Setelah 42 tahun, PB PASI memiliki ketua baru. Luhut Binsar Pandjaitan terpilih aklamasi sebagai Ketua Umum PB PASI 2021-2025. Di kepemimpinannya, Luhut ingin pembinaan atletik berbasis data agar prestasi lebih optimal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia 2021-2025. Luhut ingin atletik Indonesia mengedepankan pembinaan berbasis data agar hasil pembinaan lebih terukur dan optimal, terutama memperkirakan atlet yang sesuai dikirim ke ajang internasional.
”Kami akan fokus ke beberapa nomor perlombaan dari 48 nomor atletik. Kita lihat mana yang kira-kira bisa berperan. Lalu, identifikasi daerah sesuai spesifikasi atlet yang biasa dilahirkan. Kita harus menggunakan sport science dan kerja sama dengan negara lain dalam pembinaan. Dengan demikian, nomor yang dikembangkan bisa mencapai target prestasi,” ujar Luhut dalam konferensi pers seusai Kongres PB PASI 2021, Senin (25/1/2021).
Dalam longres secara daring sekitar dua jam itu, 34 Pengurus Provinsi PASI sepakat memilih Luhut sebagai Ketua Umum yang baru. Kongres yang dibuka Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat Marciano Norman itu berlangsung lebih cepat dari rencana awal.
Selain memilih ketua umum, Kongres juga membahas pertanggungjawaban pengurus PB PASI 2016-2020 dan pembahasan AD/ART. Kongres juga memilih anggota tim formatur untuk menyusun kepengurusan PB PASI 2021-2025, yakni mantan Pelaksana Tugas Ketua Umum PB PASI 2016-2020 Zacky Anwar Makarim dan Ketua Pengprov Jawa Tengah Rumini.
Luhut dalam pernyataan resmi di Instagram pribadinya mengatakan, dirinya sempat mengamati pemberitaan dan meminta stafnya melakukan riset berbasis data dan membandingkan statistik prestasi atlet atletik mulai dari SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade. Tujuannya, untuk melihat potensi apa saja yang bisa dikembangkan secara optimal dari 48 nomor lomba.
Luhut berharap, PB PASI lebih banyak memakai data atau statistik dalam pembinaan agar tepat sasaran, termasuk mengirim atlet yang betul-betul bisa bersaing di ajang multicabang. ”Saya ingin atletik melakukan pendekatan lebih modern,” ujarnya.
Kerja sama
Luhut, yang mengaku tertarik menjadi Ketua Umum PB PASI karena menggemari atletik, mengatakan, dirinya juga ingin PB PASI lebih banyak bekerja sama dengan negara lain yang lebih baik dalam pembinaan atletik, seperti China dan Amerika Serikat. Kerja sama dilakukan antara lain dengan mengirim pelatih dan atlet ke luar negeri atau memanggil pelatih dari luar negeri.
Kami akan fokus ke beberapa nomor perlombaan dari 48 nomor atletik. Kita lihat mana yang kira-kira bisa berperan. Lalu, identifikasi daerah sesuai spesifikasi atlet yang biasa dilahirkan.
Yang tak kalah penting, atlet perlu mendapatkan pendidikan yang baik. Selain fokus di sekolah olahraga yang telah ada, Jenderal TNI purnawirawan itu telah menghubungi Profesor Yohanes Surya untuk membantu menyusun kurikulum pendidikan bagi atlet agar memiliki masa depan lebih baik selepas menjadi atlet.
Pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara, 73 tahun silam itu juga berharap masyarakat bersabar. Sebab, membangun prestasi atletik seperti melahirkan sprinter andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, itu tidak mudah dan butuh waktu panjang. ”Jangan berpikir kami akan bikin sulap. Karena apa yang telah dikerjakan oleh Pak Bob Hasan itu luar biasa. Tidak mudah memulai dari yang sudah bagus,” katanya.
Luhut berjanji akan meneruskan apa saja yang sudah berjalan baik di PB PASI, yang fondasinya telah dibangun oleh almarhum Mohammad Bob Hasan selama 42 tahun memimpin organisasi tersebut. Dirinya tinggal memperbaiki hal-hal yang kurang agar ke depan menjadi lebih baik.
Bahkan, dia berkomitmen mengikuti jejak Bob Hasan mengeluarkan dana pribadi untuk pembinaan atletik Indonesia. ”Saya sudah sepuluh tahun jadi Ketua Umum PB Forki (2001-2010). Jadi, bicara soal menomboki, di Forki kurang apa,” tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Singapura tersebut.
Untuk saat ini, Luhut ingin kepengurusan baru PB PASI bisa segera rampung dalam dua pekan. Setelah selesai, dirinya ingin pengurus membuat rencana kerja ke depan. ”Saya akan menjadi payung (pengayom) dalam PB PASI. Nanti yang kerja adalah yang muda-muda. Kita butuh regenerasi kepengurusan juga. Namun, kalau sudah bagus, kenapa mesti dibongkar-bongkar lagi. Saya janji akan memulai dengan tim yang terbaik,” ujarnya.
Momentum perbaikan
Marciano menuturkan, Kongres PB PASI 2021 merupakan momentum perbaikan prestasi atletik nasional. Saat ini, prestasi PB PASI sudah cukup menjanjikan, termasuk melahirkan Zohri yang menjadi pelari tercepat Asia Tenggara dengan waktu 10,03 detik saat meraih perunggu Seiko Golden Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang, dan lolos ke Olimpiade Tokyo.
Dia berharap prestasi yang ada itu lebih meningkat lagi. Pengurus PB PASI yang baru patut melahirkan Zohri-Zohri yang lain. ”Figur Pak Bob Hasan dengan totalitas untuk atletik Indonesia wajib diteladani oleh ketua umum yang baru. Pengurusnya juga harus menjaga soliditas internal dan eksternal. Tata kelola induk cabang olahraga yang baik akan sangat memengaruhi prestasi atletnya ke depan,” pesannya.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari mengutarakan, pengurus PB PASI yang baru perlu menggalakkan atletik di sekolah-sekolah. Sebab, atletik adalah olahraga induk yang menjadi dasar dan menentukan prestasi di cabang olahraga lain.
”Saya teringat kata Pak Bob Hasan. Masalah pembinaan olahraga Indonesia, yakni belum apa-apa anak kecil sudah langsung disuruh menggeluti olahraga permainan seperti sepak bola. Harusnya, mereka belajar atletik lebih dahulu sebagai dasarnya,” kata Okto.