Luhut Binsar Pandjaitan Didukung Jadi Calon Ketum PB PASI
Penantian Persatuan Atletik Seluruh Indonesia memiliki ketua umum baru, pengganti Bob Hasan yang meninggal pada tahun lalu, akan segera terwujud. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan menjadi calon terkuat.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah nyaris setahun tidak mempunyai ketua umum tetap seusai meninggalnya Mohammad Bob Hasan di Jakarta, 31 Maret 2020, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PB PASI tidak lama lagi bakal memiliki ketua umum baru. Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, muncul dan mendapat dukungan luas sebagai calon tunggal ketum PB PASI.
Luhut berpeluang besar terpilih sebagai ketum PB PASI secara aklamasi pada Musyawarah Nasional PB PASI yang akan digelar pada Senin (25/1/2021). ”Pak Luhut salah satu figur yang didapat melalui pendekatan dan bersedia dipilih dalam Munas PB PASI. Sekarang, hal itu terus dikoordinasikan,” ujar Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Tigor berkata, Luhut memenuhi kriteria calon ketua umum yang sedang dicari PB PASI. Jenderal TNI purnawirawan itu dinilai mampu membawa atletik lebih diterima di masyarakat luas serta menggerakkan pembinaan secara merata di seluruh daerah. Luhut juga diyakini memiliki kemampuan lobi bagus dengan pihak luar untuk pengembangan atletik nasional.
”PASI harus bisa membawa atletik go public, menjadi salah satu olahraga pilihan orangtua bagi anak-anak, seperti sepak bola, renang, dan olahraga lainnya. Dengan begitu, atletik bisa memasuki era industri seperti cabang olahraga lainnya. Kami yakin Pak Luhut mampu melakukan hal itu,” kata Tigor.
Menurut Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto, Kemenpora menyambut positif Luhut menjadi calon ketum PB PASI. Menurut dia, Luhut memiliki karakter tegas, displin, bekerja cepat, dan mampu mengatasi beragam masalah. Luhut bahkan kerap diandalkan Presiden Joko Widodo mengatasi sejumlah persoalan di pemerintahan.
”Sebagai pejabat negara, Pak Luhut memiliki jaringan luas sehingga pasti bisa memenuhi pendanaan untuk jalannya roda organisasi dan pembinaan PASI. Statusnya sebagai menteri akan turut mempermudah koordinasi PASI dengan pihak terkait, terutama Kemenpora,” ujar Gatot.
Seusai meninggalnya Bob Hasan, aktivitas pemusatan latihan nasional PB PASI sempat terkendala anggaran. Semua atlet muda dan yunior dikembalikan ke daerah masing-masing. PB PASI hanya sanggup memanggil atlet dan pelatih elite untuk bergabung ke pelatnas atletik di kawasan Senayan.
Semasa hidupnya, Bob Hasan dikenal sangat peduli dengan pembinaan atlet muda, khususnya di cabang atletik. Dia tidak segan mengeluarkan dana pribadi untuk mencari atlet-atlet potensial dari seluruh wilayah Indonesia, lalu dibina di Jakarta. Dia sangat peduli dengan perkembangan mereka, termasuk menjamin kebutuhan tempat tinggal, makanan, suplemen tambahan, dan bonus khusus bagi yang berprestasi.
Siapa pun yang bakal menjadi ketua umum PB PASI nanti, yang penting, kami berharap dia bisa seperti Pak Bob yang sangat memperhatikan keperluan atlet. Kami pun jadi bisa fokus berlatih dan bertanding.
Mengorbitkan banyak atlet hebat
Almarhum berkontribusi mengorbitkan Purnomo (peraih medali emas lari 100 meter di Kejuaraan Atletik Asia 1985 dan semifinalis 100 meter Olimpiade Los Angeles 1984), Mardi Lestari (semifinalis 100 meter Olimpiade Seoul 1988), dan Maria Londa (peraih emas Asian Games Incheon 2014). Terakhir, di bawah arahannya, lahir pula Lalu Muhammad Zohri (peraih emas Kejuaraan Dunia U-20 dan pelari tercepat Asia Tenggara dengan waktu 10,03 detik ketika finis ketiga pada Seiko Gold Grand Prix 2019 di Osaka Jepang).
”Tak dimungkiri, selama ini, Pak Bob memiliki peran besar untuk kemajuan atletik ataupun PB PASI. Akan tetapi, sosok seperti almarhum sulit dicari. Pola yang pernah diterapkannya (mengeluarkan dana pribadi) berat untuk dipraktikkan lagi. Jadi, PASI memang perlu membuka lembaran baru dengan cara (mengelola anggaran) yang lebih mandiri,” ujar Gatot.
Seusai meninggalnya Bob, pada Juli lalu Kepala Badan Intelijen ABRI Zacky Anwar Makarim dipilih sebagai Pelaksana Tugas Ketum PB PASI. Namun, posisi pelaksana tugas seperti dipegang Zacky kurang strategis dalam pengembangan arah kebijakan organisasi, termasuk terkait pendanaan. Perlu jabatan ketum yang definitif untuk menjawab tuntutan itu.
Sementara itu, sejumlah atlet nasional atletik berharap ketum baru PB PASI nantinya memiliki rasa kepedulian yang sama, seperti Bob Hasan, dalam upaya meningkatkan prestasi atletik Indonesia di level dunia.
”Siapa pun yang bakal menjadi ketua umum PB PASI nanti, yang penting, kami berharap dia bisa seperti Pak Bob yang sangat memperhatikan keperluan atlet. Kami pun jadi bisa fokus berlatih dan bertanding,” ungkap Emilia Nova, atlet lari gawang 100 meter putri andalan Indonesia.