Pol Espargaro akan menghidupkan persaingan internal di tim pabrikan Honda yang didominasi oleh Marc Marquez sejak kepergian Dani Pedrosa pada 2018. Espargaro bisa mengakhiri paceklik kemenangan Honda tanpa Marquez.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
JEREZ, KAMIS — Tim pabrikan Honda menjalani musim yang buruk pada MotoGP 2020 karena tidak pernah memenangi balapan menyusul cedera Marc Marquez. Ketergantungan pada Marquez semakin kuat setelah Dani Pedrosa pensiun pada akhir 2018. Pengganti Pedrosa, Jorge Lorenzo, gagal mengendalikan RC213V dan bahkan tidak pernah bisa finis di sepuluh besar. Alex Marquez, yang musim lalu menjadi rookie, belum cukup beradaptasi meskipun di seri-seri akhir menunjukkan kemajuan pesat.
Posisi pebalap kedua setelah era Pedrosa tidak pernah menjadi masalah bagi Honda selama Marc Marquez dalam kondisi bugar untuk balapan. Namun, situasi berubah drastis saat juara dunia enam kali MotoGP itu cedera sejak seri pertama musim 2020 di Jerez pada 19 Juli. Alex Marquez yang baru promosi dari Moto2 belum bisa diharapkan untuk memenangi balapan meskipun dia membuat kejutan dengan finis kedua di Le Mans dan bersaing dengan pebalap Suzuki, Alex Rins, hingga lap terakhir untuk podium pertama di Aragon.
Setali tiga uang, pebalap tim satelit LCR Honda, Takaaki Nakagami dan Cal Crutchlow, musim lalu tidak bisa bersaing di papan atas. Crutchlow didera cedera hingga kehilangan daya saing, sementara Nakagami mengalami kemajuan pesat setelah mempelajari data telemetri Marc Marquez. Dia bahkan meraih pole position pada seri Teruel dan memimpin balapan sejak start. Namun, pebalap asal Jepang itu terjatuh dan gagal memenangi balapan.
Tim pabrikan Honda sebelumnya selalu memiliki pebalap kedua yang kompetitif, terakhir adalah Pedrosa. Pada musim terakhirnya di Repsol Honda, 2018, dia memang tidak meraih podium karena masalah cedera lamanya yang kambuhan. Namun, satu musim sebelumnya dia sangat kompetitif dengan sembilan kali naik podium, dua di antaranya memenangi balapan.
Peran pebalap kedua seperti era Pedrosa itulah yang diharapkan bisa dipulihkan oleh Pol Espargaro. Mantan pebalap tim pabrikan KTM itu merupakan pebalap agresif yang musim lalu kompetitif di atas RC16. Dia lima kali naik podium, semuanya di posisi ketiga.
Namun, Espargaro memiliki misi melampaui pencapaian musim 2020 dengan motor juara RC213V. Memenangi balapan adalah misi utama pebalap 29 tahun itu karena hanya dengan finis di podium tertinggi dia bisa mewujudkan mimpi besarnya menjadi juara dunia. Meskipun dinilai gaya membalapnya terlalu agresif yang bisa kontraproduktif dengan karakter RC213V yang sulit dikendalikan, terutama front end yang tidak stabil, Espargaro justru menilai itu sisi positif yang perlu dieksplorasi saat tes pramusim.
Espargaro baru bisa memacu motor Honda saat tes pramusim di Sirkuit Losail, Qatar, pada 6-7 Maret dan 10-12 Maret. Namun, penjajakan sudah dia lakukan dengan mencari informasi tentang motor dari pebalap penguji Honda, Stefan Bradl. Pebalap asal Jerman itu musim lalu menggantikan posisi Marc Marquez. Dia juga sudah menguji motor 2021 di Jerez, pekan lalu. Informasi dari Bradl itu sangat penting bagi Espargaro untuk fokus pada sisi tertentu dalam tes pramusim yang terbatas.
”Pol bertanya kepada saya tentang motor saat seri terakhir di Portimao. Dan ketika saya menguji motor di Jerez pada Desember, dia juga menulis pesan kepada saya. Dia ingin tahu bagaimana hasilnya. Dia tertarik, komunikasinya bagus. Itu sebenarnya terjadi di antara kami berdua di masa lalu,” ungkap Bradl dalam wawancara dengan Speedweek, Kamis (28/1/2021).
