James Harden mulai mendalami peran barunya di tim super Nets. Peran berbeda dijalani demi menyeimbangi ego Kevin Durant dan Kyrie Irving.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
WILL NEWTON/GETTY IMAGES/AFP
Guard Brooklyn Nets James Harden (depan) menyaksikan rekan-rekannya berlaga melawan Washington Wizards pada laga NBA di Capital One Arena, Washington, DC, 31 Januari 2021. Harden yang pindah dari Houston Rockets ke Nets untuk mendapat cincin juara NBA, menurunkan egonya agar tidak berbenturan dengan dua bintang Nets, Kyrie Irving dan Kevin Durant.
James Harden menyadari, tidak bisa ada dua matahari dalam satu waktu, apalagi tiga. Di dalam Brooklyn Nets, bersama dua megabintang lain, Kevin Durant dan Kyrie Irving, perlu ada yang mengalah. Sebagai pemain baru, Harden dengan cerdik menurunkan egonya. Dia memainkan peran baru yang tidak terlihat 8 musim terakhir.
Sejak kepindahan Harden, awal Januari, Nets sudah empat kali memasangkan trio super bersama-sama. Tim asuhan Steve Nash ini memenangi tiga kali di antaranya dan hanya kalah satu kali.
Terlepas dari hasil, laga-laga tersebut memunculkan akumulasi statistik di luar dugaan. Harden hanya mencatatkan rata-rata 21 poin per laga ketika bermain bersama Irving dan Durant.
Angka ini sama sekali tidak menunjukkan seorang pebasket veteran yang dalam tiga tahun terakhir menjadi pencetak skor terbanyak dalam semusim. Setidaknya, mantan guard Houston Rockets ini selalu mencatatkan rata-rata lebih dari 30 poin selama tiga musim beruntun.
AP PHOTO/SUE OGROCKI
Guard Brooklyn Nets James Harden (kanan), melakukan rebound mendahului forward Oklahoma City Thunder, Darius Bazley (tengah) pada laga NBA antara Brooklyn Nets dan Oklahoma City Thunder di Oklahoma City, 29 Januari 2021.
Menariknya, dari statistik terlihat jelas pebasket berusia 32 tahun ini agak menahan diri. Dia tidak banyak membuat lemparan seperti biasanya, hanya menembak sekitar 13 kali setiap laga. Jumlah ini jauh berbeda jauh saat di Rockets, lebih dari 20 kali lemparan.
Jumlah tersebut juga jauh di bawah dua megabintang lain Nets. Ketika bermain bersama, Irving menembak bola sekitar 20 kali, sedangkan Durant sebanyak 22 kali. Banyaknya lemparan ini diikuti kontribusi poin mereka, Irving (26,7 poin) dan Durant (30,2 poin).
”Kami punya lebih dari cukup pencetak skor dan mereka bisa memasukkan bola itu ke dalam keranjang. Saya harus memilih tempat dalam tim. Sekarang saya lebih fokus membiarkan mereka bisa gampang menembak dan bertahan dengan solid. Itu saja,” kata Most Valuable Player (MVP) NBA 2017-2018 tersebut.
Minimnya peran Harden sebagai eksekutor menjadi pertanyaan besar. Mengingat, dia adalah salah satu pemain menyerang paling eksplosif saat ini. Kemampuan menyerangnya setara dengan Durant dan di atas Irving. Seharusnya, kesempatan menembak point guard gempal ini lebih banyak.
AP PHOTO/SUE OGROCKI
Guard Brooklyn Nets James Harden (kiri) mencuri bola dari penguasaan guard Oklahoma City Thunder Shai Gilgeous-Alexander, pada laga NBA antara Brooklyn Nets dan Oklahoma City Thunder di Oklahoma City, 29 Januari 2021.
Pelatih Steve Nash bahkan tidak menginstruksikan khusus Harden untuk tidak banyak menembak. Pelatih debutan NBA ini hanya meminta sang pemain tampil nyaman di lapangan, bersama megabintang lain. ”Dan yang dilakukannya, mencari pemain lain untuk mencetak layup mudah ataupun tiga poin di posisi terbuka,” ucapnya.
