Jose Mourinho memasuki masa suram dalam karier kepelatihannya bersama Tottenham Hotspur. Untuk pertama kali, Mourinho kalah beruntun di laga kandang setelah ditundukkan Chelsea, 0-1, pada laga Liga Inggris.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Sebuah gol dari eksekusi penalti Jorginho pada menit ke-24 sudah cukup bagi Chelsea untuk menyegel tiga poin dari Stadion Tottenham Hotspur di laga pekan ke-22 Liga Inggris, Jumat (5/2/2021) dini hari WIB. Hasil itu membuat Tottenham Hotspur selalu kalah di tiga laga liga terakhir sehingga semakin tertahan di posisi kedelapan dan berjarak tujuh poin dari posisi empat besar.
Kekalahan 0-1 dari Chelsea menghadirkan catatan buruk dalam karier kepelatihan Manajer Spurs Jose Mourinho. Sejak memulai karier sebagai pelatih 21 tahun silam, Mourinho untuk pertama kali menderita dua kekalahan beruntun dalam laga kandang.
Sebelum tumbang dari Chelsea, Spurs juga dikalahkan Liverpool, 1-3, pada 29 Januari lalu. Dua laga itu merupakan pertandingan kandang ke-326 dan 327 yang dijalani manajer asal Portugal itu.
Secara total, Mourinho telah menderita tujuh kekalahan dalam laga kandang sejak menangani Spurs pada 23 November 2019. Itu adalah jumlah kekalahan di markas sendiri terbanyak yang dialami Mourinho ketika menangani sebuah tim.
Adapun Mourinho hanya menderita lima kekalahan dalam dua periode menangani Chelsea pada 2004-2007 dan 2013-2015. Kemudian, Mourinho kalah empat kali di kandang saat melatih Manchester United pada 2016-2018. Ketika menduduki kursi pelatih Real Madrid, Mourinho hanya mengalami tiga kekalahan kandang.
Kekalahan kandang yang minim juga pernah menjadi catatan impresif Mourinho saat menangani dua tim yang pernah dibawanya menjadi juara Liga Champions, yaitu Porto dan Inter Milan. Selama dua musim ia menangani Porto pada 2002-2004, Porto hanya tumbang satu kali di kandang. Lalu, Mourinho tidak sekali pun kehilangan poin di kandang saat memimpin skuad Inter Milan pada periode 2008-2010.
”Kami tidak suka dengan hasil buruk ini. Kekalahan ini membuat kami sulit tersenyum sehingga kami harus kembali bersatu untuk mengakhiri hasil buruk ini,” ujar Mourinho, dilansir The Guardian.
Ketergantungan pada Kane
Tiga kekalahan di liga menunjukkan ketergantungan sangat besar Mourinho kepada Harry Kane. Sejak Kane mengalami cedera dan diganti di awal babak kedua dalam pertandingan melawan Liverpool, Spurs selalu menderita kekalahan.
Dari tiga laga terakhir kontra Liverpool, Brighton Hove & Albion, dan Chelsea, skuad Spurs rata-rata hanya menghasilkan 2,3 tembakan ke arah gawang. Alhasil, Spurs cuma mencetak satu gol dari tiga laga itu.
Ketiadaan Kane membuat penyerang sayap Spurs, Son Heung-min, kehilangan asupan bola-bola matang. Dalam laga melawan Chelsea, Son hanya satu kali melakukan tembakan yang mengarah ke gawang Chelsea yang dikawal Edouard Mendy.
Oleh karena itu, Mourinho mendamba Kane segera pulih dari cedera pergelangan kaki. Ia pun menargetkan Kane bisa kembali merumput ketika menjalani laga babak kelima Piala FA melawan Everton, Kamis (11/2/2021).
”Saya tidak suka membicarakan Harry Kane, tetapi kehadirannya sangat memengaruhi kepercayaan diri seluruh pemain,” ucap Mourinho.
Kehilangan Kane sebenarnya menjadi momentum yang tepat bagi Gareth Bale untuk menyegel posisi utama di skuad Spurs musim ini. Bale sempat dimainkan sebagai pemain pengganti ketika menghadapi Liverpool, kemudian diturunkan sejak menit awal dalam laga menghadapi Brighton. Tetapi, Bale gagal memberikan kontribusi nyata bagi lini serang Spurs.
Kondisi itu membuat Mourinho lebih memilih Carlos Vinicius untuk menemani Son ketika menjalani laga derbi London melawan Chelsea. Saat membutuhkan gol penyama kedudukan, Mourinho justru lebih memilih Lucas Moura dan Erik Lamela. Bale pun hanya diberi kesempatan untuk melakukan pemanasan di sisi lapangan.
Tidak hanya mulai kembali menemukan performa terbaik, Tuchel juga mulai memberikan warna baru bagi permainan Chelsea yang selalu mendominasi para lawan.
Ketika ditanya terkait keputusannya tidak menurunkan Bale, Mourinho menjawab diplomatis, ”Saya melakukan yang terbaik, begitu pun dengan dia. Seluruh pihak melakukan hal yang terbaik.”
Chelsea dominan
Kemenangan atas Spurs memperpanjang hasil positif yang ditorehkan Chelsea di bawah asuhan Manajer baru Thomas Tuchel. Dari tiga laga bersama Tuchel, Chelsea meraih tujuh poin dan tidak sekali pun kemasukan gol. Capaian itu membuat Tuchel menyamai rekor milik Mourinho yang mampu menjaga gawang Chelsea tidak kebobolan di tiga laga awal memimpin skuad ”Si Biru”.
Tidak hanya mulai kembali menemukan performa terbaik, Tuchel juga mulai memberikan warna baru bagi permainan Chelsea yang selalu mendominasi para lawan. Di tiga pertandingan melawan Wolverhampton, Burnley, dan Spurs, Si Biru selalu unggul penguasaan bola dan total tembakan.
”Kami sangat senang dengan kemenangan atas Spurs. Laga berjalan ketat, tetapi kami bermain sangat baik dan mengontrol permainan,” kata Tuchel, seperti dikutip BBC.
Berkat raihan tiga poin di derbi London, Chelsea naik ke peringkat keenam dengan perolehan 36 poin. Chelsea berjarak empat poin dari Liverpool di posisi keempat.
Namun, kemenangan di markas Spurs harus dibayar mahal dengan cedera yang dialami Thiago Silva. Bek asal Brasil itu mengalami kesakitan sehingga harus diganti Andreas Christensen di menit ke-36.
Tuchel selalu menurunkan Silva di tiga pertandingan awalnya bersama Chelsea. Adapun Tuchel telah mengenal baik Silva karena kebersamaan keduanya di Paris Saint-Germain pada 2018 hingga Agustus 2020.
”Kami masih harus menunggu hasil pemeriksaan tim dokter. Kondisi itu mengkhawatirkan karena Silva mengalami cedera otot,” kata manajer berkebangsaan Jerman itu.