Antusiasme para petenis putri dunia terlihat saat tampil pada WTA Abu Dhabi yang menjadi turnamen pembuka tahun 2021. Mereka mulai beradaptasi dengan bertanding di masa pandemi Covid-19.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
ABU DHABI, KAMIS — Pandemi Covid-19 membuat musim kompetisi 2020 berlangsung singkat dan berakhir lebih cepat. Tak pelak, musim 2021 yang dimulai pekan ini disambut antusias para bintang tenis.
”Saya bersyukur bisa tampil kembali dalam turnamen. Hidup dalam ’gelembung’ sungguh tak mudah, tetapi itu harus dihadapi dalam situasi seperti sekarang,” ujar tunggal putri peringkat keempat dunia, Sofia Kenin, ketika tampil pada turnamen WTA 500 Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Petenis Amerika Serikat tersebut mendapat kemenangan pertamanya tahun ini ketika bertemu Yang Zhaoxuan (China), Kamis (7/1/2021). Menghadapi petenis yang lolos dari babak kualifikasi, Kenin tetap harus bekerja keras. Dia membutuhkan waktu 1 jam 55 menit untuk menang, 7-6 (7-4), 6-3.
Kembali ke kompetisi level tinggi setelah perjalanan musim 2020 yang singkat tak mudah dijalani semua petenis. Mereka kehilangan banyak kesempatan untuk mengasah kemampuan dan memelihara rasa kompetitif. Hal itu ditambah dengan tantangan hidup dalam lingkungan yang sempit dan serba terkontrol karena Covid-19.
Meski demikian, antusiasme untuk bertanding dalam musim baru mengalahkan kekhawatiran dan rasa tidak nyaman dalam kehidupan ”normal baru”. Petenis Rusia, Daria Kasatkina, misalnya, telah beradaptasi hidup dalam ’gelembung’ sejak turnamen tenis dalam masa pandemi berlangsung kembali pada Agustus 2020, setelah dihentikan sejak Maret.
”Banyak petenis yang tak bisa menghadapi situasi ini. Namun, itu tak menjadi masalah bagi saya. Saya mulai bisa menikmati harus selalu tinggal di kamar hotel saat tak bertanding,” ujar Kasatkina dalam laman resmi WTA. Kasatkina mengalahkan Wang Qiang (China), 6-2, 3-6, 6-2, pada babak pertama, Rabu, dan akan berhadapan dengan Karolina Muchova (Ceko) pada babak kedua.
Kasatkina, Kenin, dan petenis lainnya menjalani musim yang tak biasa pada 2020. Pandemi Covid-19 membuat turnamen tenis dihentikan pada Maret-Agustus, lalu dilanjutkan lagi hingga Oktober. Grand Slam Perancis Terbuka, 27 September-10 Oktober, menjadi ajang besar terakhir 2020.
Pandemi juga memundurkan Grand Slam Australia Terbuka 2021, dari 18-31 Januari menjadi 8-21 Februari. Pemerintah Australia perlu waktu untuk mempersiapkan penyelenggaraan turnamen lebih detail agar aman bagi semua peserta.
Peraturan yang baru membolehkan peserta internasional tiba di Australia pada 15 Januari, dilanjutkan karantina dua pekan, membuat sejumlah turnamen pemanasan batal. Turnamen di luar Australia sejak awal pekan ini pun dimanfaatkan sebagai ajang pemanasan menuju Melbourne Park.
Kebugaran tubuh
Panjangnya masa rehat dimanfaatkan Kenin untuk meningkatkan kebugaran tubuhnya. ”Dari pengalaman musim 2020, kekuatan dan kebugaran sangat mendukung penampilan saya. Saya pun fokus pada faktor itu pada masa persiapan, juga berusaha tampil solid dalam setiap pertandingan,” ujar Kenin yang ditempatkan sebagai unggulan pertama di Abu Dhabi.
Petenis berusia 22 tahun itu melewati musim 2020 yang sulit dengan baik. Selain Australia Terbuka, dia juga mencapai final Perancis Terbuka meski akhirnya dikalahkan Iga Swiatek. Hasil itu menjadi pencapaian terbaik Kenin di lapangan tanah liat yang selama ini tak menjadi favoritnya.
Saya bersyukur bisa tampil kembali dalam turnamen. Hidup dalam ’gelembung’ sungguh tak mudah, tetapi itu harus dihadapi dalam situasi seperti sekarang.
Ketika Kenin fokus pada faktor fisik, Elina Svitolina membenahi faktor mental. Dia meminta bantuan psikolog olahraga menangani hal tersebut.
”Saat pertama kali bekerja sama dengan psikolog, saya merasa lega. Dia bisa memahami saya hingga hal-hal kecil dan momen-momen gelap dalam hidup saya. Dia membuat saya bisa terbuka untuk bercerita tentang hal-hal yang tak mungkin diceritakan kepada teman,” ujar Svitolina.
Petenis peringkat kelima dunia yang ditempatkan sebagai unggulan kedua itu berhadapan dengan Jessica Pegula pada babak pertama, Kamis tengah malam WIB.
Sementara itu, hasil buruk sepanjang 2020 membuat Karolina Pliskova membuat keputusan mendatangkan pelatih baru, yaitu Sascha Bajin, yang pernah melatih Naomi Osaka. Meski belum ada hasil yang bisa menjadi indikator penilaian kerja sama itu, Pliskova merasa nyaman berlatih bersama Bajin beberapa pekan terakhir.
Pliskova memilih Bajin setelah tampil buruk pada 2020. Pada tiga Grand Slam yang diselenggarakan, hasil terbaiknya hanya babak ketiga Australia Terbuka. Di Perancis dan AS Terbuka, peringkat keenam dunia tersebut kalah pada babak kedua. Akibat pandemi Covid-19, Wimbledon tak diselenggarakan. (AP)