Kecelakaan Pesawat Tewaskan Presiden Klub dan Pemain Sepak Bola Brasil
Kecelakaan pesawat menewaskan presiden dan empat pemain klub kasta keempat Brasil, Palmas. Tragedi ini mengulang kesedihan akibat kisah pahit yang melibatkan Emiliano Sala dan tim Brasil lain Chapecoense.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
PALMAS, SENIN – Tragedi kecelakaan pesawat kembali memberikan duka mendalam bagi dunia sepak bola. Pada Minggu (24/1/2021) waktu setempat, presiden dan empat pemain klub asal Brasil, Palmas, meninggal akibat kecelakaan pesawat kecil dalam perjalanan jelang laga Piala Brasil.
Presiden klub kasta keempat Liga Brasil ini, Lucas Meira, meninggal dunia bersama pemain Lucas Praxedes, Guilherme Noe, Ranule dan Marcus Molinari. Pilot pesawat bernama Wagner juga tewas dalam kecelakaan saat akan lepas landas tersebut.
"Pesawat lepas landas dan jatuh di ujung landasan pacu Asosiasi Penerbangan Tocantinense. Dengan menyesal, kami melaporkan tidak ada yang selamat dari kecelakaan itu. Dalam momen kesedihan dan kecemasan ini, klub meminta doa dan dukungan,” jelas pernyataan klub seperti dikutip ESPN.
Pesawat ini membawa pemain dan presiden klub menuju Kota Goiania, tempat Palmas akan bertanding melawan Vila Nova di babak 16 besar Copa Verde, pada Selasa dini hari WIB. Perjalanan tersebut berjarak sekitar 800 kilometer.
Akibat tragedi ini, laga pada Selasa nanti pun terpaksa ditunda. Pengumuman disampaikan langsung oleh Federasi Sepak Bola Brasil yang sembari mengucapkan rasa duka cita.
Menurut juru bicara klub Izabela Martins, pemain berangkat menggunakan pesawat peribadi karena sempat dinyatakan positif Covid-19. Mereka tidak bisa ikut anggota tim lain yang sudah berangkat lebih dulu menggunakan pesawat komersil.
Sampai saat ini, penyebab kecelakaan masih diselidiki. Menurut petugas pemadam kebakaran Tocantis, pesawat sudah terbakar sekitar 500 meter dari landasan pacu ketika petugas datang. Terdengar dua kali ledakan dari pesawat berkapasitas enam penumpang ini.
Pesawat lepas landas dan jatuh di ujung landasan pacu Asosiasi Penerbangan Tocantinense. Dengan menyesal, kami melaporkan tidak ada yang selamat dari kecelakaan itu. Dalam momen kesedihan dan kecemasan ini, klub meminta doa dan dukungan.
Ucapan belasungkawa pun mengalir deras kepada korban tragedi kecelakaan pesawaat ini. Salah satunya dari klub Brasil Chapecoense yang pernah juga mengalami tragedi serupa pada November 2016.
“Kami tahu seperti apa momen kesakitan ini dan kami berharap tidak ada kelompok lain yang merasakan hal yang sama. Anda tidak akan melalui ini sendirian,” tulis Chapecoense dalam pernyataan resmi.
Kala itu, 19 pemain dan ofisial Chapecoense meninggal dalam kecelakaan pesawat Lamia 933 yang membawa mereka ke Kolombia, untuk menjalani laga final Copa Sudamericana melawan Atletico National. Diketahui, kecelakaan terjadi karena pesawat kehabisan bensin.
Dari seluruh skuad Chapecoense, hanya tiga pemain yang berhasil selamat. Meski begitu, Alan Ruschel dan Helio Zemper Neto menderita cedera patah tulang cukup parah, sedangkan Jason Follman harus menjalani amputasi pada kaki kanannya.
Sementara itu, kecelakaan yang melibatkan Palmas hanya berselang dua tahun sejak tragedi striker Argentina Emiliano Sala. Pada 21 Januari 2019, Sala meninggal akibat kecelakaan pesawat pribadi yang terjatuh di Pulau Guernsey, Selat Inggris.
Sala seharusnya bisa mewujudkan mimpi bermain di Liga Inggris bersama Cardiff City, setelah urusan transfer dengan Nantes selesai. Namun, mimpi itu justru harus terkubur dalam perjalanannya menuju Inggris.
Tragedi kecelakaan pesawat di dunia sepak bola selalu menghasilkan duka yang sangat mendalam. Namun, duka itu biasanya selalu diikuti dengan solidaritas dari anggota sekaligus pendukung klub di seluruh dunia. (AP)