Para atlet berharap bisa tampil kembali di panggung prestasi pada 2021, tahun padat agenda olahraga, baik nasional dan internasional. Hadirnya vaksin memperkuat harapan bangkitnya kompetisi yang nyaris setahun mati suri.
Oleh
fabio lopes costa
·4 menit baca
Atlet-atlet daerah maupun nasional menyambut tahun 2021 dengan harapan tinggi. Mereka tidak lagi sabar ingin keluar dari masa hibernasi panjang dan menjalani kehidupan sebagai atlet secara utuh. Hadirnya vaksin bisa jadi jawaban akan harapan itu.
”Kami sudah bosan berlatih saja. Kami ingin mengikuti kejuaraan seperti biasa supaya bisa mengevaluasi diri, apalagi tahun ini ada PON (XX) di Papua. Ajang ini sudah lama kami nanti-nantikan. Kami ingin memberikan yang terbaik untuk Papua," ujar atlet wushu Papua, Rahmat Renwarin, dihubungi dari Jayapura, Papua, Kamis (31/12/2020).
Bagi Rahmat, pandemi Covid-19 bukan hanya mengganggu ekonominya, melainkan juga menghambat perkembangan diri sebagai atlet. Selama pandemi, dia dan rekan-rekannya hanya bisa berlatih internal di pemusatan latihan daerah (pelatda) dengan protokol kesehatan. Tanpa kompetisi, selain jenuh, mereka tidak bisa menguji kemampuan.
”Kalau ada kejuaraan, atlet jadi paham apa yang masih kurang dari latihan. Sebab, suasana bertanding sangat berbeda dengan latihan. Dalam pertandingan, atlet bisa merasakan tekanan menghadapi lawan dan penonton (dalam masa normal). Hal itu tidak ada di dalam latihan,” katanya.
Selain vakumnya kompetisi, pandemi juga membatasi aktivitas latihan atlet. Menurut Gerson Maay, atlet lari 10.000 meter Papua, durasi latihannya berkurang hingga separuh sepanjang 2020 lalu. Jadwal latihannya kini hanya tiga kali sepekan, yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Padahal, sebelum pandemi, ia biasa berlatih rutin selama enam hari sepekan.
”Kami berharap pandemi cepat berakhir supaya bisa kembali menyiapkan diri dengan optimal untuk PON Papua. Kami tidak ingin malu di tanah kelahiran,” ujarnya.
Prioritas vaksin
Terkait harapan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Robby Kayame mengatakan, pihaknya akan memasukkan atlet dan panitia PON Papua dalam daftar prioritas penerima vaksin, selain para pekerja di ”garis depan” seperti tenga kesehatan, anggota TNI/Polri, dan personel Satuan Polisi Pamong Praja.
Dengan menerima vaksin, para atlet diharapkan bisa kebali berlatih dan berkompetisi tanpa dibayangi kekhawatiran tertular virus korona baru. ”(Pemberian) vaksin kepada atlet (bertujuan) agar mereka bisa kembali mempersiapkan diri dengan optimal untuk PON Papua,” ungkap Robby.
Atlet-atlet Olimpiade akan diutamakan (menerima vaksin) karena waktunya mendesak.
Pemprov Papua menargetkan memberikan vaksin hingga 95 persen dari total penduduk, yaitu 1,9 juta jiwa. Pemberikan vaksin difokuskan ke daerah Jayapura, Mimika, dan Nabire.
Seperti diberitakan, Pemerintah RI mengupayakan penyediaan 329 juta dosis vaksin Covid-19 dari empat perusahaan berbeda. Sebanyak 100 juta dosis di antaranya telah dipesan dari dua produsen vaksin, yaitu AstraZeneca dan Novavax (Kompas, 31/12/2020).
Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali sebelumnya juga telah berjanji untuk memperjuangkan para atlet agar masuk dalam daftar prioritas penerima vaksin. Saat ini, secara nasional, atlet belum termasuk daftar prioritas penerima vaksin pertama, kedua, maupun ketiga.
Padahal, di sejumlah negara lainnya, salah satunya India, atlet dan pelatih elite nasional dimasukkan dalam daftar prioritas pertama penerima vaksin. Hal itu diusulkan parlemen setempat dan telah didukung Kemenpora India.
Salah satu pertimbangan dari usulan itu adalah para atlet elite itu akan menjadi duta India pada panggung olahraga akbar, Olimpiade Tokyo 2020, pada 23 Juli - 8 Agustus 2021 mendatang. ”Atlet-atlet Olimpiade akan diutamakan (menerima vaksin) karena waktunya mendesak,” ujar Menteri Olahraga India Kiren Rijiju seperti dikutip The Hindu.
Di Tanah Air, selain Olimpiade Tokyo, para atlet nasional juga akan menghadapi banyak agenda internasional lainnya pada tahun ini, yaitu antara lain SEA Games Vietnam (21 November - 2 Desember) dan Islamic Solidarity Games (10-19 September).
Sejumlah atlet elite nasional, misalnya dari cabang bulu tangkis, bahkan telah bersiap mengikuti tiga kompetisi internasional beruntun pada Januari ini setelah sempat absen sembilan bulan lamanya akibat pandemi. Ketiga kompetisi yang seluruhya digelar di Thailand itu yaitu Yonex Thailand Terbuka (12-17 Januari), Toyota Thailand Terbuka (19-24 Januari) dan Final BWF World Tour (27-31 Januari).
Menurut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Rionny Mainaky, para atlet nasional bulu tangkis akan tetap berangkat ke Thailand meskipun situasi pandemi di Indonesia belum terkendali. ”Kami akan tetap berangkat dengan menaati protokol kesehatan dan aturan pemerintah,” ujar Rionny.
Namun, tanpa vaksinasi, atlet, pelatih, dan ofisial Indonesia terancam absen di kompetisi internasional pada tahun ini. Hal itu dialami staf pelatih timnas basket Indonesia yang batal berangkat ke Bahrain pada kualifikasi Piala Asia FIBA 2021, November 2020 lalu, akibat positif Covid-19.
Padahal, Februari mendatang, timnas basket masih akan menjalani lanjutan kualifikasi dari Piala Asia FIBA yang akan digelar di Tanah Air itu. ”Kami sangat membutuhkannya (vaksin),” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia Danny Kosasih secara terpisah. (DRI/IYA/KEL)