Perjalanan juara dunia yunior 2019 Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin terhenti di semifinal Thaiand Terbuka. Turnamen ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka bersaing di tingkat senior.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, SABTU - Kejutan yang diberikan pasangan muda, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, terhenti pada semifinal turnamen bulu tangkis Yonex Thailand Terbuka. Tampil untuk pertama kalinya pada turnamen BWF Super 1000, ganda putra yang masing-masing berusia 19 tahun itu merasakan kerasnya persaingan kejuaraan level tinggi.
Di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Sabtu (16/1/2021), Leo/Daniel kalah dari Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia), 19-21, 10-21. Goh/Tan adalah ganda putra Malaysia peringkat ke-14 dunia. Peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu juga pernah menempati puncak peringkat dunia pada 10 November 2016 hingga 9 Maret 2017.
Berbeda dengan tiga babak sebelumnya, ketika bisa memaksa lawan yang lebih berpengalaman bermain hingga tiga gim, kali ini Leo/Daniel tak bisa menampilkan kemampuan terbaik. Kesulitan mengatasi kondisi akibat kencangnya angin membuat mereka kalah hanya dalam waktu 29 menit.
Dari empat laga yang dijalani di Impact Arena, Leo/Daniel pun merasakan perbedaan kualitas persaingan antara turnamen yang diikuti pemain top dunia dan semasa mereka di level yunior. Hingga 2019, pasangan binaan PB Djarum itu masih bersaing di tingkat yunior dengan hasil terbaik sebagai juara Asia dan dunia yunior 2019.
“Kualitas permainan lawan pada turnamen level senior lebih tinggi. Kami tak boleh lengah sepanjang pertandingan,” ujar Leo, yang baru memasuki persaingan top dunia pada 2020.
Musim itu seharusnya menjadi masa pembelajaran Leo/Daniel melawan pasangan top dunia. Mereka mulai diintesifkan tampil dalam turnamen BWF World Tour pada level yang disesuaikan dengan posisi dalam peringkat dunia.
Dua turnamen BWF Super 300 diikuti pada Januari dan Februari, yaitu di Thailand dan Spanyol. Di Thailand, mereka harus merangkak sejak babak kualifikasi sebelum tersingkir pada babak kedua. Adapun di Spanyol, Leo/Daniel tersingkir pada babak pertama.
Namun, pandemi Covid-19 yang membuat turnamen dihentikan sejak pertengahan Maret 2020, membuat kesempatan menimba pengalaman hanya bisa dilakukan dalam latih tanding dengan senior mereka di pelatnas Cipayung. Leo/Daniel bersyukur memiliki rekan latih tanding berstatus juara All England, juara dunia, dan Olimpiade seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Seperti dikatakan Leo, dia dan Daniel mencontoh sikap dan cara bermain para seniornya, terutama dalam cara mengatasi tekanan pada pertandingan.
Pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi mengatakan, keberadaan pemain top dunia di Cipayung menjadi keuntungan bagi Leo/Daniel dan ganda putra muda lainnya. “Hal itu membantu mempercepat regenerasi ganda putra,” katanya.
Leo mengatakan, perjalanan menuju semifinal Yonex Thailand Terbuka menjadi modal untuk bersaing di turnamen level atas. “Melawan ganda-ganda kelas dunia di level senior adalah pengalaman sangat berharga,” ujar Leo.
Daniel menambahkan, dia ingin mendapat lebih banyak kesempatan tampil pada kejuaraan besar untuk mengasah kemampuan.
Kualitas permainan lawan pada turnamen level senior lebih tinggi. Kami tak boleh lengah sepanjang pertandingan.
Tersingkirnya Leo/Daniel membuat Indonesia kehilangan harapan meraih gelar dari ganda putra, nomor yang selalu menjadi andalan dalam setiap kejuaraan. Senior mereka, Hendra/Ahsan kalah di perempat final, sedangkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ditaklukkan Leo/Daniel pada babak kedua.
Asa dari senior
Harapan membawa pulang gelar juara dari turnamen pertama pada 2021 ini akhirnya ada pada pemain senior, yaitu Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Setelah mengalahkan Lee So-hee/Shing Seung-chan (Korea Selatan), 15-21, 21-15, 21-16, Greysia/Apriyani akan berebut gelar juara dengan wakil tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
Lee berpendapat, pertahanan Greysia/Apriyani yang sulit ditembus menjadi tantangan besar mereka pada pertandingan berdurasi 1 jam 15 menit tersebut. Mereka pun kehilangan dua gim berikutnya setelah merebut gim pertama.
Dengan ganda putri nomor satu Thailand yang akan menjadi lawan di final, Greysia/Apriyani unggul 4-1 dari pertemuan sebelumnya. Namun, pasangan Indonesia peringkat kedelapan dunia itu kalah pada pertemuan terakhir, yaitu di Taiwan Terbuka 2019.
Pada ganda campuran, dua finalis, yaitu Praveen/Melati dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai membuktikan mereka adalah pasangan terbaik dalam dua ajang besar terakhir. Sebelum bertemu pada final di Impact Arena, Minggu, mereka bersaing pada final All England 2020 yang dimenangi Praveen/Melati. Turnamen itu menjadi turnamen BWF Super 1000 terakhir yang diselenggarakan sebelum pandemi Covid-19.
Pada tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting kehilangan kesempatan tampil di final setelah dikalahkan Viktor Axelsen, 19-21, 21-13, 13-21 Kekalahan itu didapat Anthony setelah unggul, 11-7, pada gim ketiga. Di final, Axelsen akan berhadapan dengan Chou Tien Chen (Taiwan).