Valentino Rossi bukanlah sosok ideal di tim satelit Petronas Yamaha SRT yang berkomitmen mengorbitkan pebalap muda. Namun, di tengah situasi pandemi ini, pebalap 41 tahun itu mampu menghadirkan stabilitas ke dalam tim.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
ROMA, MINGGU – Valentino Rossi menjadi pengecualian bagi Petronas Yamaha SRT yang berkomitmen mengorbitkan para pebalap muda di ajang MotoGP karena membawa kestabilan bagi tim. Di tengah musim yang tidak ideal akibat pandemi Covid-19, ada risiko besar mempromosikan pebalap Moto2 karena minim agenda tes. Risiko itu diminimalisir oleh Rossi, peraih tujuh juara GP500 dan MotoGP.
“Kami melakukan pengecualian untuk Valentino, terutama karena pandemi dan skenario kerjasama. Yamaha berbicara dengan kami tentang Valentino pada akhir 2019. Memiliki Valentino di tim adalah ide yang menarik, tetapi dalam situasi normal kami akan mempertimbangkan dia sama seperti pebalap Moto2 yang kami bina. Kami selalu mencari bakat-bakat baru yang ingin kami promosikan, seperti yang terjadi dengan Fabio Quartararo,” ujar Kepala Tim Petronas Yamaha SRT Raslan Razali dalam wawancara daring dengan GPOne.
“Merekrut pebalap Moto2 akan berisiko sangat tinggi tahun lalu. Jika Anda mempertimbangkan situasi yang terjadi secara keseluruhan, maka itu akan berarti memiliki pebalap yang akan mengawali musim setelah menjalani tes yang sedikit. Itulah mengapa kami mengambil keputusan ini dengan Valentino karena dia tahu motor dan karena dia masih bisa membawa performa. Itu menghadirkan stabilitas. Tetapi ini tetap sebuah tantangan untuk dilihat bersama-sama apakah dia bisa menemukan jalannya kembali ke performa terbaiknya bersama kami,” tegas Razali.
Kami membuat sebuah pengecualian dengan Valentino, tetapi rencana kami adalah akan selalu menemukan bakat-bakat baru serta mengembangkan mereka untuk kami dan Yamaha.
“Kami membuat sebuah pengecualian dengan Valentino, tetapi rencana kami adalah akan selalu menemukan bakat-bakat baru serta mengembangkan mereka untuk kami dan Yamaha,” pungkas Razali.
Rossi akan menjadi rekan setim Franco Morbidelli yang menjadi runner-up MotoGP 2020. Morbidelli membuat kejutan dengan meraih tiga kemenangan dengan motor M1 2019. Dia justru melampaui performa Quartararo yang memacu M1 spesifikasi pabrikan. Pada musim 2021, Morbidelli tidak akan mendapat motor spesifikasi pabrikan seperti yang akan digunakan oleh Rossi.
Razali mengatakan, timnya pernah berusaha mendapatkan motor spesifikasi pabrikan untuk Morbidelli. Namun, itu sangat sulit terpenuhi terutama karena kendala biaya. “Kami telah berusaha, kami menginginkan dia mendapat Spec-A untuk 2021. Pertama, ketika Frankie menang pertama kali di Misano dia mendatangi saya dan mengatakan ‘Razlan, ini tidak benar jika tidak melakukan itu. Apakah kita bisa mendorong untuk mendapat motor pabrikan tahun depan?’. Dan saya meyakinkan dia bahawa saya akan melakukan yang terbaik. Saya mulai berbicara dengan Yamaha dan itu menjadi sebuah tantangan untuk melakukan itu dengan banyak alasan. Karena anggaran, onderdil, dan banyak hal lainnya,” ungkap Razali.
Morbidelli kemudian meraih kemenangan kedua di Valencia, dan pebalap Italia itu sudah merasa bahagia dengan motornya. Razali menegaskan, sering kali faktor psikologis perlu dipertimbangkan untuk mengambil langkah, termasuk memberi motor spesifikasi pabrikan ke pebalap.
Pada musim 2021, motor Morbidelli akan mendapat sejumlah perbaikan. “Yamaha telah memastikan kepada kami akan ada sejumlah perbaikan pada motornya. Morbidelli akan mendapat motor yang sedikit berbeda,” ujar Razali.
“Franky sudah berasama kami selama tiga tahun. Saya pikir hal terpenting bagi dia adalah tetap tenang dan bergembira. Saat pebalap senang, dia akan lebih kencang. Franky adalah Franky. Pada 2020 dia mengejutkan kami, dalam paruh kedua musim dia lebih solid dibandingkan Fabio. Kami tidak berharap bisa finis kedua dalam kejuaraan dunia, tetapi dia berhasil dan kami berharap dia bisa bertarung untuk kejuaraan dunia pada 2021,” tegas Razali.
Terkait kerja sama sekaligus persaingan antara Morbidelli dan Rossi, Razali menilai, tidak akan ada kendala. Atmosfer di dalam tim menyenangkan, karena Morbidelli dan Rossi memiliki hubungan baik, dan saling menghormati.
Morbidelli merupakan lulusan Akademi Pebalap VR46 milik Rossi. Mereka merupakan teman dekat, tetapi saat di lintasan balap Morbidelli bertekad untuk selalu mengalahkan Rossi. “Saya mendoakan dia mendapat musim yang sangat bagus, tetapi saya akan berusaha mengalahkan dia di setiap sesi dan balapan, tetapi keduanya di depan, bukan di belakang,” tegas Morbidelli dikutip media Spanyol Motosan beberapa waktu lalu.