Selamat Jalan Wismoyo, "Bapak Patriot Olahraga" Indonesia
Almarhum Wismoyo Arismunandar layak disebut "Bapak Patriot Olahraga Indonesia". Jenderal TNI (Purn) yang mengidolakan Sun Tzu itu telah melakukan banyak gebrakan di olahraga dan sangat memperhatikan kesejahteraan atlet.
Oleh
Fritz E. Simandjuntak
·5 menit baca
Awal tahun 1996, saya bertemu dan ngobrol dengan almarhumah, mbak Enny Hardjanto, salah satu eksekutif di Citibank. Pembicaraan kala itu terkait dukungan Citibank untuk olahraga Indonesia, khususnya dalam keikutsertaannya di Olimpiade Musim Panas 1996 di Atlanta, Amerika Serikat.
Mbak Enny menyanggupi untuk bekerja sama. Namun, ia memiliki permintaan khusus, yaitu meminta bertemu langsung dengan Pak Wismoyo Arismunandar. Di depan almarhum Wismoyo, yang berpulang Kamis (28/1/2021), ada satu hal yang ditekankan Mbak Enny. Ia meminta Wismoyo aktif dan hadir di setiap acara Citibank dan KONI Pusat.
Tidak lama, kartu kredit Visa Citibank pun menjadi sponsor utama kontingen Indonesia di Olimpiade Atlanta. Sebagian besar biaya kontingen ditanggung Visa Citibank.
Enny Hardjanto adalah salah satu pakar pemasaran di Indonesia. Karena itu, dia tahu persis bahwa personal branding Wismoyo Arismunadar sangatlah kuat di mata publik. Bahkan, citra Wismoyo lebih kuat daripada branding institusi yang dipimpinnya kala itu, KONI Pusat.
Sejak saat itu, sebagai orang yang bertanggung jawab soal sponsorship KONI Pusat, saya dan teman teman pengurus lainnya selalu menekankan komitmen Wismoyo terhadap olahraga dan kesediaannya untuk hadir dalam setiap kegiatan sponsor. Penandatangan kerja sama dengan para sponsor pun dilakukan di kantor mereka, bukan di kantor KONI.
Rendah hati
Padahal, saat itu, istilah pengusaha pejuang diberikan kepada para pendukung dana olahraga sehingga ada juga yang berpendapat bahwa pengusahalah yang semestinya datang ke kantor KONI Pusat untuk memberi bantuan dana, bukan sebaliknya.
Tapi, dengan tegas, Wismoyo mengatakan, dirinya bersedia dan siap ke kantor mereka di mana pun berada. Beliau sangat memahami harapan sponsor dari dirinya. Itulah bentuk kerendahan hati dari Wismoyo, seorang Jenderal TNI (Purn) yang pernah menduduki jabatan strategis lainnya, yaitu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dalam istilah pemasaran, seorang Wismoyo adalah product, marketing, branding, sekaligus nilai jual di olahraga nasional saat itu. Orang percaya produk prestasi olahraga akan lebih baik pada era kepemimpinan Wismoyo. Karena itu, para pengusaha dan korporasi berminat menjalin kerja sama dengan KONI Pusat, kala itu.
Kunci utama yang ditunjukkan Wismoyo adalah totalitas dan memberikan yang terbaik dalam menjalankan tugas, termasuk tugas di bidang olahraga, terutama kesejahteraan atlet.
Tahun 2000, Wismoyo meminta saya agar tetap semangat mencari sponsor untuk Olimpiade 2000 di Sydney. Padahal, keadaan ekonomi global ataupun di dalam negeri saat itu belum pulih dari krisis moneter 1998. Bahkan, pada saat sulit tersebut, dia meminta agar kami di KONI Pusat mencari terobosan yang fokus pada kesejahteraan atlet.
Perusahaan minuman energi, Extra Joss, pun bersedia memberikan hadiah Rp 1 miliar kepada setiap pemenang medali emas Olimpiade 2000. Lagi-lagi, penandatangan kerja sama itu dilakukan di kantor dan pabrik mereka di daerah Pulo Gadung, Jakarta. Wismoyo pun sempat berdialog dengan karyawan perusahaan tersebut.
Kesejahteraan atlet
Kunci utama yang ditunjukkan Wismoyo adalah totalitas dan memberikan yang terbaik dalam menjalankan tugas, termasuk tugas di bidang olahraga, terutama kesejahteraan atlet. Sikap totalitas inilah yang mendorong para pengurus lainnya juga bekerja optimal di bidangnya masing masing.
