali ke jalur juara pada musim berikutnya atau saat ini.
Tekad itu disampaikan City saat melibas Liverpool, 4-0, pada Juli 2020. ”Sepak bola membantu kami untuk menyadari dan menerima bahwa tim lain bisa tampil lebih baik. Saya rasa kami tidak terlalu jauh dengan mereka (Liverpool). Namun, kami harus bekerja lebih keras,” ujar Guardiola pada waktu itu seperti dikutip BBC.
Pernyataan Guardiola itu lagi-lagi menjelma realitas. Pada musim ini, City tampil seperti Liverpool yang menggila musim lalu. City tak terkalahkan dalam 13 laga terakhirnya. Bahkan, dalam sembilan laga terakhir di Liga Inggris, mereka selalu menang. Tak heran, mereka bisa merebut puncak klasemen Liga Inggris yang sempat dikuasai bergantian oleh Liverpool dan Manchester United.
Berlari jauh
City, yang mengemas 47 poin dari 21 laga, punya kans berlari meninggalkan jauh Liverpool. City bisa unggul 10 poin dari Liverpool jika menang di Anfield, Minggu malam ini. Berbeda dengan musim-musim lalu, Anfield tidak lagi angker bagi tim lawan. Musim ini, Liverpool dua kali kalah secara beruntun di Anfield, yaitu dari Burnley dan Brighton & Hove Albion. Liverpool pun tidak bisa menang dalam empat laga kandang terakhirnya di Liga Inggris.
Serupa City musim lalu, Liverpool kini ganti dihantui krisis bek, menyusul cedera panjangnya Virgil van Dijk dan Joel Matip. Gawang mereka kebobolan 25 gol dari 22 laga. Hal itu kontras dengan City yang baru kebobolan dua gol dalam 13 laga terakhirnya. City memiliki benteng terkuat pada musim ini.
Kehadiran bek asal Portugal, Ruben Dias, dari Benfica menjadi salah satu faktor solidnya lini belakang City saat ini. Dias telah merasakan tampil dalam 18 laga bersama City tanpa kebobolan. Ia juga bisa menjalin kekompakan dengan bek John Stones. ”Kami sangat terkesan dengan konsistensi dan kesiapan Dias secara fisik dan mental untuk bermain setiap tiga hari sekali,” ujar Guardiola.
Kami belum beristirahat, sedangkan City sudah pernah libur selama dua pekan karena masalah Covid-19. Ini tahun berat.(Juergen Klopp)
Di samping memiliki pemain seperti Dias yang mampu tampil konsisten, Guardiola juga berhasil meramu cara bermain baru yang membuat tim sanggup melahap jadwal padat tanpa kedodoran. ”Saya melihat City bermain tidak terlalu menekan dan kadang senang untuk bertahan lebih lama,” kata mantan gelandang Liverpool, Danny Murphy.
Klopp menyiapkan alibi
Melihat kondisi City yang nampak tidak kelelahan, Manajer Liverpool Juergen Klopp pun telah menyiapkan alibi, jika timnya kalah. ”Kami belum beristirahat, sedangkan City sudah pernah libur selama dua pekan karena masalah Covid-19. Ini tahun berat. Tim lain mungkin tidak terlalu merasakan, tetapi tidak dengan kami,” katanya.
Pendapat Klopp itu langsung membuat Guardiola panas. ”Sepertinya Klopp harus melihat kalender lagi. Saya akan tanya langsung soal ini. Dia tahu apa yang diucapkannya tidaklah benar,” kata Guardiola.
Namun, Klopp memiliki tugas yang lebih penting daripada melihat kalender. Ia harus segera memperbaiki lubang di lini pertahanan timnya. Setidaknya, Klopp bisa memberikan suntikan semangat kepada tim dengan memasukkan Van Dijk ke dalam skuad, meskipun ia masih diragukan bisa tampil setelah pulih dari cedera panjang. Selain itu, ada tambahan tenaga, yaitu bek baru Ben Davies.
Liverpool tidaklah sendirian menghadapi masalah inkonsistensi. Tim besar lainnya, Arsenal, juga mengalaminya. Mereka dikalahkan Aston Villa, 0-1, pada laga, Sabtu (6/2/2021) malam WIB. Gol Villa dicetak Ollie Watkins ketika laga baru berjalan dua menit. Arsenal pun kini menderita dua kekalahan beruntun. (AFP/REUTERS)