Valentino Rossi akan kembali mempertimbangkan kelanjutan karier balapnya setelah menjalani 6-7 seri MotoGP musim 2021. Jika kurang kompetitif dan merasa tidak nyaman di tim barunya, Rossi berpotensi memilih pensiun.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
TAVULLIA, KAMIS – Akhir karier Valentino Rossi semakin dekat seiring usianya yang akan genap 42 tahun pada 16 Februari 2021. Namun, kapan Rossi akan memutuskan pensiun masih akan ditentukan berdasarkan hasil dari enam hingga tujuh seri MotoGP musim 2021. Musim lalu, juara sembilan kali di semua kelas itu juga ingin memutuskan kariernya setelah menjalani beberapa balapan. Namun, rencana itu gagal karena pandemi Covid-19.
Rossi menjalani musim lalu dengan buruk, lima kali gagal finis serta dua kali absen karena positif Covid-19. Dia hanya sekali naik podium pada seri kedua di Jerez, dan mengakhiri musim di posisi ke-15. Musim lalu sangat tidak ideal untuk menilai apakah Rossi masih kompetitif atau tidak, karena situasi pandemi dan motor Yamaha YZR-M1 edisi 2021 mengalami masalah teknis sejak awal musim.
Rossi pun memutuskan melanjutkan kariernya dengan menjadi pebalap tim satelit Petronas Yamaha SRT. Dia mendapat dukungan motor spesifikasi pabrikan, berbeda dengan rekan setimnya Franco Morbidelli yang menggunakan M1 2019 dengan paket perbaikan. Jika musim 2021 berjalan sesuai agenda, Rossi akan bisa menilai performanya untuk memutuskan kelanjutan kariernya.
“Hal itu akan sangat tergantung pada balapan, setelah 6-7 seri kami akan melihat apakah dia merasa senang dan seberapa kompetitif dia, pada titik itu kami akan menentukan pilihan,” ujar tangan kanan Rossi, Alessio “Uccio” Salucci kepada Sky Italia, Kamis (4/2/2021).
Uccio merupakan teman masa kecil Rossi. Uccio kemudian menjadi “tangan kanan” Rossi dan sangat mengetahui informasi kunci terkait “The Doctor”. Uccio kini juga menjadi Direktur Tim Sky Racing VR46 serta Akademi VR46.
Jika musim 2021 berjalan lancar, keputusan apakah Rossi akan pensiun atau melanjutkan karier balapnya akan ditentukan setelah balapan keenam, yaitu seri Italia (30 Mei), atau seri berikutnya di Catalunya (6 Juni). Rossi pernah menyatakan, ukuran kompetitif adalah bisa bersaing untuk meraih podium, atau minimal bisa masuk lima besar.
Namun, sebenarnya keputusan apakah Rossi akan melanjutkan balapan atau tidak musim ini, bukan sepenuhnya di tangan dirinya. Petronas Yamaha SRT juga bisa tidak memperpanjang kontrak Rossi yang hanya setahun. Durasi kontrak itu sempat membuat Rossi marah kepada para petinggi Yamaha, meskipun akhirnya dia menerima. Dengan kontrak setahun itu, Petronas bisa menentukan apakah mereka akan melanjutkan kerja sama dengan Rossi atau tidak.
Hal itu akan sangat tergantung pada balapan, setelah 6-7 seri kami akan melihat apakah dia merasa senang dan seberapa kompetitif dia, pada titik itu kami akan menentukan pilihan.
Penilaian pertama yang akan dipertimbangkan oleh Petronas adalah kemampuan Rossi untuk memberikan hasil bagus seperti yang dilakukan oleh Fabio Quartararo dan Morbidelli musim lalu. Rossi kini mengisi posisi Quartararo yang promosi ke tim pabrikan Yamaha. Musim lalu, Quartararo dan Morbidelli tampil kompetitif, bahkan Quartararo sempat memimpin klasemen pebalap sebelum akhirnya merosot karena masalah teknis pada mesin M1 2021. Morbidelli bangkit sejak pertengahan musim dan finis sebagai runner-up, hanya selisih 13 poin dari juara dunia Joan Mir (Suzuki Ecstar).
Morbidelli lima kali naik podium, dan tiga di antaranya di podium tertinggi. Quartararo tiga kali podium, semuanya sebagai pemenang. Ini merupakan pencapaian besar, karena menempatkan Petronas Yamaha SRT di posisi kedua klasemen tim. Performa musim lalu itu, menjadi target untuk dipertahankan, bahkan visi mereka adalah menjadi juara MotoGP. Harapan itu berada di pundak Rossi dan Morbidelli. Sorotan akan tertuju pada The Doctor karena dia akan memacu M1 edisi terkini, dan mendapat dukungan layaknya pebalap pabrikan.
Jika Rossi kurang kompetitif pada musim 2021, peluang dia melanjutkan karier balapnya di Petronas akan mengecil. Apalagi, tim asal Malaysia itu memiliki visi mengorbitkan para pebalap muda MotoGP. Dalam wawancara dengan GPOne bulan lalu, Kepala Tim Petronas Yamaha SRT Razlan Razali menegaskan, mereka melakukan pengecualian untuk Rossi yang sudah veteran dengan sejumlah pertimbangan.
“Kami melakukan pengecualian untuk Valentino, terutama karena pandemi dan skenario kerja sama. Yamaha berbicara dengan kami tentang Valentino pada akhir 2019. Memiliki Valentino di tim adalah ide yang menarik, tetapi dalam situasi normal kami akan mempertimbangkan dia sama seperti pebalap Moto2 yang kami bina. Kami selalu mencari bakat-bakat baru yang ingin kami promosikan, seperti yang terjadi dengan Fabio Quartararo,” ujar Razali.
“Merekrut pebalap Moto2 akan beresiko sangat tinggi tahun lalu. Jika anda mempertimbangkan situasi yang terjadi secara keseluruhan, maka itu akan berarti memiliki pebalap yang mengawali musim setelah menjalani tes yang sedikit. Itulah mengapa kami mengambil keputusan ini dengan Valentino, karena dia tahu motor dan karena dia masih bisa membawa performa. Hal itu menghadirkan stabilitas. Tetapi, ini tetap sebuah tantangan untuk dilihat bersama-sama, apakah dia bisa menemukan jalannya kembali ke performa terbaiknya bersama kami,” tegas Razali.
“Kami membuat sebuah pengecualian dengan Valentino, tetapi rencana kami adalah dan akan selalu menemukan bakat-bakat baru serta mengembangkan mereka untuk kami dan Yamaha,” pungkas Razali.