Negosiasi perpanjangan kontrak Lewis Hamilton di Mercedes Fomula 1 yang berlangsung sejak tahun lalu kini memasuki babak akhir. Tim ”Panah Perak” ingin terus bersama Hamilton dan tidak memainkan ”kartu” George Russell.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
VIENNA, SENIN — Teka-teki kontrak baru Lewis Hamilton di Mercedes Formula 1 menemui titik terang. Mercedes menegaskan, mereka masih ingin bersama Hamilton dan negosiasi kontrak memasuki finalisasi. Kondisi para pihak yang tidak bisa bertatap muka akibat pandemi Covid-19 juga memperlambat penyelesaian kontrak. Sebelum tim berangkat ke Bahrain untuk tes resmi pada 12-14 Maret, kontrak baru itu sudah ditandatangani.
Masalah utama yang sedang dibahas adalah aspek legal dari perjanjian kontrak baru itu. Pengacara kedua belah pihak mengkaji pasal-pasal kontrak yang sangat detail dan terus berubah seiring hasil negosiasi.
”Para pengacara bekerja keras. Kami tidak membuat hidup mudah bagi mereka ketika kami berdua beradu argumen melalui Zoom dan terus mengirim sesuatu yang tidak terduga kepada pengacara. Namun, dia (Hamilton) kini berada di Amerika dan saya di sini (Austria). Pada titik tertentu kami akan memfinalisasi itu,” tegas Kepala Tim Mercedes F1 Toto Wolff kepada televisi Austria ORF dikutip Motorsport, Senin (25/1/2021).
Hamilton kini sedang berlibur sekaligus berlatih di resor ski di Colorado, Amerika Serikat. Juara dunia tujuh kali F1 itu menata pikiran dan fisiknya menghadapi musim 2021. Dia sempat mengunggah video mendaki pegunungan dengan peralatan ski. Ketenangan Hamilton meskipun kontraknya di Mercedes habis akhir 2020, mengindikasikan dirinya merasa aman terkait kontrak baru.
Proses negosiasi itu semakin lambat karena para pihak tidak bisa bertemu langsung akibat pandemi Covid-19. Padahal, materi negosiasi perlu dikaji oleh tim hukum terlebih dahulu. Namun, Wolff menegaskan, sejauh ini tidak ada kendala besar yang bisa menggagalkan kesepakatan. ”Inilah negosiasi. Anda selalu datang dari sudut berbeda, tetapi itu wajar,” ujarnya.
Menurut Wolff, Mercedes dan Hamilton memiliki hubungan sangat kuat setelah merayakan kesuksesan besar bersama dan ingin terus melakukan itu. ”Namun, kadang Anda harus membahas sesuatu secara rinci dan perlu waktu bagi kami. Namun, sebelum Bahrain, paling lambat, sesuatu harus sudah ditandatangani,” tegas Wolff.
Terkait rumor bahwa Mercedes memainkan ”kartu” George Russell dalam negosiasi, Wolff menegaskan itu tidak pernah terjadi. Russell, pebalap muda binaan Mercedes yang membalap bersama Williams, musim lalu menjadi sorotan karena tampil brilian saat menggantikan Hamilton dalam seri Shakir. Russell mendominasi balapan dan nyaris memenangi balapan jika tidak ada kekacauan saat pit stop sehingga mobilnya terpasang ban untuk mobil Valtteri Bottas.
Performa Russell itu menunjukan, semua pebalap berbakat di F1 saat ini bisa menang saat memacu mobil Panah Perak. Faktor inilah yang sempat diprediksi dipakai Mercedes dalam negosiasi, khususnya terkait dugaan kenaikan gaji yang mencapai 40 juta euro per musim (Rp 683,46 miliar).
”Kami tidak pernah memainkan kartu George Russell. Dia melakukan sesuatu yang sangat baik dan suatu hari akan berada di dalam mobil teratas, tetapi kemitraan jangka panjang kami sama sekali bukan tentang membuat sinyal yang mengancam,” tegas Wolff. ”Kami tahu kami ingin membalap bersama. Dan sekarang kami harus menegosiasikan kontrak.”
Teka-teki
Teka-teki kontrak Hamilton itu sempat dikupas oleh media Inggris, Express, yang mengungkap tiga hal pengganjal perpanjangan kontrak pebalap berusia 35 tahun itu. Syarat dari Hamilton itu diyakini membuat para petinggi Daimler, induk Mercedes, keberatan. Menurut Express, syarat pertama yang diajukan oleh Hamilton adalah gaji pokok 40 juta euro per musim.
Kadang Anda harus membahas sesuatu secara rinci dan perlu waktu bagi kami. Namun, sebelum Bahrain, paling lambat, sesuatu harus sudah ditandatangani.
Syarat kedua adalah Hamilton menginginkan 10 persen dari hadiah uang yang diterima Mercedes jika tim ”Panah Perak” menjadi juara konstruktor untuk kedelapan kali beruntun pada 2021. Mercedes diyakini menerima 140 juta euro (Rp 2,39 triliun) pada 2020, yang berarti ada sekitar 14 juta euro (Rp 239 miliar) tambahan bonus untuk Hamilton jika syarat itu dipenuhi.
Syarat ketiga diyakini, Hamilton bukan hanya ingin mendapatkan model mobil terbaru AMG yang ada di pasaran secara cuma-cuma, tetapi dia juga ingin memainkan peran utama dalam grup yang melampaui peran seorang duta. Dia ingin secara aktif membantu memantapkan posisi Mercedes dalam dunia baru mobil listrik.
Selain menjelaskan negosiasi kontrak dengan Hamilton, Wolff juga mengaku bahwa dirinya sempat jeda dari semua aktivitas karena positif Covid-19. Dia dites positif Covid-19 saat berlibur ke Kitzbuhel, resor ski di Austria.
”Kami berencana berada di sini hingga beberapa hari. Dan entah dari mana tes saya positif. Sekarang kami sudah berada di sini selama sepuluh hari, syukurlah semuanya baik-baik saja, tidak ada gejala. Kami sudah keluar dari karantina, dan bisa kembali fokus penuh ke Formula 1,” kata Wolff dikutip Speedweek.