Inter Milan dan AS Roma menampilkan kualitas setara dalam duel pekan ke-17 Liga Italia. Hasil itu menguntungkan AC Milan yang semakin kokoh di puncak klasemen.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
ROMA, MINGGU — Inter Milan kian membuktikan sebagai salah satu pesaing kuat scudetto musim ini. Skuad asuhan Antonio Conte itu memperlihatkan kematangan mental untuk meraih poin pada laga-laga krusial.
Tim berjuluk ”Si Ular Besar” itu membawa pulang satu poin dari Stadion Olimpico setelah menahan imbang AS Roma 2-2 dalam laga pekan ke-17 Serie A Minggu (10/1/2021). Meski gagal mempertahankan selisih satu poin dengan rival sekota, AC Milan, yang memimpin di puncak klasemen dengan 40 poin, Inter mampu menjaga posisi dua dari kejaran Roma yang berada di peringkat ketiga.
Usai laga itu, Inter memiliki 37 poin, sedangkan tim berjuluk ”Si Serigala” mengumpulkan 34 poin. Inter juga membuktikan diri sebagai tim bermental tangguh dan tak kenal menyerah untuk meraih poin demi poin.
Dalam laga di Olimpico, Inter tertinggal lebih dulu di babak pertama. Tetapi, mampu terhindar dari kekalahan di akhir laga. Itu adalah laga keenam musim ini, ”Si Ular Besar” meraih poin setelah tertinggal lebih dulu, dengan rincian dua hasil seri serta empat laga dimenangi Inter.
Pelatih Inter Antonio Conte menganggap, para pemainnya telah bermain baik dan bekerja keras membawa pulang poin dari kandang Roma. Conte menjelaskan, kebobolan di menit akhir sulit untuk dihindari apabila mayoritas pemain telah kelelahan dan kehilangan fokus.
”Saya nilai kami telah menampilkan permainan yang maksimal untuk meraih poin penting di sini (Olimpico). Jangan lupakan, Roma memiliki target yang sama dengan kami di laga ini untuk menjaga persaingan di papan atas,” ujar Conte.
Saling kejar
Roma dan Inter tampil menghibur dengan saling mengejar gol. Tuan rumah unggul lebih dulu lewat sepakan gelandang Lorenzo Pellegrini dari luar kotak penalti pada menit ke-17. Inter bangkit pada babak kedua, dan menciptakan dua gol lewat sumbangan dua pemain belakang. Bek tengah Milan Skriniar mencetak gol lewat sundulan di menit ke-56, lalu bek sayap Achraf Hakimi menghasilkan gol keenamnya di musim ini lewat tembakan keras di menit ke-63.
Gol itu membuat Hakimi menyamai prestasi legenda Inter, Maicon, sebagai bek yang mencetak enam gol dalam satu musim di Liga Italia. Torehan itu diciptakan Maicon di musim 2009-2010, atau ketika terakhir kali Inter meraih scudetto.
Kemenangan di depan mata Inter menguap pada empat menit jelang laga berakhir. Bek Roma, Gianluca Mancini, menciptakan gol penyama kedudukan di menit ke-86 dengan memanfaatkan peluang sepak pojok.
Hasil itu membuat pertemuan Inter dan Roma selalu berakhir imbang dalam enam duel terakhir di Liga Italia. Bahkan, dalam tiga musim terakhir, laga di Olimpico selalu mencatatkan skor akhir identik 2-2.
Mancini menjelaskan, permainan menurun Roma di babak kedua dimanfaatkan dengan baik oleh Inter untuk mencetak dua gol. Meskipun sulit menjaga kondisi fisik selama 90 menit, lanjut Mancini, timnya menampilkan kemauan keras untuk terhindar dari kekalahan.
Saya nilai kami telah menampilkan permainan yang maksimal untuk meraih poin penting di sini (Olimpico). Jangan lupakan, Roma memiliki target yang sama dengan kami di laga ini untuk menjaga persaingan di papan atas.
”Roma memang menderita di babak kedua. Sulit bagi kami untuk menjaga tempo permainan cepat selama 90 menit ketika bermain setiap tiga hari, tetapi kami mampu bangkit untuk berjuang meraih poin di penghujung laga,” kata Mancini.
Pelatih Roma Paulo Fonseca sependapat dengan Mancini. Menurut Fonseca, timnya telah dua kali harus melepas keunggulan ketika berhadapan dengan dua tim besar di Olimpico. Sebelum Inter, Roma juga sempat unggul dari Juventus sebelum mengakhiri laga dengan skor 2-2 di pekan kedua.
”Kami harus mampu menjaga identitas dan agresivitas selama 90 menit. Sebab, kami tidak boleh lagi kehilangan dua hal itu, sehingga membuat kesalahan yang memberikan keuntungan kepada tim lawan untuk menciptakan gol,” ujar Fonseca.
Semakin kokoh
Hasil imbang yang diraih Roma dan Inter membuat AC Milan semakin kokoh di posisi puncak. Dalam laga melawan Torino, Minggu dini hari WIB, Milan meraih tiga poin setelah unggul 2-0. Hasil itu membuat ”Si Merah Hitam” mampu kembali ke jalur kemenangan usai tumbang 1-3 dari Juventus di laga ke-16, tengah pekan lalu,
Gol Milan diciptakan penyerang muda Rafael Leao dan sepakan penalti gelandang Franck Kessie. Menurut Pelatih Milan Stefano Pioli, dirinya tidak terkejut dengan respons positif anak asuhannya setelah menderita kekalahan pertama di musim ini dari Juve.
”Harus saya akui, saya tidak terlalu terkejut dengan penampilan baik kami di laga kontra Torino. Banyak pihak menantikan balasan positif kami setelah kalah dan para pemain menampilkan apa yang dibutuhkan untuk kembali meraih tiga poin,” ucap Pioli, dilansir Sky Sport Italia.
Leao pun menegaskan, Milan tidak ingin lagi kehilangan poin. Ia menambahkan, seluruh pemain Milan memetik pelajaran berharga dari kekalahan melawan tim berkualitas seperti Juve.
”Mentalitas kami adalah untuk selalu mengejar kemenangan dan bertahan di puncak klasemen,” kata pemain berkebangsaan Portugal itu. (AFP)