Turnamen bertajuk Penabur Online Chess Festival itu diikuti 1.053 orang, mayoritas terdiri atas pelajar SD sampai SMA.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, Persatuan Catur Seluruh Indonesia tetap dapat menggelar turnamen catur massal bersama jaringan sekolah BPK Penabur, Sabtu (9/1/2021), di Jakarta. Turnamen bertajuk Penabur Online Chess Festival atau POCF itu diikuti 1.053 orang, yang mayoritas terdiri atas pelajar SD sampai SMA.
”Percasi mengapresiasi kerja sama dengan BPK Penabur yang menghasilkan turnamen catur yang berkesinambungan. Meskipun Indonesia sedang dilanda pandemi, turnamen catur tetap dapat digelar karena menggunakan sistem daring dan pesertanya justru bertambah sampai di atas seribu orang. Turnamen ini menjadi langkah positif untuk memasyarakatkan catur, terutama di kalangan pelajar. Langkah ini juga diapresiasi oleh Federasi Catur Dunia atau FIDE,” kata Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Percasi, saat pembukaan turnamen.
Eka yang juga merupakan pendiri Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) mengatakan, turnamen catur POCF akan menjadi model turnamen di tingkat sekolah yang akan digelar Percasi di sekolah-sekolah lain. Saat ini, Penabur menjadi proyek percontohan oleh Percasi dan akan dikembangkan di sekolah-sekolah berjejaring besar lainnya.
Sistem catur yang dimainkan pada turnamen POCF adalah catur cepat, di mana setiap pemain mendapat waktu 10 menit dan setiap langkah mendapat tambahan waktu 10 detik. Mereka akan bermain pada aplikasi Lichess dan diawasi dengan aplikasi Zoom agar tidak ada pemain yang melakukan kecurangan.
Para pemain datang dari semua sekolah BPK Penabur, dari SD sampai SMA, yang berasal dari 15 kota, dari Provinsi Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Para peserta dibagi dalam lima zona dan juara 1-6 pada setiap kategori akan memasuki babak final, Minggu (10/1/2021).
Pada babak penyisihan, panitia menerapkan sistem Swiss dengan tujuh babak. Pada sistem Swiss, pemenang akan bertemu pemenang pada babak berikutnya, demikian juga pemain yang kalah akan bertemu pemain yang kalah. Jumlah peserta yang akan masuk ke babak final bakal mencapai 132 orang.
”Catur dapat meningkatkan kualitas intelektual siswa dan memperbaiki karakter mereka. Pemain catur biasanya lebih tenang, rasional, penuh perhitungan, cermat, dan cerdik. Pada turnamen ini, semua pemain juga diminta bertanding dengan jujur karena meskipun ada wasit yang mengawasi, jumlah 1.053 orang bakal cukup sulit diawasi satu per satu. Jujur adalah salah satu karakter yang dituntut dari pecatur dan dari siswa BPK Penabur,” kata Eka.
Adri Lazuardi, Ketua BPK Penabur, berharap turnamen itu akan mendorong para siswa untuk menekuni catur dan menjadi pecatur tingkat dunia yang membanggakan bagi Indonesia. BPK Penabur juga berharap kerja sama dengan Percasi dan SCUA dapat terus berlanjut pada tahun-tahun mendatang.
”BPK Penabur menyambut keinginan Percasi dan SCUA untuk melatih para guru kami menjadi pelatih catur. Kami ingin membina para siswa menjadi pecatur andal dan pada gilirannya siap dibina oleh SCUA dan Percasi menjadi pecatur tingkat dunia,” kata Adri.