Prestasi kurang memuaskan pebulu tangkis Indonesia di Thailand membuat mereka tak diunggulkan pada Final Tur Dunia BWF. Namun, mereka tetap bisa menjadi ”kuda hitam”.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, SELASA - Satu gelar juara dari dua turnamen Thailand Terbuka membuat skuad Indonesia pada kejuaraan Final Tur Dunia BWF 2020 berada di balik bayang-bayang para favorit juara. Hasil undian menambah berat tantangan bagi Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan.
Tiga dari lima wakil Indonesia berada dalam grup berat pada babak penyisihan turnamen yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Thailand, 27-31 Januari. Selain Anthony, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti juga menhadapi tugas berat. Dua wakil lainnya pada turnamen pengujung musim kompetisi ini adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.
Final BWF 2020 seharusnya berlangsung Desember 2020 di China, tetapi dimundurkan Januari 2021 di Thailand. Turnamen ini menjadi yang ketiga beruntun dalam ”gelembung” di Bangkok setelah Yonex dan Toyota Thailand Terbuka. Indonesia hanya meraih gelar juara dari Greysia/Apriyani pada Yonex Thailand Terbuka, tak meloloskan wakil di final Toyota Thailand Terbuka.
Pengumpulan poin untuk Final BWF yang diikuti delapan pemain/pasangan terbaik ini hanya dihitung dari sembilan turnamen. Dua turnamen di Tahiland, 12-24 Januari, serta satu turnamen Syed Modi International India pada akhir 2019. Enam turnamen lain berlangsung pada 2020.
Dari undian yang digelar di Bangkok, Selasa (26/1/2021), Anthony berada di Grup A bersama Viktor Axelsen (Denmark), Chou Tien Chen (Taiwan), dan Lee Zii Jia (Malaysia). Anthony harus menempati posisi dua besar untuk lolos ke semifinal. Empat tunggal putra lain di Grup B, adalah Anders Antonsen (Denmark), Wang Tzu Wei (Taiwan), Kidambi Srikanth (India), dan Angus Ng Ka Long (Hong Kong).
Mantan pebulu tangkis Denmark, Morten Frost, yang menjadi komentator rangkaian turnamen di Thailand mengatakan, kehadiran Anthony memperketat persaingan kejuaraan. Pemain Indonesia peringkat keenam dunia itu menjadi tunggal putra terakhir yang lolos ke Final BWF.
”Menurut saya, Ginting, dengan kecepatannya dalam bermain, menjadi satu-satunya pemain yang bisa mengalahkan Axelsen sebagai favorit juara,” ujar Frost.
Komentator lainnya, mantan pebulu tangkis Inggris, Gillian Clark, menilai, tampil dalam turnamen ketiga secara beruntun, setelah menjuarai dua turnamen, akan menguji daya tahan fisik Axelsen. Faktor inilah yang dapat dimanfaatkan pemain lain, termasuk Anthony.
Menurut saya, Ginting, dengan kecepatannya dalam bermain, menjadi satu-satunya pemain yang bisa mengalahkan Axelsen sebagai favorit juara.
Pengamatan Frost didukung statistik pertemuan dalam turnamen BWF. Anthony menjadi satu-satunya pemain yang unggul atas Axelsen, yaitu empat kali menang dari tujuh pertemuan. Dia juga unggul (6-5) dari Chou, dan selalu menang dari dua laga melawan Lee.
Namun, hasil di lapangan dalam dua turnamen terakhir hanya membuat Anthony menjadi ”kuda hitam”. Dia dikalahkan Axelsen pada semifinal Yonex Thailand Terbuka, setelah itu tersingkir pada babak kedua Toyota Thailand Terbuka.
Pemain berusia 24 tahun itu pun menyadari tantangan berat yang dihadapi, apalagi akan langsung berhadapan dengan Axelsen pada Rabu malam. ”Undian memang lebih berat dibandingkan dengan grup lain, tetapi masing-masing pemain punya kesempatan yang sama selama bisa menikmati permainan dan memberikan yang terbaik,” ujar Anthony.
Selain menikmati pertandingan, Anthony bertekad menjaga fokus pada setiap perburuan poin sejak awal hingga akhir. Kehilangan fokus setelah unggul menjadi penyebab kekalahan pada dua turnamen sebelumnya, termasuk saat dikalahkan Axelsen. Dia kalah 19-21, 21-13, 13-21 meski telah unggul 11-7 pada gim ketiga.
Asisten pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Irwansyah menilai, Anthony punya peluang mencapai target awal, lolos dari persaingan grup. ”Itu bisa didapat dengan kerja ekstra keras karena lawannya kuat semua,” katanya.
Penampilan Anthony pada pekan ini menjadi yang ketiga kalinya dalam Final BWF setelah 2018 dan 2019. Setelah tersingkir pada penyisihan grup dengan tiga kali kalah pada debutnya, Anthony mencapai final pada 2019, sebelum dikalahkan Kento Momota (Jepang).
Grup berat
Juara bertahan ganda putra, Hendra/Ahsan, juga berada dalam grup berat. Di Grup B, peringkat kedua dunia itu akan bersaing dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia), dan Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan).
Ahsan tampil dengan cedera betis sejak perempat final Yonex Thailand Terbuka. Namun, seperti dikatakan pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, kondisinya semakin membaik.
”Hendra/Ahsan selalu solid dalam kondisi apapun. Bisa mencapai semifinal pekan lalu, saat Ahsan cedera, adalah hasil yang sangat baik. Jangan remehkan mereka,” kata Frost.
Pada ganda campuran, Praveen/Melati akan bersaing dengan Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris), Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), dan Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (Korea Selatan) pada Grup A. Dua pasangan terakhir, yang menang dalam pertemuan terakhir dengan pasangan Indonesia juara All England itu, akan menjadi pesaing berat mendapat dua tiket semifinal dari Grup A.
”Praveen/Melati akan menjadi ‘kuda hitam’ ganda campuran. Dalam dua turnamen sebelumnya, mereka belum tampil maksimal. Tetapi, saat bisa bermain dengan kemampuan terbaik, mereka bisa mengalahkan semua pasangan top dunia,” ujar Frost.