Laga derbi Italia akan tersaji di semifinal Piala Italia, dini hari nanti. Pertemuan Inter dan Juventus menjadi momen Andrea Pirlo untuk membuktikan diri sebagai sosok pelatih yang bisa disejajarkan dengan Antonio Conte.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, SELASA — Menjadi anak asuhan Antonio Conte di Juventus pada musim 2011 hingga 2014 merupakan titik balik bagi Andrea Pirlo. Kebersamaan itu menghadirkan hasrat Pirlo untuk menjadi pelatih saat telah gantung sepatu sebagai pesepak bola profesional.
”Conte adalah orang pertama yang membuat saya ingin menjadi pelatih,” ujar Pirlo, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya terinspirasi dari karier Conte, Pirlo juga menginginkan Juve di bawah asuhannya meniru permainan agresif dan dominan serupa dengan ”Si Nyonya Besar” di era Conte.
Dengan ketertarikan besar terhadap Conte, Pirlo nyatanya masih tak berdaya di hadapan ”sang guru” ketika Juve tumbang 0-2 dari Inter Milan pada laga pekan ke-18 Liga Italia, 18 Januari lalu, yang berlangsung di Stadion Giuseppe Meazza. Dalam pertandingan itu, Conte menunjukkan kematangan pengalaman kepada Pirlo.
Namun, Pirlo tak perlu waktu lama untuk menunjukkan diri sebagai sosok yang cepat belajar. Juve memiliki kesempatan untuk membalaskan dendam kepada Inter dalam laga semifinal Piala Italia. Laga pertama pun akan kembali berlangsung di Meazza, Milan, Rabu (3/2/2021) pukul 02.45 WIB.
Sejak dikalahkan tim berjuluk ”Si Ular Besar” itu, Juve seakan menemukan titik balik di musim ini. Empat laga setelahnya dilalui Juve dengan raihan poin penuh dan tidak kemasukan gol. Salah satu laga itu adalah kemenangan 2-0 atas Napoli di Piala Super Italia.
”Kami memetik banyak pelajaran dari kekalahan kontra Inter yang tercipta karena kami tidak berkonsentrasi dengan baik. Kami tidak menunjukkan identitas sebagai Juventus. Kami tidak bisa bersantai karena paruh kedua musim ini baru dimulai dan banyak laga menentukan yang akan dihadapi,” kata Pirlo kepada Juventus TV, Senin (1/2/2021).
Selama Februari, Pirlo akan memimpin Juve untuk menjalani lima laga berat yang akan menentukan peluang Si Nyonya Besar untuk merengkuh trofi di musim ini. Lima laga itu terdiri dari dua laga semifinal Piala Italia kontra Inter, kemudian melawan AS Roma dan Napoli di Liga Italia, serta laga pertama babak 16 besar Liga Champions menghadapi Porto. Selain itu, Juve juga akan bertemu dengan Crotone dan Hellas Verona di liga.
Adapun terakhir kali duel derbi Italia, sebutan untuk pertemuan Juve dan Inter, hadir di semifinal Piala Italia terjadi pada musim 2015-2016. Ketika itu, Juve melaju ke final setelah unggul adu penalti. Dalam dua pertemuan, kedua tim imbang secara agregat, 3-3.
Jelang laga versus Inter, Pirlo akan diuntungkan dengan kembalinya Matthijs De Ligt, Juan Cuadrado, dan Alex Sandro, yang tidak bisa bermain di pertemuan dengan Inter, Januari lalu, karena terkena Covid-19.
Inter tidak akan diperkuat striker utamanya, Romelu Lukaku, yang mengalami akumulasi kartu kuning.
Menurut Tuttosport, Pirlo akan melakukan pergantian di posisi penjaga gawang dengan menempatkan Gianluigi Buffon sebagai kiper utama. Di lini belakang, De Ligt akan dimainkan untuk memberi waktu istirahat kepada sang kapten, Giorgio Chiellini, yang telah bermain penuh di empat laga beruntun.
Kemudian, trio lini tengah tetap akan diisi Arthur Melo, Rodrigo Bentancur, dan Weston McKennie. Di lini depan, Dejan Kulusevski berpeluang dimainkan sejak menit awal untuk menemani Cristiano Ronaldo.
”Saya ingin melihat penampilan sebuah tim yang memahami kekuatannya. Laga pertama belum menentukan, tetapi kami harus mengelola laga ini dengan baik demi meraih keuntungan untuk laga kedua di kandang,” ucap Pirlo, sang Pelatih Juve, yang berambut panjang.
Sementara itu, Inter tidak akan diperkuat striker utamanya, Romelu Lukaku, yang mengalami akumulasi kartu kuning. Menurut Conte, kehilangan Lukaku tidak akan memengaruhi ketajaman skuadnya.
”Bukan baru pertama kali kami kehilangan Lukaku. Di lini depan, kami masih memiliki Lautaro Martinez dan Alexis Sanchez,” ujar Conte kepada Rai Sport.
Ketenangan Conte itu berbanding terbalik dengan hasil Inter ketika bermain tanpa Lukaku atau ketika dia tidak diturunkan sebagai pemain inti.
Pada musim ini, penyerang tim nasional Belgia itu tidak tampil di dua laga. Hasilnya, Inter menderita kekalahan dari Real Madrid dan ditahan imbang Parma. Dalam tiga laga Lukaku tidak bermain sebagai pemain inti, Si Ular Besar meraih hasil imbang ketika menghadapi Atalanta, kalah dari Sampdoria, dan menang atas Sassuolo.
Namun, di sisi lain, Conte mulai mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dari gelandang serangnya, Christian Eriksen. Pemain asal Denmark itu menjadi penentu kemenangan Inter dalam laga perempat final menghadapi AC Milan, pekan lalu.
Eriksen dipastikan akan kembali diturunkan sejak menit awal, seperti saat Inter menumbangkan Benevento, 4-0, Minggu (31/1/2021). Eriksen akan bermitra dengan Arturo Vidal dan Nicolo Barella di lini tengah untuk menopang duet Martinez dan Sanchez.
”Laga semifinal akan berlangsung selama 180 menit. Kami harus bermain sempurna di dua laga,” kata Conte.