Bagi tim-tim kecil di Inggris, kesempatan tampil di putaran ketiga Piala FA menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa. Mereka bisa bertemu tim-tim tangguh dari Liga Primer meski peluang untuk menang sangat kecil.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
CROSBY, SENIN - Putaran ketiga Piala FA, selalu menarik dan dinantikan tim-tim ”liliput” atau tim-tim kecil yang berada di liga kasta bawah di sistem kompetisi Inggris. Pada putaran ini, mereka mendapat panggung untuk menunjukkan diri ke dunia dengan melawan tim-tim kuat, terutama jika mendapat lawan dari tim Liga Primer.
Kompetisi sepak bola tertua di dunia ini diikuti klub-klub dari 10 level liga di Inggris. Tim-tim Liga Primer baru bergabung di ajang Piala FA pada putaran ketiga. Bagi tim-tim level terbawah, bisa masuk ke putaran ketiga sudah menjadi pencapaian besar.
Salah satunya Marine, klub yang tampil di Liga Primer Utara Divisi Satu Barat Laut yang merupakan liga kasta kedelapan yang menjamu Tottenham Hotspur. Laga ini tercatat dalam sejarah sebagai laga yang menampilkan dua klub yang terpaut jauh dari segi tingkatan di liga.
Liga yang diikuti Marine termasuk liga semi profesional karena sebagian besar pemainnya memiliki pekerjaan lain. Marine sendiri memiliki sejumlah pemain yang bekerja sebagai pengumpul sampah, tenaga kesehatan, atau buruh di pabrik mobil.
Stadion yang mereka miliki, Stadion Rosset Park atau juga disebut The Marine Travel Arena, merupakan stadion kecil yang berkapasitas 3.185 penonton. Stadion itu hanya dikelilingi pagar kawat dan dikelilingi rumah warga. Bagi klub-klub elite di Eropa, stadion tersebut bagaikan lapangan untuk berlatih.
Skuad Spurs bahkan menggunakan sebuah ruang serba guna sebagai kamar ganti untuk laga tersebut. Saat berlaga, manajer Spurs Jose Mourinho dan stafnya duduk di pinggir lapangan yang langsung berbatasan dengan tembok stadion. Di luar tembok itu, bisa terlihat warga sekitar yang duduk di halaman rumah untuk menonton.
Di tengah keterbatasan itu, Marine berkesempatan untuk mencatat sejarah lebih besar apabila berhasil mengalahkan Spurs. Namun, tugas tersebut terlampau berat karena Spurs tetap menghormati lawannya dengan mengerahkan skuad terbaiknya.
”Saya tidak bisa menuntut banyak ketika tim melawan para pesepak bola kelas dunia. Kami tetap sangat bangga dengan apa yang sudah kami capai,” kata manajer Marine, Neil Young.
Tim tuan rumah hanya mampu mencegah Spurs membobol gawang mereka hingga menit ke-24 sebelum penyerang Spurs asal Brasil, Carlos Vinicius, mencetak tiga gol pada babak pertama. Marine akhirnya mengakhiri pertandingan dengan kekalahan 0-5.
Dua gol Spurs lainnya dicetak Lucas Moura dan Alfie Devine. Pemain terakhir yang baru berusia 16 tahun itu pun menjadi pencetak gol Spurs termuda dalam sejarah klub.
Kejutan Crawley
Pada putaran ketiga ini, hanya Crawley sebagai perwakilan tim di luar Liga Primer yang mampu membuat kejutan dengan mengalahkan Leeeds United, 3-0. Tim penghuni Liga Dua, atau kasta keempat di Inggris itu, mampu mengatasi permainan Leeds yang diracik manajer yang disegani di Eropa seperti Marcelo Bielsa.
Meski demikian, Crawley sedikit beruntung karena Leeds tidak mengerahkan skuad terbaiknya karena sejumlah pemain bintangnya diistirahatkan. ”Kami benar-benar membuktikan apa yang bisa kami lakukan terhadap tim yang lebih tangguh,” ujar manajer Crawley John Yems.
Leeds semakin tertampar ketika Crawley menurunkan seorang bintang televisi, Mark Wright, setelah waktu normal 90 menit usai. ”Kami tahu karakteristik pemain lawan. Sebenarnya kami sudah bisa menguasai permainan tetapi tidak bisa memanfaatkannya lebih baik lagi,” kata Bielsa.
Pada laga lainnya, Newport County, yang juga berasal dari Liga Dua hampir mengikuti jejak Crawley saat melawan Brighton and Hove Albion. Newport mampu menahan imbang Brighton 1-1 hingga laga harus dilanjutkan dengan babak penalti. Namun, Brighton akhirnya memenangi babak adu penalti itu dengan skor 4-3.
Adapun tim-tim kuat di Liga Primer lainnya seperti Manchester City dan Chelsea juga dengan mudah melaju ke putaran keempat. City mengalahkan Birmingham City, 3-0, dan Chelsea mengalahkan Morecambe, 4-0.
City mencatat sejarah baru pada laga itu dengan memenangi tujuh laga kandang terakhir di Piala FA dan menjadi rekor kemenangan kandang beruntun terbanyak City pada kompetisi ini dalam 75 tahun.
”Sejak saya bergabung (dengan City), kami tidak pernah meremehkan satu laga pun. Itulah mengapa kami bisa tampil di final Piala Liga Inggris empat musim beruntun dan menjuarai Piala FA dua kali,” kata Guardiola.
Komitmen tim-tim Liga Inggris seperti City ini yang membuat tim-tim “liliput” sulit untuk melangkah lebih jauh di kompetisi ini. Namun, seperti halnya Marine, bisa memiliki kesempatan melawan tim kuat Liga Primer saja sudah menjadi sebuah kehormatan dan kenangan indah. (AFP/REUTERS)