AC Milan berpeluang kembali menguasai puncak Liga Italia saat menjamu juru kunci, Crotone, Minggu malam. Milan baru mendapatkan suntikan motivasi dari mantan pelatih legendarisnya, Fabio Capello.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, SABTU - Laga melawan Crotone, Minggu (7/2/2021) pukul 21.00 WIB di Stadion San Siro ibarat langkah ringan AC Milan untuk kembali menduduki capolista atau puncak klasemen Liga Italia. Hanya tiga poin yang bisa membawa Milan kembali menjadi penguasa tunggal dalam perburuan scudetto atau gelar juara Liga Italia musim 2020-2021.
Milan harus merelakan posisinya di puncak Liga Italia digusur sementara oleh rival terdekat sekaligus tetangganya, Inter Milan. Inter, yang mengalahkan Fiorentina, 2-0, Sabtu (6/2/2021) dini hari WIB telah mengumpulkan 47 poin dari 21 laga. Adapun Milan mengemas 46 poin dari 20 laga hingga Sabtu malam.
Melihat head-to-head, guna kembali ke puncak klasemen, Milan cukup meraih hasil imbang atas Crotone. Namun, ”Si Merah Hitam” enggan berbagi singgasana dengan tetangganya itu. Maka itu, kemenangan menjadi target utama Milan saat menjamu Crotone, tim terbuncit di klasemen.
Crotone bukan lawan yang sepadan bagi Milan. Dalam tiga duel terakhir, Milan selalu menang. Gawang mereka bahkan tidak sekalipun kebobolan oleh pemain Crotone.
Menghadapi Crotone, seperti biasa, Milan akan tampil bertenaga dan penuh tekad. Tim yang diperkuat banyak pemain muda itu ibarat lapar gelar setelah nyaris satu dekade berpuasa scudetto.
Milan merupakan tim dengan usia rata-rata pemain paling muda di Liga Italia saat ini, yaitu 25,2 tahun. Meskipun demikian, menurut Pelatih AC Milan Stefano Pioli, para pemainnya cukup dewasa untuk memahami tuntutan dan tekanan meraih scudetto.
”Mayoritas pemain kami memang masih muda, tetapi mereka sangat profesional. Saya tidak perlu mengatakan hal tertentu guna memotivasi mereka. Itu karena mereka punya hasrat besar menciptakan kesan istimewa di akhir musim,” ucap Pioli dilansir La Gazzetta dello Sport, kemarin.
Meskipun enggan berkata gamblang soal scudetto, Pioli optimistis timnya bisa meraih prestasi spesial, akhir musim ini. Selain para pemain, tingginya gairah berprestasi juga ditunjukkan manajemen Milan. Pada jendela transfer Januari lalu, Milan satu-satunya tim peringkat empat besar di Liga Italia musim ini yang mendatangkan pemain baru.
Tidak tanggung-tanggung, Milan mendatangkan tiga pemain baru yang punya rekam jejak mentereng, yaitu striker Mario Mandzukic, bek Fikayo Tomori, dan gelandang Soualiho Meite. Kehadiran mereka menjadi amunisi tambahan Milan untuk mengejar dua trofi sekaligus, yaitu Liga Italia dan Liga Europa. Performa Milan di dua kompetisi itu sangat bagus, sejauh ini.
”Semua pihak bekerja dalam tujuan sama, terutama ketika kami mengalami momen sulit (masa kemunduran). Manajemen klub selalu melindungi dan mendukung kami untuk bekerja dalam situasi terbaik,” kata Pioli kemudian.
Milan dalam momentum terbaik untuk kembali meraih trofi.(Fabio Capello)
Tamu spesial
Untuk menambah motivasi para pemain, manajemen Milan mengundang secara khusus pelatih legendarisnya, Fabio Capello, ke markas latihan mereka di Milanello, kemarin. Dalam kesempatan itu, Capello berbincang langsung dengan Pioli, para pemain, serta petinggi Milan seperti direktur teknik Paolo Maldini.
Capello berbagai pengalaman saat mengantarkan Milan meraih kejayaannya pada era 1990-an. Menurut dia, Maldini—yang pemain asuhannya—memahami kebutuhan tim untuk berprestasi lagi. ”Milan dalam momentum terbaik untuk kembali meraih trofi,” kata Capello yang memberikan sembilan trofi juara selama melatih Milan pada periode 1991-1996 dan 1997-1998 silam.
Di lain pihak, Crotone hadir ke San Siro dengan misi nyaris mustahil untuk membawa pulang poin. Sejak pertama kali bertemu Milan di Liga Italia pada musim 2015-2016 lalu, Crotone belum permah terhindar dari kekalahan saat bertamu ke Stadion San Siro.
Maka itu, Pelatih Crotone Giovanni Stroppa berusaha realistis jelang duel kedua tim. Dalam enam laga di Liga Italia, mereka lima kali kalah dan 17 kali kebobolan. Gawang mereka kerap menjadi bulan-bulanan lawan. Saat bertamu ke markas Inter, Januari lalu, misalnya, Crotone digilas, 2-6.
”Laga nanti akan berjalan sulit bagi kami. Namun, kami akan berjuang menampilkan permainan yang lebih baik dibandingkan laga-laga sebelumnya,” ujar Stroppa dikutip Sky Sports.
Di kubu lainnya, Cristian Stellini, asisten pelatih Inter, berkata, timnya tidak memedulikan hasil tim-tim lainnya, termasuk Milan. Menurutnya, Inter hanyalah fokus melihat diri sendiri dan mengejar kemenangan di setiap laga. Maka itu, ia enggan mengomentari laga-laga lainnya.
”Kami tidak ingin memberikan tekanan ke tim lain. Kami hanya memikirkan langkah sendiri,” ujarnya. (REUTERS)