Pertemuan antara Napoli dan Atalanta di semifinal Piala Italia ibarat sebuah duel pelipur lara. Pasalnya, kedua tim berambisi meraih trofi di ajang itu seiring sulitnya bersaing di papan atas Liga Italia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
NAPOLI, SELASA — Laga semifinal melawan Atalanta di Stadion Diego Maradona, Kamis (4/2/2021) pukul 02.45 WIB, merupakan momen yang tepat bagi Pelatih Napoli Gennaro Gattuso untuk membuktikan pengaruh besarnya di Castel Volturno, pusat latihan skuad Napoli. Gattuso ingin kembali mempersembahkan trofi Piala Italia bagi ”I Partenopei” sekaligus memberikan tamparan keras bagi Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis.
Satu tahun setelah De Laurentiis resmi menunjuk Gattuso sebagai Pelatih Napoli, 11 Desember 2019, aura perseteruan justru mulai tampak di antara dua sosok protagonis bagi publik sepak bola kota Naples saat ini tersebut. Laurentiis adalah tokoh yang telah mengembalikan Napoli ke habitat sebagai tim papan atas di Liga Italia dalam satu dekade terakhir. Sementara itu, Gattuso adalah pemberi trofi Piala Italia musim 2019-2020 yang mampu mengganggu dominasi Juventus di ”Negeri Pizza”.
Akan tetapi, tensi antara Laurentiis dan Gattuso semakin tinggi, terutama setelah Napoli tumbang dari Juventus pada Piala Super Italia, 21 Januari lalu. Kekalahan itu pun diikuti oleh hasil tanpa poin ketika bertandang ke markas Hellas Verona, tiga hari berselang.
Meskipun Napoli mampu meraih kemenangan di dua laga selanjutnya, yaitu unggul 4-2 atas Spezia di perempat final Piala Italia serta menang 2-0 atas Parma, Senin (1/2) lalu, Laurentiis seakan enggan menggaransi posisi Gattuso sebagai Pelatih Napoli. Pasalnya, hingga pekan ke-20 Liga Italia, Napoli masih berkutat di posisi kelima dengan berselisih sembilan poin dari AC Milan di puncak klasemen.
Dilansir Sky Sport Italia, sejumlah nama telah dikontak De Laurentiis untuk membuka negosiasi guna menjadi suksesi Gattuso. Dua nama yang paling mengemuka ialah mantan pelatih Napoli, Rafael Benitez dan Maurizio Sarri. Bahkan, andai tidak dipecat pada musim ini, Napoli dan Gattuso dirumorkan akan berpisah seusai berakhirnya musim 2020-2021 pada musim panas nanti.
Gattuso berang
Kondisi itu pun membuat Gattuso berang. Pelatih berusia 43 tahun itu secara terang-terangan kecewa dengan sikap De Laurentiis yang mulai tidak memiliki kepercayaan penuh kepada dirinya.
”Saya dan De Laurentiis selalu memiliki hubungan yang baik, tetapi saya sangat kecewa dengan situasi yang diciptakannya dalam 15-20 hari terakhir. Jika ingin jujur, saya juga telah menolak tawaran beberapa klub karena menghormati semua pihak di Napoli,” ujar Gattuso dilansir Corriere dello Sport edisi Senin (1/1/2021).
Meskipun kecewa dengan sang presiden, Gattuso memastikan, hal itu tidak akan memudarkan semangatnya untuk membantu skuad Napoli mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan mengejar prestasi pada musim ini. Oleh karena itu, Gattuso berambisi mengulangi prestasi musim lalu untuk mempersembahkan kembali trofi Piala Italia. Apabila mampu mencetak raihan itu, Gattuso akan menjadi pelatih Napoli pertama yang mampu meraih gelar Piala Italia secara beruntun.
”Saya tidak pernah meragukan ambisi yang dimiliki semua pemain di dalam tim. Mereka selalu rela menderita demi meraih kemenangan. Itu menjadi alasan utama saya untuk tetap di sini (Napoli) dan mengabaikan semua komentar negatif terkait performa kami,” kata Gattuso.
Dukungan kepada Gattuso ditunjukkan secara nyata oleh skuad Napoli. Penyerang sayap Matteo Politano langsung memeluk Gattuso ketika mampu mencetak gol kedua Napoli dalam kemenangan atas Parma.
”Kami melakukan kesalahan di beberapa laga terakhir, tetapi yang terpenting kami selalu berjuang untuk memperbaiki diri. Kami telah mempersiapkan diri untuk menghadapi laga-laga ketat, termasuk melawan Atalanta,” kata Politano.
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini mengalihkan fokus utama timnya ke Piala Italia. Hal itu tidak lepas dari posisi tim berjuluk ’Si Dewi’ itu yang masih tertahan di papan tengah Liga Italia musim ini.
Pada Februari ini, Napoli akan menjalani tujuh laga. Tiga laga di antaranya menghadapi Atalanta dengan rincian dua laga di semifinal Piala Italia dan satu pertandingan di liga.
Fokus utama
Serupa Gattuso, Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini mengalihkan fokus utama timnya ke Piala Italia. Hal itu tidak lepas dari posisi tim berjuluk ”Si Dewi” itu yang masih tertahan di papan tengah Liga Italia musim ini.
Dari 20 laga, Atalanta baru mengumpulkan 36 poin sehingga berada di peringkat ketujuh. Prestasi itu merupakan penurunan dibandingkan dengan capaian Atalanta dalam dua musim terakhir yang selalu mampu menembus posisi empat besar.
Ambisi besar Si Dewi di Piala Italia terlihat jelas ketika Gasperini memilih memainkan beberapa pemain pelapis saat Atalanta tumbang 1-3 dari Lazio pada pekan ke-20 Liga Italia, Minggu (31/1). Dalam laga itu, Gasperini tidak memainkan dua pemain sayap andalannya, Hans Hateboer dan Robin Gosens. Selain itu, bek tengah Cristian Romero juga diistirahatkan.
Padahal, empat hari sebelumnya, Atalanta mampu mengandaskan Lazio dengan skor 3-2 pada babak perempat final Piala Italia. Kedua laga itu berlangsung di kandang Si Dewi, Stadion Gewiss.
”Kekalahan di liga merupakan efek negatif dari perubahan gaya permainan kami karena harus kehilangan dan mengistirahatkan beberapa pemain utama. Kami memerlukan kondisi pemain yang lebih segar untuk bertarung maksimal pada laga penting di semifinal Piala Italia,” ucap Gasperini.
Adapun Piala Italia adalah satu-satunya gelar mayor yang pernah diraih Atalanta. Si Dewi meraih trofi Piala Italia pada musim 1962-1963. Setelah mencatatkan raihan monumental itu, Atalanta hanya mampu tiga kali menembus final dan menjadi peringkat keduapada edisi 1986-1987, 1995-1996, dan 2018-2019. (REUTERS)