PB PASI Menanti Vaksin Untuk Antisipasi Kejuaraan
PB PASI berharap atlet, pelatih, dan tenaga pendukungnya segera mendapatkan vaksin dalam waktu dekat. Hal itu agar pelatnas bisa kembali berlangsung normal dan atlet siap ketika ada kejuaraan sewaktu-waktu.
JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) berharap para atlet atletik mendapatkan vaksin sesegera mungkin. Vaksin amat penting bagi atlet pemusatan latihan nasional apabila ada kejuaraan internasional yang bakal diikuti selain Olimpiade Tokyo, 23 Juli-8 Agustus dan SEA Games 2021 Vietnam, 21 November-2 Desember.
PB PASI tidak tercantum dalam 17 cabang olahraga yang diusulkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19 dari Sinovac.
"Vaksin untuk atlet ini bukan berarti mereka akan mengikuti kejuaraan dalam waktu dekat. Melainkan, vaksin akan membuat atlet lebih percaya diri untuk berlatih normal seperti sedia kala. Jadi, sewaktu-waktu ada kejuaraan, mereka juga siap," ujar Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung saat dihubungi, Kamis (14/1/2021).
Sebelumnya pada Selasa (12/1/2021), Kemenpora telah mengirim surat kepada 17 cabang olahraga dan Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia untuk melengkapi data atlet, pelatih, dan tenaga pendukung sebanyak 1.500 orang guna menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19 dari Sinovac di bidang olahraga. Kelengkapan data itu sudah terpenuhi hingga Kamis siang.
Baca juga : Vaksin Hadirkan Harapan Baru Atlet
Sebanyak 17 cabang olahraga yakni angkat besi (PABSI), tenis (Pelti), catur (Percasi), pencak silat (IPSI), senam (Persani), karate (Forki), panahan (Perpani), dan taekwondo (TI). Lalu, renang (PRSI), bulutangkis (PBSI), voli (PBVSI), boling (PBI), selancar ombak (PSOI), wushu (PBWI), menembak (Perbakin), dayung (PODSI), serta judo (PJSI).
Tigor mengatakan, PB PASI tidak termasuk dalam 17 cabang itu karena belum ataupun telat mengirim data atlet, pelatih, maupun tenaga pendukungnya kepada Kemenpora. Itu karena belum ada komunikasi mengenai rencana tersebut. Selain itu, mereka masih ragu atlet mana yang akan diusulkan menerima vaksin karena banyaknya kejuaraan atletik skala internasional ditunda hingga dibatalkan sampai pertengahan tahun ini.
"Kemarin, kami belum mendapatkan pemberitahuan (surat) untuk memasukan data-data tersebut (syarat menerima vaksin). Kami juga belum ada gambaran atlet mana yang mau diusulkan menerima vaksin karena belum ada kepastian kejuaraan yang bisa diikuti akibat banyak kejuaraan yang ditunda dan dibatalkan sampai pertengahan tahun ini," katanya.
Baca juga : Agenda Padat Jadi Pertimbangan agar Atlet Diprioritaskan Mendapat Vaksin
Namun, Tigor menambahkan, baru-baru ini mereka telah diberitahu agar segera mengumpulkan data yang diperlukan supaya atlet, pelatih, hingga tenaga pendukungnya menjadi prioritas mendapatkan vaksin. Data tengah disusun dan akan segera dikirim ke Kemenpora.
Sedikitnya, 15 atlet Dan 11 pelatih di pelatnas saat ini diusulkan sebagai prioritas penerima vaksin dalam waktu dekat. "Setidaknya, atlet pelatnas sekarang sedang dipersiapkan ikut kualifikasi Olimpiade Tokyo (Sapwaturrahman di lompat jauh dan Emilia Nova di lari gawang 100 meter putri), dan tampil di sana (Lalu Muhammad Zohri di lari 100 meter),” tuturnya.
Lagi pula, salah satu syarat ikut kejuaraan internasional nanti pasti atlet, pelatih, tenaga pendukung diminta sudah divaksin.
Bagi Tigor, vaksin amat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh atlet. Dengan menerima vaksin, atlet bisa lebih percaya diri untuk kembali berlatih secara normal. Dengan begitu, mereka bakal lebih siap kalau sewaktu-waktu harus ikut kejuaraan. "Lagi pula, salah satu syarat ikut kejuaraan internasional nanti pasti atlet, pelatih, tenaga pendukung diminta sudah divaksin," terangnya.
