Paulo Dybala kembali harus puas melihat rekan setimnya berlaga dari sisi lapangan. Cedera ligamen membuat Dybala harus absen hingga akhir Januari.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
TURIN, SELASA — Juventus memastikan penyerangnya, Paulo Dybala, mengalami cedera ligamen sehingga harus menepi dari lapangan hijau selama 15-20 hari mendatang. Kondisi itu membuat pemain berjuluk ”La Joya” itu harus absen di dua laga krusial Juve dalam satu pekan mendatang, yakni melawan Inter Milan di Liga Italia serta Napoli pada ajang Piala Super Italia.
Cedera itu seakan menambah daftar panjang nasib buruk yang dialami Dybala pada paruh pertama musim 2020-2021. Sejak awal musim, Dybala gagal tampil sesuai ekspektasi karena mengalami masalah kebugaran hingga mengidap serangan virus di saluran pencernaan. Akibatnya, Dybala hanya tujuh kali tampil sebagai pemain inti di 19 laga Juve hingga akhir Desember lalu.
Dari tujuh pertandingan itu, pemain tim nasional Argentina itu hanya empat kali bermain penuh selama 90 menit. Alhasil, Dybala hanya mampu mencetak dua gol pada periode September hingga Desember 2020.
Memasuki tahun 2021, Dybala mampu memanfaatkan cedera yang diderita Alvaro Morata untuk meyakinkan Pelatih Juve Andrea Pirlo sebagai tandem Cristiano Ronaldo. Dalam tiga laga di 2021, Dybala mampu berkontribusi untuk tiga gol ”Nyonya Besar” lewat dua asis saat Juve menang 3-1 atas AC Milan serta sebuah gol ke gawang Udinese.
Senyuman hanya sepekan
Akan tetapi, senyum di wajah Dybala hanya berlangsung selama satu pekan. Pasalnya, pada laga kontra Sassuolo, Senin (11/1), Dybala harus meninggalkan lapangan lebih awal, tepatnya di menit ke-43, karena menderita cedera.
”Dari hasil pemeriksaan, Dybala menderita cedera ligamen di lutut kiri. Masa pemulihan cedera itu membutuhkan waktu sekitar 15-20 hari,” bunyi pernyataan resmi Juve di laman klub, Selasa (12/1/2021) waktu Indonesia.
Menurut laporan Sky Sport Italia, cedera yang dialami Dybala lebih parah dibandingkan dengan cedera yang dialami Weston McKennie dan Federico Chiesa. ”Dybala tiba di JMedical sekitar pukul 12.00 (waktu Italia). Ia berjalan pincang sehingga perlu menggunakan tongkat,” tulis Sky Sport Italia dalam laporannya.
Sementara itu, Chiesa, yang mendapatkan tekel keras dari gelandang Sassuolo, Pedro Obiang, tidak mengalami masalah serius di pergelangan kaki. Adapun McKennie yang diganti ketika laga baru berjalan 18 menit hanya mengalami masalah minor di otot paha. Dengan kondisi itu, Pirlo berharap keduanya bisa dimainkan ketika Juve bertandang ke Stadion San Siro menghadapi Inter Milan, Senin (18/1).
Skuad kian terbatas
Kehilangan Dybala membuat kondisi skuad Juve semakin terbatas. Sebelumnya, Nyonya Besar kehilangan Matthijs De Ligt, Juan Cuadrado, dan Alex Sandro, yang terinfeksi Covid-19. Juve pun kini hanya dapat bergantung kepada Ronaldo dan Morata. Sebagai alternatif, Pirlo bisa memanfaatkan pemain serbaguna, Dejan Kulusevski, yang bisa ditempatkan di seluruh posisi menyerang.
Di sisi lain, Pirlo juga akan kesulitan untuk melakukan rotasi pemain jelang tiga laga dalam satu pekan mendatang. Pada Kamis ini, Juve akan memulai petualangan di Piala Italia melawan Genoa. Kemudian, menghadapi Inter serta Napoli pada pekan depan.
Seluruh pemain harus memiliki DNA Juventus, yaitu determinasi dan hasrat untuk terus mengejar kemenangan hingga menit terakhir.
Juve dipastikan tidak bisa menambah pemain muda di dalam daftar skuad hingga 10 hari mendatang. Hal itu disebabkan seluruh pemain dan staf pelatih Juve masih menjalani karantina setelah tiga kasus baru Covid-19 yang menimpa tim utama.
Adapun Pirlo telah memasukkan lima pemain muda yang memperkuat tim Juventus U-23 dalam tiga laga terakhir. Mereka adalah Alessandro Di Pardo, Gianluca Frabotta, Radu Dragusin, Manolo Portanova, dan Nicolo Fagioli. Dari kelimanya, hanya Frabotta yang telah diberi kesempatan berlaga untuk menggantikan Sandro di bek sayap kiri.
Meskipun kehilangan sejumlah pemain andalan, Pirlo tidak ingin kondisi itu menjadi alasan menurunnya performa Juve yang meraih kemenangan di tiga laga terakhir. Itu adalah rangkaian kemenangan beruntun terpanjang Si Nyonya Besar pada musim ini.
Seluruh pemain harus memiliki DNA Juventus, yaitu determinasi dan hasrat untuk terus mengejar kemenangan hingga menit terakhir. Kami bisa bermain baik atau buruk, tetapi determinasi adalah elemen penting yang tidak bisa hilang dari tim ini,” ujar Pirlo. (AFP)