Bradl mengakui bahwa adaptasi dengan motor Honda merupakan tantangan besar bagi Espargaro. Namun, dia optimistis pebalap asal Spanyol itu akan bisa mendapatkan ”klik” dengan cepat seperti di KTM. Terkait hasil adaptasi, Bradl mengakui itu sesuatu yang paling ditunggu dari tes pramusim. ”Saya pun penasaran,” kata pebalap berusia 31 tahun itu terkait proses adaptasi Espargaro dari KTM ke Honda yang sama-sama mengusung mesin V4.
”Kami tidak tahu pasti akan seberapa bagus, tetapi saya pikir dia akan baik-baik saja dengan Honda. Gaya membalapnya tidak akan buruk dengan Honda. Apa yang telah Pol lakukan bersama KTM merupakan pencapaian besar dalam beberapa tahun terakhir. Saya bisa membayangkan Pol akan berada di antara para pebalap di depan. Dia akan berada dalam sepuluh besar sejak start dan kemudian akan terus membaik. Secara logis, di dalam tim Repsol Honda, sepuluh besar tidak cukup dalam persaingan juara. Itu jelas,” tegas Bradl.
Espargaro musim lalu menjalani musim yang relatif membaik dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya. Dia beberapa kali bersaing ketat dalam perebutan podium tertinggi meskipun akhirnya hanya bisa finis ketiga dalam lima kesempatan. Kenaikan performa itu tidak lepas dari peningkatan performa KTM RC16 yang memiliki tenaga besar dan mudah dikendalikan.
Proses empat tahun di KTM yang dijalani oleh Espargaro membuat dia sangat memahami motor yang dia pacu. Di Honda, dia perlu melakukan proses adaptasi lagi dengan motor yang selama ini dinilai dikembangkan untuk Marc Marquez. Itulah yang diyakini membuat pebalap Honda selain Marc Marquez sulit mengoptimalkan potensi terbesar ”monster” beroda dua itu.
”Pol menandatangani kontrak dengan Honda pada Mei. Tidak seorang pun tahu seperti apa keseimbangan tenaga akan berkembang karena balapan baru dimulai pada Juli. Anda harus mempertimbangkan bahwa tawaran dari Repsol Honda tidak datang setiap hari. Dan ketika kesempatan muncul, Pol sudah pasti memikirkan ini dengan sangat hati-hati. Dia akan mengatakan pada dirinya: ’saya ingin mencoba itu.’ Kita tidak perlu membahas tentang itu adalah sebuah tantangan besar karena dia juga mengalami itu di KTM,” tegas Bradl.
Saya pikir saya datang ke tim Repsol Honda pada waktu terbaik dalam karier saya. Berada di tempat yang Anda inginkan, pada saat yang tepat, berarti memenuhi sebuah mimpi, dan untuk itu tanpa ragu saya memenuhi mimpi saya saat ini.
Espargaro sebelumnya menegaskan, bahkan berada di tim terbaik dengan motor terbaik adalah tujuannya sejak lama. ”Sejak semula saya sudah sangat jelas ingin ke mana, di mana seharusnya saya berada dan di mana saya ingin melihat diri saya untuk menguji diri saya dan melihat apa yang mampu saya lakukan. Cara terbaik melakukan itu adalah berada di tim terbaik di dunia, dengan motor terbaik di dunia dan di samping pebalap terbaik di dunia. Saya pikir saya datang ke tim Repsol Honda pada waktu terbaik dalam karier saya. Berada di tempat yang anda inginkan, pada saat yang tepat, berarti memenuhi sebuah mimpi, dan untuk itu tanpa ragu saya memenuhi mimpi saya saat ini,” ujar Espargaro di laman Honda Racing Corporation.
”Target utama musim ini tidak bisa selain berada di podium atau berusaha memenangi balapan atau bahkan gelar juara dunia. Kami perlu memperbaiki hasil kami tahun lalu, saya memiliki tahun yang bagus, tetapi itu bisa lebih baik, dan saya akan berusaha sekeras mungkin untuk itu,” tutur Espargaro.
”Tahun pertama tidak akan mudah, tetapi saya tidak datang ke tim Repsol Honda untuk bersaing masuk enam besar kejuaraan, saya datang ke sini untuk meraih target tertinggi dalam karier saya yaitu menjadi juara dunia MotoGP suatu saat. Yang pasti memenangi balapan-balapan dan target ini bisa diraih di sini di Repsol Honda,” pungkas adik pebalap Aprilia Aleix Espargaro itu.