Manchester United bertekad mengamankan tiga poin dalam laga kandang melawan Everton pada pekan ke-23 Liga Inggris, Minggu. Kemenangan MU akan menghadirkan tekanan kepada Manchester City, sang pemuncak klasemen.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Memasuki paruh kedua Liga Inggris musim ini, Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer mulai meningkatkan ekspektasi kepada semua skuadnya. Peran semua pemain dibutuhkan MU untuk mempertahankan performa terbaik sekaligus menjaga persaingan untuk merebut titel liga.
Setelah sempat kehilangan poin penuh di dua laga pada Januari, MU membuka bulan Februari dengan kemenangan atas Southampton dengan skor fantastis, 9-0. Skor telak itu membuat Solskjaer menyamai rekor kemenangan terbesar MU pada era Sir Alex Ferguson yang terjadi ketika menghadapi Ipswich Town musim 1994-1995.
Catatan brilian itu tidak membuat Solskjaer berpuas diri. Manajer asal Norwegia itu sadar kemenangan besar itu tidak menjamin timnya bisa menjadi penguasa Liga Inggris musim ini. Merujuk klasemen akhir 26 musim silam, MU hanya mampu berada di posisi kedua liga setelah kalah bersaing dengan Blackburn Rovers yang menyegel trofi Liga Inggris.
Oleh karena itu, Solskjaer menekankan kepada semua pemainnya untuk melupakan hasil laga kontra Southampton jelang pertandingan pekan ke-23 melawan Everton, Minggu (7/2/2021) pukul 03.00 WIB, di Stadion Old Traffrod. Menurut dia, MU harus mampu menjaga momentum untuk melanjutkan tren kemenangan bulan ini.
Kemenangan besar pada laga melawan Southampton memberikan kepercayaan diri. Namun, kepercayaan diri itu hanyalah mantra dan percikan, sebuah faktor X, yang bisa menjadi bekal awal bagi kami untuk terus bekerja keras mengejar hasil maksimal.
”Kemenangan besar pada laga melawan Southampton memberikan kepercayaan diri. Namun, kepercayaan diri itu hanyalah mantra dan percikan, sebuah faktor X, yang bisa menjadi bekal awal bagi kami untuk terus bekerja keras mengejar hasil maksimal,” kata Solskjaer dilansir BBC, Jumat (5/2/2021).
Solskjaer pun akan menduplikat pendekatan, seperti ketika MU membenamkan Southampton, dalam laga melawan Everton nanti. Ia memastikan, ”Setan Merah” akan berusaha mencetak banyak gol ke gawang lawan.
Dalam laga melawan Southampton, misalnya, Solskjaer tak berhenti menyemangati anak asuhannya dari sisi lapangan. Ketika MU telah unggul 6-0 pada menit ke-80, Solskjaer berteriak, ”Ayo cetak lebih banyak gol. Masih ada 10 menit”.
Modal bagus
Setan Merah memiliki modal bagus untuk menghadapi Everton. Dari dua pertemuan pada musim ini, MU selalu mampu meraih tiga poin. Kemenangan perdana didapatkan pada laga Liga Inggris, 7 November 2020, dengan skor 3-1. Kemudian, anak asuhan Solskjaer kembali menumbangkan Everton, 2-0, dalam duel perempat final Piala Liga Inggris, 24 Desember 2020. Kedua laga itu berlangsung di markas Everton, Stadion Goodison Park.
Dua hasil itu, bagi kapten MU, Harry Maguire, menghadirkan keyakinan bagi skuad MU untuk kembali unggul atas tim berjuluk ”The Toffees” itu. Maguire menekankan, rekan setimnya harus mampu menampilkan dua performa maksimal dalam dua laga di Goodison Park itu demi bisa kembali menyegel poin penuh dalam duel di markas sendiri.
”Kami telah memiliki modal bagaimana cara bermain yang tepat untuk meredam tim tangguh seperti Everton. Kami berharap bisa menjaga performa terbaik saat menjamu mereka di Old Trafford,” kata Maguire di laman resmi klub.
Legenda MU, Dimitar Berbatov, memuji penampilan menanjak yang telah ditampilkan MU di bawah asuhan Solskjaer pada paruh kedua musim ini. Ia menilai, MU wajib mengalahkan Everton agar tidak semakin tertinggal dari Manchester City di papan klasemen. Hingga pekan ke-22, MU memiliki 44 poin, sedangkan City telah mengumpulkan 47 poin. City pun masih memiliki tabungan satu laga.
”City akan menghadapi Liverpool, dua tim yang juga memperebutkan posisi puncak. Jadi, kemenangan atas Everton akan membuat MU memberikan tekanan kepada dua rival itu,” ujar Berbatov, yang menyumbangkan 48 gol dalam 108 penampilan bersama MU di Liga Inggris pada 2008-2012, seperti dikutip Daily Mail.
Tiga poin amat dibutuhkan MU tidak hanya untuk membuntuti City, tetapi juga demi menjaga jarak dari Leicester City di posisi ketiga. MU hanya unggul dua poin atas Leicester yang telah memiliki 42 poin dari 22 pertandingan.
Kemarahan ”Don Carlo”
Sementara itu, Everton tiba di Old Trafford dengan diselimuti kemarahan dari sang manajer, Carlo Ancelotti. Don Carlo, julukan manajer asal Italia itu, geram dengan penampilan inkonsisten anak asuhannya. Dalam empat laga pada bulan Januari, The Toffees menderita dua kali kekalahan, sekali hasil imbang, dan hanya satu kali meraih kemenangan.
Hasil buruk pada empat laga terakhir itu membuat Everton terlempar dari zona Eropa karena tertahan di posisi ketujuh dengan perolehan 36 poin dari 20 laga.
Meski begitu, Everton mendapat modal berharga jelang bertandang ke markas MU, yakni kemenangan 2-1 atas Leeds United, Kamis (4/2). Berkat hasil itu, Everton menjaga tren kemenangan pada empat laga tandang di liga.
Secara keseluruhan, The Toffees merupakan tim peringkat ketiga dalam perolehan poin terbanyak ketika berlaga di luar kandang. Dalam 10 laga tandang, Everton telah mengemas 22 poin. Jumlah poin itu hanya kalah dari torehan MU (27 poin) dan Leicester City (26).
”Saya telah katakan kepada semua pemain, kami harus menjaga semangat juang agar bisa kembali bersaing merebut tiket ke zona Eropa,” ujar Ancelotti, seperti dikutip Liverpool Echo.
Kiper Everton, Robin Olsen, menuturkan, rekan setimnya sudah tidak sabar untuk melawan MU. Menurut kiper tim nasional Swedia itu, kemenangan atas MU akan meningkatkan moral skuad Everton untuk mengejar prestasi terbaik musim ini.
”Kami telah menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi mereka (MU). Kami tengah memiliki kepercayaan diri untuk kembali meraih kemenangan,” ucap kiper yang dipinjam dari AS Roma itu. (AFP)