Chelsea menjalani babak baru dalam misinya kembali ke papan atas klasemen Liga Inggris saat menghadapi Wolves, dini hari nanti. Di balik misi itu tersimpan tugas berat bagi kandidat kuat manajer yang baru, Thomas Tuchel.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, SELASA - Chelsea bakal melanjutkan misi memperbaiki posisinya di klasemen Liga Inggris dengan melawan Wolverhampton Wanderers, Kamis (28/1/2021) pukul 01.00 WIB. Laga ini menjadi babak baru ”Si Biru” tanpa manajer Frank Lampard yang baru saja dipecat sekaligus gambaran tugas berat yang menanti kandidat kuat penggantinya, Thomas Tuchel.
Hingga Selasa (26/1/2021) WIB, Chelsea belum mengumumkan manajernya yang baru. Namun, Tuchel santer dikabarkan bakal segera menjadi manajer Chelsea yang baru dan bahkan bisa langsung memimpin tim menghadapi Wolves.
Menurut The Athletic, Tuchel dijadwalkan tiba di London pada Selasa waktu setempat dan akan langsung bertemu dengan tim, sebelum memimpin sesi latihan perdananya di Chelsea. Namun, rencana itu masih bisa berubah mengingat pelatih asal Jerman ini harus menjalani protokol kesehatan agar bisa bergabung dengan ”Si Biru”.
Chelsea berencana menawari Tuchel kontrak selama 18 bulan plus opsi perpanjangan kontrak selama setahun. Bagi Tuchel, kesempatan melatih klub Inggris merupakan salah satu keinginannya. Ia ingin mengikuti jejak pelatih-pelatih hebat yang pernah berkarier di Jerman dan lantas sukses di Inggris, seperti Manajer Liverpool Juergen Klopp dan Manajer Manchester City Pep Guardiola.
Modal besar
Tuchel punya modal besar berupa pengalaman dan visinya saat meracik taktik di klub-klub besar, seperti Borussia Dortmund dan Paris Saint-Germain. Ia berpengalaman menangani para pemain bintang, seperti duet penyerang mahal PSG, Neymar dan Kylian Mbappe.
Bersama PSG, Tuchel meraih dua trofi juara Liga Perancis dan tampil di final Liga Champions Eropa. Capaian itu menjadi salah satu pertimbangan Chelsea memilih Tuchel, selain kenyataan ia tengah menganggur seusai dipecat PSG, Desember 2020 lalu. Ia digantikan Mauricio Pochettino, mantan manajer Tottenham Hotspur.
Membangkitkan kepercayaan diri para pemain yang sedang meredup harus segera dilakukan Tuchel. Ia harus bergerak cepat.
Tantangan dan tekanan Tuchel di Chelsea bakal lebih besar ketimbang di PSG, mengingat ia bakal memiliki ”bos besar” yang hobi memecat manajer, Roman Abramovich. Lampard, mantan kapten yang sangat disegani di Chelsea, bahkan tidak luput dari pemecatan. Hal serupa dialami barisan manajer hebat, seperti Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, dan Antonio Conte.
Adapun tugas jangka pendek Tuchel saat ini adalah mengasah kembali penampilan para pemain bintang Chelsea yang sedang meredup. Chelsea telah berinvestasi hingga 220 juta pounds atau Rp 4,2 triliun untuk membeli pemain baru. Namun, sejauh ini, mereka gagal dioptimalkan pada era Lampard.
”Motor” serangan baru Chelsea, Timo Werner dan Kai Havertz, tidak bisa tampil seperti yang diharapkan. Bahkan, Werner saat ini tampak seperti bukan striker yang bernilai 52 juta pounds atau Rp 1 triliun. Pada laga terakhirnya, yaitu di ajang Piala FA, Werner gagal mencetak gol dari titik penalti.
Membangkitkan kepercayaan diri para pemain yang sedang meredup harus segera dilakukan Tuchel. Ia harus bergerak cepat karena saat ini Chelsea berada di peringkat ke-9 dengan 29 poin atau tertinggal 11 poin dari Manchester United, pemuncak klasemen.
Jika Tuchel tidak bisa memberikan hasil maksimal dalam waktu cepat, tidak menutup kemungkinan ia akan bernasib serupa Lampard. ”Tuchel bakal bekerja di bawah aturan yang sama, seperti dialami Lampard. Dalam 18 bulan atau dua tahun lagi, saya yakin akan muncul pembicaraan terkait rencana Chelsea melepas Tuchel,” ujar mantan pemain tim nasional Inggris dan MU, Gary Neville.
Mourinho, yang kini menangani Spurs, tidak lagi terkejut dengan situasi di Chelsea. ”Saya merasa kasihan terhadap Lampard. Namun, inilah kebrutalan sepak bola modern,” ujarnya seusai Spurs mengalahkan Wycombe Wanderers, 4-1, pada babak keempat Piala FA, Selasa dini hari WIB.
Pada laga Liga Inggris lainnya, Kamis dini hari WIB, MU akan berusaha mempertahankan posisi puncak klasemen dengan melawan tim juru kunci, Sheffield United, di Stadion Old Trafford. ”Kami wajib konsisten dan ingin terus tampil lebih baik lagi,” kata Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer menyambut laga itu.
Apabila Sheffield bisa membuat kejutan besar dengan mengalahkan MU, maka Leicester City bisa mengambil alih puncak klasemen. Syaratnya, Leicster juga harus mengalahkan Everton pada laga lainnya di saat bersamaan. Leicester kini berada di peringkat ketiga dengan koleksi 38 poin. (AFP/REUTERS)