Carlos Sainz Junior tak kuasa menolak tawaran Ferrari menjadi pebalap F1 mereka, menggantikan Sebastian Vettel. Meskipun kini tim ”Kuda Jingkrak” itu merosot performanya, Sainz optimistis peluang juara tetap terbuka.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MARANELLO, KAMIS — Kepastian kepindahan Carlos Sainz Junior dari tim McLaren ke Scuderia Ferrari pada Mei 2020 menjadi kabar bahagia yang dirayakan keluarganya. Keputusan menerima tawaran Ferrari itu menjadi topik keluarga dan diputuskan bersama-sama.
Dengan berada di balik kemudi Ferrari, peluang Sainz menjuarai Formula 1 lebih besar. Tim tersukses di Formula 1 itu memang sedang menurun performanya. Akan tetapi, dengan sumber daya di Maranello, Sainz optimistis bisa kompetitif, khususnya mulai 2022.
Sainz mengakui, sulit untuk menolak tawaran menjadi pebalap Ferrari, satu-satunya tim yang tidak pernah absen dari Formula 1. Sejarah panjang dan sumber daya tim ”Kuda Jingkrak” itu mengangkat peluang meraih gelar juara dunia.
Meski demikian, dengan kemerosotan performa mobil Ferrari pada musim 2020, peluang menghentikan dominasi Mercedes pada 2021 masih tipis. Maka, Sainz pun menargetkan bisa kompetitif mulai musim 2022 saat aturan baru Formula 1 diterapkan.
Pebalap kunci
Pebalap asal Spanyol itu menjadi pebalap kunci yang mengantar McLaren finish di posisi ketiga konstruktor musim 2020. Dia juga diharapkan oleh Ferrari bisa mengembalikan tim ke posisi tiga besar konstruktor musim depan.
Ferrari mengalami musim terburuk sejak 1980 dengan finis di posisi enam konstruktor pada musim lalu. Para pebalap mereka, Sebastian Vettel dan Charles Leclerc, pun sulit bersaing meraih podium karena performa SF1000 yang merosot di bandingkan SF90, mobil musim 2019.
Kemerosotan performa SF1000 itu terkuak setelah Sainz menandatangani kontrak dengan Ferrari. Situasi itu memunculkan spekulasi Sainz akan menyesali keputusannya karena diyakini perlu waktu lama bagi Ferrari untuk keluar dari ketertinggalan dari Mercedes dan Red Bull.
Saya memiliki percakapan positif dengan orang-orang di sana (Ferrari) dan melihat mereka dalam spirit yang bagus. Mereka siap bertarung dan bangkit kembali.
Pada 2020, Ferrari seperti mundur selangkah karena pengembangan yang mereka lakukan pada 2019 tidak bisa dilanjutkan menyusul kesepakatan tertutup dengan FIA. Kesepakatan itu diyakini terkait aliran bahan bakar yang membuat SF90 sangat kencang.
Namun, Sainz menegaskan, dirinya optimistis Ferrari akan cepat bangkit. Dia pun tidak menyesali pindah ke Ferrari, tim asal Italia, yang menjadi impian para pebalap F1.
”Menjadi pebalap Ferrari ada dalam pikiran dan jadi mimpi setiap pebalap. Sangat sulit untuk mengatakan tidak pada itu. Selain itu, secara sentimentil, membalap untuk tim paling sukses dalam sejarah olahraga ini selalu menjadi mimpi bagi semua pebalap Formula 1,” ungkap Sainz dikutip Crash, Kamis (14/1/2021).
Akrab dengan Italia
Bagi Sainz, membalap untuk tim Italia di ajang F1, seperti Ferrari, bukan lagi hal baru. Ia pernah membela tim Italia lainnya, Toro Rosso, pada 2015-2017. Kala itu, ia menjadi rekan setim Max Verstappen, yang kini menjadi andalan tim Red Bull. Maka, Sainz berharap bisa cepat beradaptasi dengan Ferrari dan kultur Italia.
”Pada titik itu, saya selalu merasa nyaman dengan Toro Rosso, tim Italia. Saya pun selalu merasa Ferrari sepertinya bisa menjadi tempat yang bagus. Saya tahu tentang Italia dan beberapa orang di sana. Sepertinya, saya bisa segera memiliki masa kesuksesan di sana,” lanjut Sainz.
Antusiasme Sainz membela Ferrrai pun terlihat saat pertama kali mengenakan seragam Ferrari dan mengukur kursi pada 19 Desember 2020 di Maranello, Italia. Dia mengunggah status yang memancarkan optimisme di akun twitter @Carlossainz55 ”Halo semua. Warna baru, keluarga baru!”
Ia pun melihat secercah optimisme di tim barunya itu seusai melewati musim buruk. ”Saya memiliki percakapan positif dengan orang-orang di sana (Ferrari) dan melihat mereka dalam spirit yang bagus. Mereka siap bertarung dan bangkit kembali,” ujar Sainz.
Sainz pun mulai menyiapkan musim 2021 dengan berangkat ke markas Ferrari. ”Setelah jeda sejenak, ini saatnya kembali bekerja. Berangkat ke Maranello besok untuk menyiapkan musim mendatang,” tulis Sainz di akun media sosialnya pada 11 Januari.
Musim 2021 akan menjadi musim krusial bagi Sainz untuk membuktikan dirinya bisa menjadi pebalap andalan Ferrari. Dia juga akan mendapat dukungan yang sama seperti Leclerc. Kedua pebalap itu bebas bersaing dengan tetap mengedepankan kepentingan tim.
”Tidak ada nomor satu dan nomor dua. Mereka akan mendapat kesempatan yang sama, khususnya pada awal musim. Saya cukup senang mereka bebas bersaing,” ujar Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto, dikutip Sky Sports.