Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas selalu bersaing ketat dan panas di lintasan balap, namun tetap profesional sebagai rekan setim di luar trek. Bottas masih akan menjadi pesaing terkuat Hamilton pada balap F1 musim 2021.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
LONDON, SABTU – Valtteri Bottas sekali lagi gagal menghentikan dominasi rekan setimnya di Mercedes, Lewis Hamilton. Pebalap asal Finlandia itu kembali finis sebagai runner-up Formula 1 untuk kedua kalinya pada musim 2020.
Namun, kegagalan Bottas itu bukan karena perfomanya, melainkan lebih sering akibat nasib buruk, seperti ban pecah serta bendera merah. Bottas dengan komitmen penuh Mercedes akan kembali menjadi pesaing kuat Hamilton pada musim 2021.
Bottas mengawali musim 2020 dengan optimisme tinggi untuk menggagalkan misi hamilton meraih gelar juara dunia ketujuh. Dia pun mengawali musim itu dengan sangat meyakinkan, yauty meraih posisi start terdepan dan memenangi balapan seri Austria. Namun, pada balapan-balapan selanjutnya, dia mengalami serangkaian nasib buruk yang membuat posisinya di puncak klasemen digusur oleh Hamilton.
Musim lalu, dari lima pole position yang diraih Bottas, hanya satu yang berujung podium tertinggi, yaitu pada seri pembuka di Sirkuit Red Bull Ring. Kemenangan itu hanya bisa diulang satu kali oleh Bottas pada seri Rusia. Kondisi itulah yang membuat dirinya terpaut hingga 124 poin dari Hamilton dalam klasemen akhir.
Adapun Hamilton tampil sangat konsisten, minim melakukan kesalahan, dan menyiapkan mobil dengan sangat detail bersama timnya untuk meraih 11 kemenangan. Hamilton pun meraih gelar juara dunia ketujuh, menyamai rekor juara Michael Schumacher.
“Tentu saya tidak memenuhi target saya tahun ini dalam hal hasil. Tetapi, saya sekarang melihat pada gambaran besar, yaitu ada banyak hal positif dan pelajaran tentang mengemudi serta diri sendiri. Itu semua akan saya bawa ke tahun depan dan berusaha sekali lagi,” ujar Bottas dikutip Motorsport, Sabtu (9/1/2021).
Apa yang sangat hebat adalah kami bertarung sangat keras di lintasan. Akan tetapi, saat di luar, kami bisa menjaga hubungan kerja layaknya pria sejati. (Lewis Hamilton)
Usaha Bottas menjadi juara dunia juga mendapat dukungan penuh dari Mercedes. Dia diperlakukan sama dengan Hamilton yang jelas ditunjukan setelah Bottas kalah pamor dari George Russell, pengganti Hamilton saat isolasi mandiri Covid-19 pada seri Sakhir di Bahrain. Russell mengungguli Bottas dan nyaris memenangi balapan jika tidak terjadi kekacauan pitstop akibat gangguan radio komunikasi Mercedes.
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff pun berbicara langsung dengan Bottas untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pebalap dari tim supaya bisa menjadi lebih baik. “Kami tidak boleh beralih antara kegembiraan dan depresi dalam hal penilaian kami terhadap pebalap. Jadi, seperti melihat titik tengah dan membantu pebalap untuk memiliki kepercayaan diri, mengembangkan kemampuan mereka, dan mencapai performa yang berkelanjutan," ujar Wolff.
Dia juga menegaskan bahwa performa Bottas sepanjang musim 2020 sangat kompetitif. Namun, dia mengalami serangkaian nasib buruk yang menjauhkan dirinya dari persaingan juara. “Valtteri memiliki saat-saat berada di atas, tetapi lebih banyak di bawah tahun ini dibandingkan yang selayaknya. Kondisi di bawah itu bukan karena performa yang rendah, tetapi karena tidak beruntung,” ujar Wolff.
“Berapa kali dia memimpin balapan yang mungkin akan dia menangi sebelum bendera merah diangkat? Atau sebelum dia mengalami ban pecah? Sering sekali,” lanjut Wolff kemudian.
Hamilton pun menilai, Bottas tidak perlu membuktikan apapun karena dia selalu menjadi lawan yang sangat sulit. “Saya tidak berpikir Valtteri perlu melakukan pembelaan atas performanya. Dia terus memperbaiki diri dan kami jelas memiliki kualifikasi yang sangat ketat, khususnya tahun ini (2020),” ujar Hamilton.
“Seperti yang pernah saya sampaikan, tidak pernah mudah memiliki rekan setim yang kuat. Ini menjadi pertarungan terus menerus di antara kalian, baik mental maupun emosional sepanjang musim,” ujar Hamilton.
“Apa yang sangat hebat adalah kami bertarung sangat keras di lintasan. Akan tetapi, saat di luar, kami bisa menjaga hubungan kerja layaknya pria sejati. Saya pikir, itu sangat menggambarkan kepribadiannya serta karakternya sebagai laki-laki. Tahun depan (2021), dia akan semakin kuat. Jadi, saya perlu terus berusaha dan mencari cara untuk menemukan kecepatan lebih pada tahun depan,” tegas Hamilton kemudian.