AS Roma berkesempatan menggeser Inter Milan di posisi kedua Liga Italia. ”Si Serigala” berharap pada predator gol alternatif demi misi besar itu di Olimpico.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
ROMA, SABTU - Dalam beberapa musim terakhir, AS Roma dan Inter Milan telah identik dengan dua penyerang utama mereka untuk membuat gol. Roma memiliki Edin Dzeko, sedangkan Inter menaruh harapan besar pada Romelu Lukaku. Akan tetapi, ketajaman dua predator kotak penalti itu belum mampu menghadirkan prestasi bagi kedua tim itu sejauh ini.
Atas dasar hal itu, duel Roma kontra Inter di Stadion Olimpico, Minggu (10/1/2021) pukul 18.30 WIB, akan menjadi panggung sempurna untuk hadirnya pencetak gol alternatif dari kedua tim. Roma, sebagai tim tuan rumah, berambisi meraih tiga poin guna menyamai perolehan poin Inter yang kini bertengger di posisi kedua Liga Italia. Inter pun menjadikan laga ini sebagai upaya kembali ke jalur kemenangan seusai dikalahkan Sampdoria pada laga sebelumnya.
Musim lalu, Dzeko dan Lukaku adalah harapan tunggal Roma dan Inter untuk menghasilkan gol. Dzeko mengemas 16 gol dan 11 asis untuk ”Si Serigala” di Liga Italia musim lalu. Adapun Lukaku menyumbangkan 23 gol dan 2 asis untuk membantu Inter finis di posisi kedua pada musim 2019-2020.
Musim ini, Dzeko dan Lukaku tetap menjadi pilihan utama di timnya masing-masing. Dzeko telah mencetak 7 gol di liga, sedangkan Lukaku memimpin daftar pencetak gol Inter dengan sumbangan 12 gol.
Meski begitu, Pelatih Roma Paulo Fonseca telah menemukan formula baru untuk melepas sedikit beban Dzeko sebagai lumbung utama gol timnya. Gelandang serang, Henrikh Mkhitaryan, ikut memikul beban itu dengan mencetak 8 gol di Liga Italia musim ini.
Fonseca juga mampu menghidupkan ketajaman di lini tengah Roma dengan memanfaatkan Jordan Veretout yang telah mencetak 7 gol. Sebagian dari golnya itu dihasilkan pada laga-laga besar. Saat menahan Juventus, 2-2, Veretout memborong dua gol. Ia juga mencetak sebuah gol saat menahan imbang AC Milan, 3-3.
Keputusan Fonseca meminjam Borja Mayoral, penyerang Real Madrid, juga berbuah manis. Ia bisa diandalkan saat Dzeko diistirahatkan. Hal itu ditunjukkan Mayoral ketika mencetak dua gol saat Roma membekap Crotone, 3-1, Rabu lalu.
”Kami belum berpikir untuk mengubah sistem permainan yang telah digunakan selama ini. Tetapi, kami mempertimbangkan untuk menyesuaikan taktik berdasarkan kebutuhan laga, misalnya memainkan bersama Mayoral dan Dzeko,” kata Fonseca dikutip Sky Sport.
Saat menghadapi Inter, Fonseca dipastikan bisa kembali memainkan Leonardo Spinazzola dan Lorenzo Pellegrini sejak menit awal. Kehadiran kedua pemain yang sempat mengalami masalah kebugaran di laga sebelumnya itu cukup penting. Kedua pemain itu, secara akumulatif, telah menciptakan enam asis di Liga Italia.
Tren tak terkalahkan
Semakin beragamnya pilihan pemain membuat Fonseca optimistis bisa memperpanjang tren tak terkalahkan di kandang dalam 12 pertandingan liga terakhir. Selain itu, Roma juga tidak terkalahkan dari Inter ketika bermain di Olimpico dalam dua musim terakhir.
”Siapapun lawannya, meskipun menghadapi Inter yang kuat, kami akan tetap mengejar tiga poin. Kemenangan penting bagi kami untuk bersaing di papan atas,” ucap Fonseca, yang memasuki musim kedua menangani Roma, seperti dikutip Corriere dello Sport.
Kondisi kontras dialami Inter Milan. Ketergantungan tim berjuluk ”Si Ular Besar” itu kepada Lukaku sangat besar. Penyerang berkebangsaan Belgia itu telah mencetak 12 gol dari 15 kali penampilan di liga pada musim ini. Hanya Lautaro Martinez yang bisa menandingi Lukaku, yaitu lewat sumbangan 9 gol.
Ketidakhadiran Lukaku memengaruhi ketajaman Inter. Andai ia bermain sejak menit awal, Inter akan membuat kami lebih menderita.
Hanya saja, Lukaku lebih konsisten mencetak gol. Sebanyak 12 gol itu diciptakan Lukaku dalam 10 laga, sedangkan Martinez butuh 7 laga untuk mengemas 9 gol.
Kondisi itu membuat absennya Lukaku di lapangan berimbas besar pada penampilan Inter. Saat dibekap Sampdoria, misalnya, Lukaku memulai laga dari bangku cadangan.
”Ketidakhadiran Lukaku memengaruhi ketajaman Inter. Andai ia bermain sejak menit awal, Inter akan membuat kami lebih menderita,” ujar Pelatih Sampdoria Claudio Ranieri dikutip La Gazzetta dello Sport.
Dari lima laga pada musim ini saat Lukaku absen atau tidak bermain sejak menit awal, Inter hanya meraih satu kemenangan. Dua laga lainnya berakhir kekalahan untuk Inter.
Menurut Pelatih Inter Antonio Conte, timnya terus berusaha mencoba taktik tanpa kehadiran Lukaku. Menurut Conte, striker berusia 27 tahun itu tidak akan mampu selalu dalam kondisi prima untuk menjalankan laga yang berlangsung nyaris setiap tiga hari sekali.
”Kami harus mencari keseimbangan dari sisi menyerang dan bertahan. Kami sebenarnya telah bermain baik ketika menyusun serangan, tetapi tidak beruntung di sejumlah laga pada musim ini,” ujar Conte.(AFP)