Dalam manajemen organisasi kelolahragaan, perhatian Wismoyo terhadap atlet sangatlah besar. Tidak lain itu didasari pertimbangan bahwa ujung tombak dari olahraga prestasi adalah atlet. Dia selalu hadir bersama atlet untuk memberikan motivasi, tanpa ada jarak sama sekali.
Tidak henti-hentinya beliau mengutip kata kata Sun Tzu, ahli militer sekaligus filsuf asal China kuno yang memopulerkan ”The Art of War”. ”Kenali dirimu, kenali lawanmu. Seribu kali perang, seribu kali menang,” demikian kata Wismoyo yang terinspirasi dari filosofi Sun Tzu.
Pesan di balik kata-kata tersebut adalah berlatihlah dengan sungguh sungguh. Almarhum meyakini, proses berlatih yang keras dan disiplin adalah layaknya sebuah pertandingan. Kemenangan hanya bisa diraih, apabila dilakukan dengan latihan yang baik.
Motivator ulung
Beliau juga seorang motivator ulung. Itulah sebabnya lagu mars ”Patriot Olahraga” diluncurkan dan selalu dinyanyikan bersama para atlet setiap kali ada acara dialog. Selain untuk menggelorakan semangat, Wismoyo juga selalu menciptakan suasana kegembiraan di kalangan atlet. Beliau ingin membangun suasana harmonis antara pemimpin dan para atletnya.
Ada hal berkesan lain tentang Wismoyo. Suatu saat, ada satu kebijakan yang dikeluarkan KONI Pusat tentang menghimpun Dana Olahraga dari masyarakat. Saya menghadap almarhum dan menyatakan ketidaksetujuan terhadap program yang sempat dibahas kalangan wakil rakyat di DPR. Saya meminta izin mengungkapkan pendapat saya dalam bentuk tulisan di media cetak. Terkejut saya karena saat itu ia langsung menyetujuinya.
Warisan terbesar olahraga adalah persahabatan. (Wismoyo Arismunandar)
Dampaknya, tulisan saya sempat menjadi bahan perdebatan di kalangan pengurus KONI Pusat. Namun, Wismoyo berani pasang badan dan mengambil alih tekanan itu. Ia menyampaikan bahwa dirinya telah berdiskusi sekaligus mengizinkan pendapat saya dipublikasikan di media.
Dari situ saya paham, almarhum sebenarnya pemimpin yang sangat demokratis dan mengambil alih tanggung jawab, ketika terjadi persoalan, agar silang pendapat tidak berkelanjutan.
Banyak sekali pesan yang selalu diingatkan Wismoyo, terutama yang berkaitan antara hubungan sosial manusia. Hal-hal humanis itu, antara lain, adalah kesetiaan dan pentingnya persahabatan. Bagi Wismoyo, kesetiaan timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin sangat penting dijaga. Kesetiaan adalah segala-galanya.
Terkait hal itu, suatu saat, terjadi penahanan salah satu pendukung dana KONI karena di dalam mobilnya ditemukan obat terlarang. Beliau meminta pengurus membuat konferensi pers yang pesan utamanya adalah hal itu sangat tidak mungkin terjadi.
Sebagai pengurus, tentu saja kamu memberikan masukan agar konferensi pers itu tidak perlu dilakukan. Tapi, Wismoyo bergeming sambil berkata: ”Jangan saat perlu bantuan dana saja kita baru datang dan meminta uang kepada sahabat kita. Saat mereka kesulitan, kita patut memberikan dukungan, meskipun berupa moril. Itulah wujud kesetiaan pemimpin kepada sahabat-sahabatnya".
”Apalagi, warisan terbesar olahraga adalah persahabatan,” lanjut Wismoyo.
Bagi almarhum, olahraga adalah tempat paling indah untuk membangun persahabatan. Melalui olahraga, terwujud segala macam hubungan sosial. Ada kerja sama, ada pula persaingan. Ada yang sedih karena kalah, tetapi ada pula yang gembira karena meraih kemenangan. Ada konflik ataupun pertengkaran, tetapi ada juga perdamaian. Semua hubungan sosial tersebut dirajut dalam aturan-aturan dan etika di olahraga.
Sekarang, Wismoyo sudah berada di rumah keabadian bersama Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas segala kontribusi dan kecintaannya di olahraga, almarhum akan dikenang sebagai ”Bapak Patriot Olahraga Indonesia”. Selamat jalan bapak Wismoyo Arismunandar....
(Fritz E Simandjuntak, Pengurus KONI Pusat 1995-2002)