Valentino Rossi akan menjalani musim yang lebih ketat dengan kondisi kian matangnya para pebalap muda. Namun, motivasi pebalap berusia 41 tahun itu masih membara dan sudah tidak sabar memacu Yamaha YZR-M1 di musim baru.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
Valentino Rossi terus berjuang melawan usia untuk memenuhi misi besarnya meraih gelar juara kesepuluh di semua kelas balap motor Grand Prix (GP). Namun, misi besar pebalap yang akan segera berusia 42 tahun itu tidak akan mudah karena ia harus melawan barisan pebalap muda yang bahkan belum lahir saat dirinya menjalani debut di GP 125cc pada Maret 1996.
Saat Rossi memacu Aprilia RS125 di Sirkuit Syah Alam, Malaysia, 25 tahun lalu, para pebalap seperti Joan Mir, Fabio Quartararo, Alex Marquez, Francesco Bagnaia, Iker Lecuona, Luca Marini, dan Jorge Martin belum lahir. Pebalap tertua di antara mereka, Alex Marquez, baru lahir pada 23 April 1996.
Namun, mereka kini menjadi pesaing potensial bagi Rossi, peraih tujuh kali juara dunia GP 500 atau MotoGP. Pebalap asal Italia itu menjadi idola dan menginspirasi sebagian anak-anak muda itu untuk berkarier di MotoGP.
Bahkan, Bagnaia dan Marini adalah anak didiknya di akademi pebalap yang didirikannya, VR46. Mereka kini tumbuh menjadi pebalap kelas dunia yang merintis kejayaan di ajang balap motor paling populer tersebut.
Rossi menyadari tantangan yang dia alami akan semakin berat mengingat sebagian dari pebalap muda itu kini kian matang. Mir, Bagnaia, Quartararo, dan Marquez telah menunjukan potensi mereka pada 2020. Mir bahkan menjadi juara dunia dengan berbekal konsistensi serta performa Suzuki GSX-RR yang sangat kompetitif.
Favorit juara
Quartararo sempat menjadi favorit juara dan memenangi tiga seri. Marquez pun telah menjalani adaptasi positif dengan Honda RC213V dan dua kali finis di posisi kedua. Meskipun tergusur ke tim satelit, LCR Honda, Marquez berpotensi kompetitif berkat dukungan motor baru dengan spesifikasi pabrikan.
Adapun Bagnaia dan Quartararo akan menikmati dukungan penuh tim pabrikan dan berpotensi besar menjadi pesaing juara. Bagnaia akan menjadi andalan Ducati bersama Jack Miller, sedangkan Quartararo mendampingi Maverick Vinales di Yamaha. Quartararo ingin menuntaskan perburuan juara yang gagal diraih pada musim 2020.
”Target saya untuk 2021 adalah bertarung untuk (gelar) juara dunia dan membawa Yamaha ke puncak. Saya akan melakukan yang terbaik untuk itu,” ujar Quartararo dalam ucapan Tahun Baru lewat Twitter Yamaha.
Kebangkitan ”darah muda” itu membuat tantangan Rossi di musim baru bakal kian berat. Selain mereka, masih ada barisan senior yang juga haus gelar juara, seperti Maverick Vinales, Alex Rins, Pol Espargaro, Franco Morbidelli, dan Jack Miller. Jika Marc Marquez bisa pulih lebih cepat dari cedera lengan kanan, persaingan akan kian panas.
Saya gembira menjadi bagian Petronas Yamaha SRT untuk 2021. Saya tidak sabar bekerja bersama tim dan tampil di lintasan balap.
Harapan di tim baru
Namun, tantangan itu tidak mengendurkan motivasi Rossi. Dia bahkan sudah tidak sabar mengawali musim 2021 bersama tim barunya, Petronas Yamaha SRT. Kesempatan pertama memacu Yamaha M1 2021 adalah saat tes pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, 19-21 Februari. Ia akan memacu M1 terbaru berspesifikasi pabrikan.
”Saya gembira menjadi bagian Petronas Yamaha SRT untuk 2021. Saya telah melihat apa yang telah dicapai tim ini dalam dua tahun terakhir. Jadi, saya sangat ingin melihat apa yang bisa kami lakukan bersama. Saya tidak sabar bekerja bersama tim dan tampil di lintasan balap,” ujar Rossi dikutip akun Twitter Petronas Yamaha SRT.
Tahun 2021 akan menjadi musim ke-26 bagi Rossi di balap GP serta ke-22 di kelas elite GP500/MotoGP. Dia telah meraih 199 kali podium, 89 di antaranya sebagai juara balapan. Namun, Rossi sudah semakin sulit meraih podium dan kemenangan. Musim lalu, dia hanya sekali finis di podium ketiga, sedangkan kemenangan terakhirnya diraih di Assen pada 2017.
Dia nyaris memenangi balapan pada seri Amerika pada musim 2019 menyusul terjatuhnya Marc Marquez. Namun, Rossi gagal membendung tekanan Alex Rins (Suzuki) yang lantas finis terdepan. Setelah itu, Rossi baru bisa kembali ke podium pada seri kedua musim 2020.
Musim depan, berdiri di podium adalah target realistis Rossi. Demi hal itu, ia bahkan harus bersaing dengan Morbidelli, rekan setimnya yang juga alumnus Akademi VR46, di Petronas SRT. Rivalitas guru dan murid ini akan menjadi ”bumbu” lainnya dalam persaingan MotoGP pada musim baru.