Kemenpora tetap menjamin keberlangsungan pelatnas meskipun Olimpiade Tokyo belum pasti bisa digelar akibat pandemi Covid-19. Persiapan optimal tetap diperlukan untuk prestasi maksimal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kendati Olimpiade Tokyo berpotensi besar dibatalkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga tetap menjamin keberlanjutan pemusatan latihan nasional cabang-cabang olahraga yang akan tampil di ajang akbar itu. Penandatanganan nota kesepahaman untuk bantuan anggaran pelatnas pun akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
Olimpiade Tokyo di ambang pembatalan dalam hitungan pekan ke depan. Hal itu disebabkan melonjaknya kasus Covid-19 global dan penurunan drastis dukungan masyarakat di Jepang. Situasi pelik saat ini, akibat pandemi tidak berkesudahan, menempatkan ajang multicabang olahraga terbesar dunia itu dalam fase kritis.
”Prinsipnya, selama belum ada pengumuman resmi entah penundaan ataupun pembatalan, persiapan pelatnas cabang apa pun akan tetap jalan. Kita tidak boleh mengendurkan pelatnas,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (16/1/2021).
Gatot mengatakan, sejauh ini Kemenpora belum mendapatkan pemberitahuan resmi apakah Olimpiade Tokyo yang sedianya dilaksanakan 23 Juli-8 Agustus 2021 mendatang itu akan ditunda atau dibatalkan. Pihaknya juga enggan berspekulasi mengenai nasib ajang tersebut.
Maka itu, Kemenpora akan tetap menyiapkan pelatnas dengan asumsi semua agenda yang akan diikuti berjalan normal. Anggaran pelatnas untuk cabang yang akan berlaga di Olimpiade tetap disiapkan dan segera disalurkan.
”Sekarang kami menanti LPJ (laporan pertanggungjawaban) cabang mengenai penggunaan dana bantuan pelatnas 2020. Kalau sudah beres, kami akan segera melakukan MOU untuk menyalurkan dana tersebut. Sejauh ini, 24 cabang yang mendapatkan anggaran pelatnas 2020 relatif disiplin dalam penggunaan dan pelaporannya. Jadi, kemungkinan rencana MOU anggaran 2021 bisa dilakukan mulai Januari ini,” katanya.
Peninjauan ulang
Jika memang Olimpiade Tokyo ditunda atau dibatalkan, lanjut Gatot, Kemenpora akan melakukan peninjauan ulang atas proposal usulan dana bantuan pelatnas yang telah disahkan. Anggaran itu boleh jadi dikurangi, terutama yang disiapkan untuk pengiriman kontingen ke Jepang. Opsi lainnya, anggaran itu dialihkan dan difokuskan untuk SEA Games 2021 Vietnam pada 21 November-2 Desember.
Kita harus tetap menyiapkan diri dengan optimal. Jangan berspekulasi Olimpiade akan ditunda atau dibatalkan sampai ada pemberitahuan resmi dari IOC.
Sebagai catatan, cabang-cabang yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo juga ikut berlaga di SEA Games 2021. ”Tidak masalah pula kalau Olimpiade ditunda atau dibatalkan. Tinggal nanti melakukan revisi proposal yang sudah disahkan. Atau, bisa saja anggaran difokuskan ke SEA Games sehingga ada beberapa cabang yang mendapatkan anggaran lebih banyak,” tutur Gatot.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menuturkan, Indonesia memang harus berasumsi bahwa Olimpiade Tokyo akan berlangsung normal. Tujuannya, agar pelatnas tetap berjalan optimal. Selain itu, sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengenai keberlangsungan Olimpiade kali ini.
”Kalau kita berpikir Olimpiade akan ditunda atau dibatalkan, lalu pelatnas kendur, ternyata Olimpiade tetap jalan sesuai jadwal. Jika ini terjadi, yang rugi atlet-atlet kita. Jadi, kita harus tetap menyiapkan diri dengan optimal. Jangan berspekulasi Olimpiade akan ditunda atau dibatalkan sampai ada pemberitahuan resmi dari IOC,” ujarnya.
Selain itu, Raja berharap para atlet Indonesia yang disiapkan ke Olimpiade Tokyo segera mendapatkan vaksin. Setidaknya, kalau sudah divaksin, pelatnas bisa kembali berjalan normal. ”Kita harus ambil peluang dengan maksimal di tengah pandemi ini. Sebab, saat ini semua negara menjalani persiapan dengan situasi yang sama, yakni hanya berlatih tanpa ada kesempatan pemanasan kejuaraan internasional,” katanya.
Sejauh ini, Kemenpora masih mengumpulkan data atlet, pelatih, dan tenaga pendukung dari cabang-cabang yang akan diprioritaskan mendapatkan vaksin. Sebagian sudah memberikan data itu, adapun yang lainnya, seperti atletik (PB PASI), bola basket (Perbasi), dan sepak bola (PSSI), menyusulkan data itu.
Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung mengutarakan, pihaknya khawatir kondisi 2021 akan sama dengan 2020 mengingat sebagian besar kejuaraan atletik internasional telah ditunda sampai dibatalkan hingga pertengahan tahun ini. ”Namun, untuk Olimpiade Tokyo, kami akan tetap berupaya melakukan pelatnas dengan optimal,” ujarnya.