Sempat Tak Berkembang, Zango Pecahkan Rekor Dunia Lompat Jangkit
Jangan pernah berhenti mengejar mimpi. Atlet asal Burkina Faso, Hugues Fabrice Zango, yang sempat dianggap tak berkembang pada usia 18 tahun justru bisa memecahkan rekor dunia dalam ruangan lompat jauh di usia 27 tahun.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
AUBIERE, MINGGU — Kerja keras tak pernah mengingkari hasil. Begitulah perjalanan karier atlet asal Burkina Faso, Hugues Fabrice Zango. Sempat dinilai tak berkembang pada usia 18 tahun, Zango tetap meneruskan karier hingga menjadi pemecah rekor dunia nomor lompat jangkit dalam ruangan, dengan lompatan 18,07 meter pada kejuaraan atletik di Aubiere, Perancis, Sabtu (16/1/2020).
”Mengatasi nama besar yang telah menginspirasi saya dan menembus rintangan 18 meter sungguh luar biasa. Saya beralih dari calon peraih medali menjadi calon peraih emas, level telah berubah. Saya sangat puas karena kerja keras telah menunjukkan hasil,” ujar Zango, seperti dikutip France24.com, Minggu (17/1/2021).
Zango membuat rekor dunia yang menahbiskannya sebagai atlet Burkina Faso pertama dalam daftar rekor dunia atletik sekaligus atlet Afrika pertama yang membukukan rekor dunia di nomor lompat. Dia juga menjadi atlet pertama yang melompat lebih dari 18 meter pada lomba dalam ruangan.
Atlet berusia 27 tahun itu sejatinya mengawali lomba dengan buruk. Pada kesempatan pertama Zango justru melakukan kesalahan. Baru dalam usaha kedua lompatannya yang mencapai 17,33 meter dianggap sah. Dirinya kembali melakukan pelanggaran di kesempatan ketiga sebelum meningkat secara bertahap dengan lompatan 17,61 meter di lompatan keempat dan 17,70 meter di lompatan kelima, terpaut 7 sentimeter dari rekor pribadinya.
Kesempatan terakhir
Memasuki lompatan terakhir, atlet kelahiran Ouagadougou, Burkina Faso itu tampak berkonsentrasi penuh sebelum mulai berlari sekitar 30 meter dari titik lompat. Setelah beberapa kali melakukan loncatan kecil untuk menenangkan diri, dia melesat kencang dan pasti menuju titik lompat.
Setelah tiga lompatan dengan jangkauan yang panjang, Zango pun mendarat hampir mencapai batas akhir bak pasir. Sejumlah ofisial di tepi lintasan langsung bersorak dan bertepuk tangan melihat performa tersebut. Dalam hitungan detik, Zango beranjak sambil mengepalkan tangan, meninju ke arah Bumi, dan berteriak lepas.
Tak lama, petugas menghitung jarak lompatan itu dan tercatat jarak 18,07 meter. Penonton bersorak dan bertepuk tangan, sedangkan Zango langsung berlarian sambil berteriak histeris sebelum memeluk erat pelatihnya, Teddy Tamgho, yang rekornya dia pecahkan pada hari itu.
Prestasi sensasional Zango ini menjadi rekor dunia atletik pertama tahun 2021. Lompatannya 15 cm lebih jauh dari rekor Tamgho, mantan pelompat jangkit Perancis, yang dibukukan saat meraih medali emas Kejuaraan Atletik Indoor Eropa pada 2011. Zango menyisihkan dua pesaingnya asal Perancis pada lomba tersebut, yakni Melvin Raffin (16,98 m) dan Jean-Marc Pontvianne (16,49 m).
Kendati demikian, rekor Zango masih terpaut jauh dari rekor dunia lompat jangkit luar ruangan milik atlet legendaris Inggris, Jonathan Edwards, dengan 18,29 meter, yang diciptakan di Gothenburg, Swedia, 7 Agustus 1995. ”Kami sudah tahu bahwa rekor akan pecah. Sekarang kami harus kembali bekerja karena kami tidak boleh berhenti sampai di sini,” kata Tamgho yang mulai melatih Zango sejak Juli 2018, seperti dikutip The Straits Times, Sabtu.
Merantau ke Perancis
Perkembangan Zango tersendat pada usia 18 tahun. Hal itu membuatnya bertekad merantau ke Perancis dengan visa pelajar di usia 22 tahun pada 2015. Atlet kelahiran 25 Juni 1993 itu bermimpi, kariernya bisa meningkat seiring dengan studinya di Universitas Bethune, Lille.
Di sela mempersiapkan tugas akhir di jurusan teknik elektro, Zango bergabung dengan pusat pelatihan milik Tamgho pada Juli 2018. Keputusan itu ternyata menjadi titik balik dari kariernya. Atlet bertinggi 180 sentimeter tersebut mengalami perkembangan pesat sejak ditangani atlet lompat jauh legendaris tersebut.
Salah satu puncak prestasi Zango adalah meraih perunggu lompat jangkit pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar. Sebelumnya, dia meraih emas lompat jangkit Afrika Games 2019 di Rabat, Maroko, dan emas lompat jangkit Kejuaraan Afrika 2018 di Asaba, Nigeria.
Pada September, Zango mengungkapkan bahwa dirinya terus memelihara mimpi besarnya di sela menjalani studinya. Tak dimungkiri, pertemuannya dengan Tamgho menjadi kebetulan padawaktu yang tepat yang mendongrak kariernya. ”Saya punya mimpi besar untuk melampaui rekor dunia lompat jangkit,” ungkapnya ketika itu dikutip Ouest-France.fr, Sabtu.
Presiden Burkina Faso Roch Marc Kabore mengapresiasi capaian Zango. Dia berharap Zango tidak berhenti sampai di sini, tetapi bisa meneruskannya di Olimpiade Tokyo. ”Zango telah mengibarkan bendera Burkina Faso sangat tinggi, itu membuat kami bangga. Saya memintanya terus mempersiapkan diri untuk penampilan brilian di Olimpiade,” tuturnya dikutip Mg.Superesportes.com.br, Sabtu. (AFP/REUTERS)