Kemenangan atas AC Milan menjadi momentum bagi Juventus untuk menjaga persaingan di papan atas Liga Italia. Di sisi lain, Milan tidak ingin lagi kehilangan poin demi mempertahankan posisi puncak klasemen.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, KAMIS – Juventus mampu membuktikan diri sebagai salah satu pesaing serius perebutan scudetto musim ini. Meskipun masih tertahan di peringkat keempat, “Nyonya Besar” memiliki suntikan moral ekstra usai menumbangkan sang pemuncak klasemen AC Milan 3-1 di Stadion San Siro, Kamis (7/1/2021) dini hari WIB, sekaligus mengakhiri rekor tak terkalahkan Milan dalam 27 pertandingan liga sejak Maret 2020.
Dengan raihan tiga poin itu, Juve memangkas jarak poin dengan Milan menjadi tujuh poin. Setelah menjalani 15 laga, Juve mengoleksi 30 poin. Selisih poin itu berpeluang semakin sedikit karena Juve masih memiliki tabungan satu laga tunda kontra Napoli.
Selain itu, Juve menjadi tim pertama yang mampu memutus rekor 27 laga tak terkalahkan Milan di Liga Italia yang berlangsung selama 304 hari. Sebelumnya, Milan terakhir kali tumbang 1-2 dari Genoa pada 8 Maret 2020.
Bagi Pelatih Juventus Andrea Pirlo, koleksi poin penuh dari San Siro menjadi titik balik bagi timnya untuk bersaing dalam perebutah scudetto musim ini. Juve memulai musim 2020-2021 dengan tidak mudah, sehingga tertinggal 10 poin dari Milan ketika memasuki libur musim dingin, akhir Desember lalu.
Kemenangan ini adalah hasil berharga bagi kami dalam upaya untuk perlahan mengejar ketertinggalan di klasemen. Hal yang paling penting, kami mampu menampilkan semangat untuk mengontrol pertandingan melawan pemimpin Serie A di kandang mereka.
“Kemenangan ini adalah hasil berharga bagi kami dalam upaya untuk perlahan mengejar ketertinggalan di klasemen. Hal yang paling penting, kami mampu menampilkan semangat untuk mengontrol pertandingan melawan pemimpin Serie A di kandang mereka,” ujar Pirlo kepada Sky Sport Italia seusai laga.
Pemain sayap, Federico Chiesa, menjadi momok utama Milan dengan sumbangan dua golnya yang menaklukan kiper Milan, Gianluigi Donnarumma, di menit ke-18 dan 62. Secara total, Chiesa telah mencetak lima gol bersama “Nyonya Besar” di musim ini.
Satu gol Juve lainnya diciptakan oleh pemain pengganti, Weston McKennie, di menit ke-76. Adapun satu-satunya gol yang dicetak tim berjuluk “Si Merah Hitam” disumbangkan oleh bek sayap, Davide Calabria. Dalam laga melawan Juve, Calabria diplot sebagai gelandang bertahan untuk menemani Franck Kessie.
Pirlo pun puas dengan penampilan anak asuhannya. Selama 90 menit, “Nyonya Besar” menguasai 58 persen penguasaan bola dengan melakukan 525 operan. Sementara itu, Milan hanya memiliki 42 persen penguasaan bola serta mencatatkan 380 operan.
Salah satu resep utama Juve mendominasi laga ialah keberhasilan taktik Pirlo untuk mematikan dua poros utama serangan Milan pada dua bek sayap, yaitu Diogo Dalot dan Theo Hernandez. Khusus Hernandez, pemain kidal berusia 23 tahun itu adalah pencipta asis terbanyak ketiga di Milan setelah Hakan Calhanoglu dan Ante Rebic.
“Ide permainan kami ialah memberi tekanan kepada Hernandez melalui Chiesa. Dengan cara itu, kami mampu membatasi ruang gerak Hernandez yang selama ini selalu bebas membantu serangan dari sisi kiri,” ucap Pirlo.
Wakil Direktur La Gazzetta dello Sport, Andrea Di Caro, menilai, Juventus tidak bisa dipandang sebelah mata dalam perebutan scudetto musim ini. Meskipun masih berselisih tujuh dan enam poin masing-masing dari Milan dan Inter, Juve memiliki pengalaman panjang untuk memenangi perlombaan untuk merebut trofi liga.
“Jangan keluarkan Juventus dari persaingan scudetto sebelum musim berakhir. Milan memang tampil tanpa sejumlah pemain utama, namun Juve mampu meredam semangat dan kolektivitas yang menjadi kekuatan Milan sejak paruh kedua musim lalu,” ujar Di Caro.
Tidak ada euforia
Kapten Juve, Leonardo Bonucci, mengungkapkan, seluruh pemain Juve tidak memiliki waktu untuk menikmati euforia kemenangan atas Milan itu, sebab langsung mengalihkan fokus untuk laga kontra Sassuolo, Senin (11/1/2021) dini hari WIB. Ia menekankan, Juve akan berjuang untuk mempertahankan performa terbaik untuk meraih kemenangan di laga-laga selanjutnya.
“Menang atas Milan merupakan sinyal yang kami berikan kepada tim lain bahwa Juve masih sangat lapar untuk mengejar scudetto. Kami tidak boleh terlena dengan kemenangan ini agar mampu menjaga fokus dan tidak lagi kehilangan poin,” kata Bonucci.
Di musim ini, “Nyonya Besar” mampu meraih kemenangan ketika bertandang ke markas Barcelona dan Milan. Tetapi, Juve justru kehilangan poin penuh ketika ditahan imbang tim semenjana, seperti Benevento dan Crotone, kemudian tumbang dari Fiorentina.
Pelatih Milan Stefano Pioli mengatakan, kehilangan sejumlah pilar utama, seperti Rebic, Sandro Tonali, Matteo Gabbia, dan Zlatan Ibrahimovic, membuat dirinya kesulitan meramu taktik terbaik di laga itu. Kondisi itu, tambahnya, dimanfaatkan dengan baik oleh Juve.
Meski begitu, Pioli optimis timnya tidak akan larut dalam kekecewaan karena menderita kekalahan setelah tidak pernah kehilangan poin dalam 27 laga sebelumnya.
“Para pemain memang amat kecewa ketika memasuki ruang ganti, tetapi pengalaman kekalahan adalah hal yang dibutuhkan bagi kami untuk mengarungi musim ini. Saya yakin kami bisa menjaga ambisi untuk mempertahankan posisi (puncak klasemen) ini hingga akhir musim,” ujar Pioli. (AFP)