Sebanyak 30 Pengprov PASI Dukung Luhut Binsar Pandjaitan
Mayoritas Pengprov PASI mendukung Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Umum PB PASI dalam Musyawarah Nasional pada 25 Januari nanti. Luhut dinilai punya pengalaman di olahraga karena pernah menjadi Ketua Umum Forki.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sebanyak 30 dari 34 Pengurus Provinsi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau Pengprov PASI mendukung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjadi Ketua Umum PB PASI pada Musyawarah Nasional PASI di Jakarta, Senin (25/1/2021). Selain berpengalaman di pemerintahan, Luhut dinilai bukan orang baru di olahraga karena pernah menjadi Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-do Indonesia 2001-2010.
”Sejauh ini, mayoritas Pengprov PASI telah memberikan dukungan resmi berupa surat dukungan kepada Pak Luhut untuk menjadi Ketua Umum PB PASI. Kalau tidak ada halangan, Pak Luhut kemungkinan akan terpilih sebagai Ketua Umum PB PASI pada Munas (Musyawarah Nasional) PASI nanti,” ujar Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Tigor mengatakan, pada Rabu (20/1/2021), PB PASI sudah melakukan pertemuan virtual dengan semua Pengprov PASI untuk membahas usulan Luhut menjadi Ketua Umum PB PASI yang baru. Hampir semua perwakilan Pengprov PASI memberikan respon postif mengenai usulan tersebut.
Hal itu diperkuat dengan inisatif Pengprov membuat surat dukungan kepada Luhut. ”Pada Kamis (21/1/2021), kami menerima surat dukungan kepada Pak Luhut dari 25 Pengprov PASI. Hingga Jumat petang, kami menerima lima surat dukungan lagi. Jadi, total ada 30 surat yang sudah diterima,” katanya.
Alasan dukungan
Tigor menuturkan, alasan utama mayoritas Pengprov PASI mendukung Luhut karena pengalaman sebagai Ketua Umum Federasi Karate-do Indonesia (Forki) 2001-2010. Artinya, Jenderal TNI purnawirawan itu tidak asing dengan manajemen organisasi olahraga.
Ketika memimpin PB PASI, pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara 73 tahun silam itu tidak akan canggung lagi. ”Di samping itu, sebagai mantan tentara, Pak Luhut punya naluri disiplin, ketegasan, dan respon yang tinggi dalam menyelesaikan masalah. Jiwa kepemimpinan seperti itu sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi olahraga,” tuturnya.
Di sisi lain, dengan pengalaman sebagai pejabat negara, kemampuan Luhut dalam menjalin relasi dengan lembaga/instansi terkait, daerah, maupun negara lain sudah teruji. Hal itu dibutuhkan oleh PB PASI untuk menumbuhkan geliat pembinaan di daerah dan meningkatkan kualitas pembinaan di pusat (pelatnas), seperti bekerjasama dengan negara lain jika ingin menggunakan pelatih asing atau melakukan pelatnas di suatu negara.
Alasan lain, Luhut pun dikenal sebagai pengusaha sehingga pasti memiliki jaringan luas untuk membantu PB PASI go public atau masuk ke era industri olahraga. Itu bertujuan agar PB PASI lebih mandiri secara anggaran pasca era mendiang mantan ketua umumnya, Mohammad Bob Hasan yang selama kurang lebih empat dasawarsa memimpin terkenal royal.
”Sedangkan empat Pengprov PASI lain belum/tidak mengirim surat dukungnya bukan berarti tidak sepakat dengan usulan Pak Luhut sebagai Ketua Umum PB PASI. Ada pengprov yang sedang fokus dengan bencana alam di daerahnya. Ada pula yang punya pemikiran lain tetapi wajar karena dulu waktu almarhum Pak Bob Hasan jadi Ketua PASI juga tidak semua daerah mendukungnya,” ungkap Tigor.
Selaras dengan pemerintah
Sementara itu, lanjut Tigor, Luhut bersedia menjadi Ketua Umum PB PASI karena menganggap induk olahraga atletik nasional itu punya visi dan misi selaras dengan pemerintah. Keinginan PB PASI masuk ke industri olahraga bisa turut berkontribusi menyukseskan program pariwisata berbasis olahraga atau sport tourism yang sedang gencar dipromosikan.
Luhut misalnya, berandil besar menyiapkan sirkuit internasional di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menggelar seri MotoGP guna semakin meningkatkan potensi pariwisata di daerah tersebut. ”Atletik juga bisa dikemas sebagai salah satu alat promosi pariwisata. Apalagi beberapa tahun terakhir, perlombaan lari maraton/jarak jauh berbasis wisata mulai semarak di Indonesia,” ujarnya.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto menyampaikan, peluang Luhut menjadi Ketua Umum PB PASI sangat besar. Apalagi secara regulasi, pemerintah tidak melarang pejabat publik/pemerintahan menjadi pengurus ataupun ketua suatu organisasi cabang olahraga kecuali KONI daerah maupun pusat.
”Bahkan, ini sesuai cita-cita Menpora Zainudin Amali yang menginginkan lebih banyak menteri menjadi ketua umum cabang olahraga. Sebab, menteri punya akses untuk memudahkan cabang berkoordinasi dengan pemerintah ataupun kementerian/lembaga terkait yang selama ini sering jadi kendala,” pungkasnya.