Bermain peran
Di titik ini, terlihat Harden bermain peran. ”Si Berewok” paham, ini bukan di Rockets, tempat semua pemain memberi makan egonya. Sebagai pemain baru, dia memilih menurunkan ego. Hal itu dipilih untuk keharmonisan tim.
Kami punya lebih dari cukup pencetak skor dan mereka bisa memasukkan bola itu ke dalam keranjang. Saya harus memilih tempat dalam tim. Sekarang saya lebih fokus membiarkan mereka bisa gampang menembak dan bertahan dengan solid. Itu saja.
Adaptasi peran tersebut sangat penting di tim dengan trio bintang seperti Nets. Sebab, hanya ada satu bola di lapangan untuk dimainkan ketiga pemain yang terkenal dominan memegang bola.
Pengamat NBA berkali-kali menyinggung, potensi perpecahan skuad asuhan Nash karena ego besar para pemain. Terutama Irving dan Harden yang bermain di posisi sama.
SARAH STIER/GETTY IMAGES/AFP
Kevin Durant (tengah) dan Kyrie Irving (kanan) menyambut James Harden saat ketiganya ditarik keluar pada babak kedua laga NBA antara Brooklyn Nets dan Miami Heat di Barclays Center, Brooklyn, 25 Januari 2021.
Apalagi, banyak rumor menyebutkan, Harden datang untuk menggantikan Irving. Klub dikabarkan sudah tidak tahan dengan berbagai aksi kontroversi yang dilakukan Irving. Jika tidak diatasi, isu ini bagaikan gunung merapi aktif yang bisa meledak kapan saja.
Karena itu, kecerdikan Harden memainkan peran akan sangat vital dalam hal ini. Nets tidak bisa hanya mengandalkan Nash yang punya beban besar menangani tim super pada musim pertamanya.
Harden pun punya peran baru saat ini, peran yang tidak pernah terlihat dalam 8 musim terakhir bersama Rockets. Dia lebih bermain sebagai fasilitator murni. Pemain bernomor punggung 13 ini tampak nyaman dengan peran tersebut.
”Saya berada dalam peran ini selama 8 tahun, mengontrol dan mendominasi bola. Sekarang adalah pengalaman berbeda bagi saya, tetapi itu hebat. Ini masih permainan bola basket yang sama pada akhirnya. Saya senang melakukannya,” pungkas Harden.
ELSA/GETTY IMAGES/AFP
Guard Brooklyn Nets James Harden merayakan angka yang dicetaknya pada laga NBA antara Brooklyn Nets dan Miami Heat at Barclays Center di Barclays Center, Brooklyn, 23 Januari 2021.
Dengan Harden sebagai fasilitator murni, peran Irving dan Durant lebih menjadi eksekutor Nets. Durant menjadi pilihan pertama mencetak poin, disusul Irving. Ketika mereka buntu, baru giliran Harden mengambil tanggung jawab tersebut.
Sejauh ini permainan peran Harden berjalan sesuai rencana. Dia tampaknya telah meraih rasa hormat dari Irving. Mereka semakin intim di lapangan. Dalam laga terakhir Nets, melawan Oklahoma City Thunder, Sabtu (30/1/2021), Irving, sambil tersenyum lebar, memeluk Harden dari belakang. Momen ini terjadi di luar ekspektasi banyak orang.
Irving berkata, dia hanya ingin menikmati momen terbaik saat ini. ”Dalam sejarah NBA, tidak setiap hari Anda bisa melihat kumpulan pemain seperti ini bermain bersama. Jadi kami ingin memanfaatkan keuntungan tersebut. Sebagai tim, kami ingin terus tumbuh dan mendukung satu sama lain,” jelasnya.
Solidnya trio Nets menjadi ancaman besar bagi seluruh penghuni NBA. Mereka berhasil melewati problem keharmonisan yang sempat dikhawatirkan. Jika terus seperti ini, tim super Nets hampir pasti melaju mulus ke tangga juara.
Bagi Harden, namanya mungkin akan hilang dari kandidat MVP musim ini. Namun, gelar pribadi bukanlah tujuan sang megabintang pindah tim. Dia ingin satu hal yang tidak bisa didapatkan di Rockets, yaitu gelar juara. Pebasket yang belum pernah merasakan cincin juara ini pun semakin dekat menuju mimpi terbesarnya. (AP)