Cabor internasional diprioritaskan
Kemenpora memastikan cabang yang akan mengikuti kejuaraaan internasional tetap akan diprioritaskan mendapatkan vaksinasi Covid-19 sesegera mungkin. Sejauh ini, mereka terus menghimpun data detail atlet, pelatih, hingga tenaga pendukung dari cabang-cabang itu sebelum diserahkan ke Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang akan menyalurkannya ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selaku penanggungjawab vaksinasi.
"Kami himbau kepada pengurus cabang tidak perlu panik. Sekali lagi, pemerintah sudah menjamin seluruh masyarakat mendapatkan vaksin (termasuk atlet). Tetapi, kami di Kemenpora harus tahu diri karena banyak profesi (lain) yang juga harus diprioritaskan," ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto.
Terkait 17 cabang itu, menurut Gatot, mereka adalah cabang yang sudah lebih dahulu memasukan datanya dan telah melewati tahap review di akhir 2020. Sementara itu, cabang-cabang lain yang belum disebutkan namanya akan menyusul. "Nanti semua (pasti) akan dapat. Toh juga Bapak Presiden (Joko Widodo) sudah menjanjikan (vaksin) gratis untuk seluruh rakyat," katanya.
Gatot menuturkan, Kemenpora akan memprioritaskan cabang-cabang yang akan berlaga di kejuaraan internasional yang lebih dahulu mendapatkan vaksinasi, seperti yang bersiap untuk tampil di Olimpiade Tokyo. Untuk itu, mereka memastikan 17 cabang tersebut bukan data final.
Tidak menutup kemungkinan, jumlah cabang itu akan terus bertambah, misalnya dari basket (Perbasi) yang bakal mengikuti kejuaraan pada Februari ini, sepak bola (PSSI) yang ingin menjaga keberlanjutan pemusatan latihan timnas U-19 seusai pulang dari Spanyol karena disiapkan untuk berlaga di SEA Games 2021, maupun atletik (PASI) yang tengah menunggu pengurus baru dalam Musyawarah Nasional PASI pada 25 Januari ini.
"Kami berupaya agar atlet, pelatih, hingga tenaga pendukung di pelatnas segera mendapatkan vaksinasi, terutama yang akan berlaga di kejuaraan internasional baik single event maupun multievent. Jadi, jumlah 1.500 atlet ataupun 17 cabang itu bisa jadi bertambah," tutur Gatot.
Terlambat mengirim data
Dokter Bayu Rahadian, Sp.Kj selaku Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga pada Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga sekaligus Koordiantor Pendataan (PIC) Kemenpora untuk vaksinasi Covid-19 bagi atlet menyampaikan, sejatinya, ada lebih banyak cabor yang akan menerima vaksinasi tersebut. Namun, hingga Rabu (13/1) malam, baru 17 cabor yang menyerahkan data atlet, pelatih, hingga tenaga pendukungnya secara lengkap.
Data yang dimaksud identitas diri lengkap hingga nomor induk kependudukan (NIK). "Sedangkan cabang-cabang lain, mereka telat mengirimkan datanya. Kami sudah memberikan edaran lagi kepada cabang-cabang lain agar segera menyerahkan data lengkap dari atlet, pelatih, dan tenaga pendukungnya yang bakal dapat vaksin," ujarnya.
Bayu menjelaskan, data-data itu akan dikirim ke Kemenko PMK sebelum diserahkan ke Kemenkes. Pihaknya berharap data dari cabang-cabang lain segera terkumpul dalam sepekan ke depan.
Nantinya, Kemenpora akan melakukan review ulang guna memastikan cabang mana yang patut mendapatkan vaksin sedini mungkin. Indikatornya, antara lain kejuaraan terdekat yang bakal diikuti cabang bersangkutan.
Terlepas dari itu, kebijakan mengenai vaksinasi tetap ada di Kemenkes yang memiliki wewenang menilai siapa yang lebih berhak mendapatkan vaksinasi lebih awal. "Sekarang, kami berupaya agar atlet, pelatih, maupun tenaga pendukungnya bisa mendapatkan vaksin secepat mungkin. Kalau tidak bisa di tahap pertama di Januari ini, setidaknya bisa di tahap kedua pada Februari-Maret nanti," pungkas Bayu.