Franco Morbidelli membuat kejutan dengan finis sebagai runner-up MotoGP 2020. Sebagai pebalap tim satelit, dia bukanlah favorit, tetapi justru mampu mengalahkan para pebalap tim pabrikan yang memacu motor termutakhir.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
TAVULLIA, SELASA – Peluang Franco Morbidelli bersinar pada MotoGP 2020 sempat meredup setelah balapan kelima di Red Bull Ring, Austria. Posisi pebalap tim satelit Petronas SRT Yamaha itu merosot ke peringkat 11, tertinggal 38 poin dari rekan setimnya yang memimpin klasemen Fabio Quartararo. Namun, Morbidelli melesat dalam sembilan seri terakhir dan mengumpulkan 101 poin. Lonjakan performa pebalap Italia itu berkat sisi lain dirinya yang dia temukan sejak awal musim.
Morbidelli kurang disorot pada awal musim 2020 karena bukanlah favorit peraih tiga besar. Dia merupakan pebalap tim satelit dan memacu motor 2019 dengan paket perbaikan. Dia kalah pamor dari rekan setimnya, Fabio Quartararo, yang memacu motor M1 spesifikasi pabrikan, sama seperti yang dipakai oleh Maverick Vinales dan Valentino Rossi di tim Monster Yamaha.
“Franky mengalami masa sulit pada 2019, tetapi dia bekerja sangat keras pada musim dingin dan dia benar-benar bukan unggulan tahun 2020,” ujar Kepala Tim Petronas Yamaha SRT Razlan Razali dikutip Crash.
“Tidak ada yang benar-benar membicarakan dia, tetapi sebagai tim kami selalu mendukung dia dan kemudian dia tumbuh semakin kuat dan semakin kuat selama 2020, sama seperti Fabio pada 2019, jadi sangat menyenangkan melihat kemajuan itu dan melihat dia musim ini pada posisi kedua di kejuaraan,” lanjut Razali.
Morbidelli sempat mendapat sorotan karena kecelakaan horor yang melibatkan Johann Zarco pada seri Austria. Setelah balapan keempat itu, Morbidelli kembali tenggelam karena hanya bisa finis di posisi 15. Posisinya jauh di bawah dalam klasemen pebalap, di posisi ke-11. Namun, pada seri keenam di Misano, Morbidelli membuat kejutan dengan memenangi balapan. Dia juga memenangi seri Teruel dan Valencia, saat dia dua kali mendahului Jack Miller pada lap terakhir. Morbidelli mengakhiri musim dengan finis ketiga di Portimao, melengkapi pencapaian finis kedua pada seri ketiga di Ceko.
Performa Morbidelli dalam sembilan seri terakhir itu menempatkan dirinya sebagai pebalap dengan perolehan poin terbanyak setelah Joan Mir. Morbidelli mengumpulkan 101 poin sedangkan Mir yang menjadi juara dunia meraih 111 poin. Dibandingkan para pebalap Yamaha lainnya, Morbidelli paling subur dalam periode yang sama. Vinales hanya meraih 74 poin, Quartararo 57 poin, Rossi yang dua kali absen karena positif Covid-19 hanya mengumpulkan 21 poin.
Runner up
Pebalap berusia 26 tahun itu pun mengakhiri musim sebagai runner-up hanya terpaut 13 poin dari Mir. Ini menempatkan dirinya sebagai salah satu pebalap tim satelit tersukses di MotoGP setelah Sete Gibernau yang finis di posisi kedua pada 2003, 2004, serta Marco Melandri pada 2005. Namun, Gibernau dan Melandri masing-masing terpaut poin yang jauh dengan juara dunia, yaitu 80, 47, dan 147 poin.
“Ini musim yang sangat bagus bagi saya. Saya bisa menemukan bagian dari diri saya yang tidak saya ketahui, bagian yang serius, sisi bekerja keras,” ujar Morbidelli dikutip Crash, Selasa (5/1/2021).
“Dan saya menyukai itu, karena ketika saya berada di trek (saat tes pramusim) di Malaysia saya langsung menyadari bahwa saya merasa lebih baik di atas motor dan saya bisa menjadi lebih agresif serta merasa lebih pada apa yang saya lakukan pada motor,” lanjut Morbidelli.
“Itu memberi saya kesempatan untuk bekerja dengan lebih baik bersama tim saya dan bekerja dengan lebih tepat teliti bersama kru saya. Saya bisa katakan musim yang sangat indah muncul, tiga kemenangan, (dua) podium. Jadi saya sangat senang dengan keseluruhan musim,” tegas Morbidelli.
Ini musim yang sangat bagus bagi saya. Saya bisa menemukan bagian dari diri saya yang tidak saya ketahui, bagian yang serius, sisi bekerja keras.
Pencapaian Morbidelli itu juga mengejutkan timnya, karena dia bukanlah favorit. “Franco berada di posisi kedua dalam kejuaraan dunia benar-benar memukul perkiraan kami dan sesuatu yang tidak kami duga,” ujar Razali.
“Saya yakin bahwa Franky akan melanjutkan performa bagusnya pada MotoGP tahun 2021 dan dia bisa menjadi salah satu pesaing juara dunia pada 2021. Tidak ada seorang pun yang bisa meremehkan dia, seperti yang kita lihat tahun ini, saat dia menjadi pesaing juara,” tegas Razali.
Pada musim 2021, Morbidelli akan satu tim dengan Rossi yang merupakan gurunya di akademi pebalap VR46. Kedua pebalap itu merupakan teman dekat, tetapi saat di lintasan balap Morbidelli bertekad untuk selalu mengalahkan Rossi.
“Bagi semua pebalap ini sesuatu yang berbeda. Dia bukan sekadar rekan setim. Lebih dari itu, saya telah mengenal dia sangat lama, kami sangat dekat dan berteman dekat, ini memberi aroma lain dalam perasaan pada umumnya. Saya yakin perbedaan itu justru akan menjadi sesuatu yang positif dan saya harap kami berdua baik-baik saja. Saya mendoakan dia mendapat musim yang sangat bagus, tetapi saya akan berusaja mengalahkan dia di setiap sesi dan balapan, tetapi keduanya di depan, bukan di belakang,” tegas Morbidelli dikutip media Spanyol Motosan.