Situasi sulit tengah dialami sejumlah pesepakbola senior karena tidak mendapatkan kesempatan bermain. Pindah klub merupakan jalan keluar terbaik, tetapi hal itu tidak mudah dilakukan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MADRID, JUMAT – Keputusan Diego Costa untuk mengakhiri masa kontrak lebih awal enam bulan bersama Atletico Madrid tidak secara otomatis memudahkan jalannya untuk bergabung dengan klub baru. Tidak hanya Costa, situasi rumit juga tengah dialami dua peraih Piala Dunia 2014, Mesut Oezil dan Sami Khedira, yang sudah dilupakan oleh Arsenal dan Juventus.
Meskipun telah berstatus tanpa klub, Costa telah menyepakati satu klausul yang membuatnya tidak akan bisa sesuka hati bermain di klub besar. Dilansir El Mundo, dalam perjanjian pemutusan kontrak bersama yang disepakati Costa dan Atletico terdapat larangan bagi Costa untuk memilih klub yang menjadi pesaing Atletico di Liga Spanyol dan Liga Champions pada bursa transfer Januari ini.
Klub Liga Spanyol itu meliputi Real Madrid dan Barcelona. Adapun untuk klub besar di Eropa ialah Bayern Muenchen, Paris Saint-Germain, Juventus, Manchester City, dan Liverpool. Apabila Costa ingin bergabung dengan salah satu klub itu di bulan ini, maka Costa harus membayar uang kompensasi sebesar 15 juta euro (Rp 258,5 miliar).
Selain itu, hambatan sejumlah klub untuk merekrut Costa ialah ialah standar gaji yang tidak kecil. Bersama Atletico, penyerang berusia 32 tahun itu menerima gaji sekitar 120.000 euro (Rp 2,1 miliar) per pekan. Jumlah itu menyejajarkannya dengan sejumlah pemain utama klub berjuluk “Los Rojiblancos” itu, seperti Luis Suarez dan Jose Gimenez.
“Saya memahami situasi di musim ini memang amat tidak ideal bagi Costa. Menit bermainnya yang semakin sedikit akibat penampilan tajam Luis Suarez dan Joao Felix, tetapi Costa juga harus mengubur impian untuk menemukan klub baru yang berpeluang mengejar gelar juara di musim ini, seperti Atletico,” kata pengamat sepak bola ESPN FC, Sid Lowe, Kamis (31/12/2020).
Selain klausul kontrak itu, Costa juga telah bergelut dengan cedera di musim ini. Sejak Oktober hingga pertengahan Desember lalu, Costa telah menghabiskan waktu sekitar 38 hari untuk pemulihan cedera otot paha. Secara total, ia harus absen di 12 laga Atletico.
Di musim 2019-2020, Costa juga melewati 20 laga Atletico karena harus menjalani perawatan sejumlah cedera selama 108 hari. Selain itu, di periode keduanya bersama klub berjuluk “Los Rojiblancos” sejak musim panas 2017, Costa hanya mampu menciptakan 18 gol. Jumlah itu tentu sebuah penurunan drastis karena Costa mencetak 67 gol ketika membela Atletico pada periode 2010-2014.
Pelatih Atletico Diego Simeone menilai, Costa sebagai salah satu penyerang terbaik yang pernah dilatihnya di Atletico. Ia pun berharap Costa dapat menemukan klub terbaik untuk melanjutkan kariernya di musim 2020-2021.
Sebagai pemain, Costa tidak hanya memberikan seluruh kekuatan terbaik dari sisi olahraga, tetapi ia juga sosok yang luar biasa dalam hubungan antarmanusia. Kami memiliki kenangan indah bersamanya.
“Sebagai pemain, Costa tidak hanya memberikan seluruh kekuatan terbaik dari sisi olahraga, tetapi ia juga sosok yang luar biasa dalam hubungan antarmanusia. Kami memiliki kenangan indah bersamanya,” kata Simeone dilansir Marca.
Memulai negosiasi
Nasib dua bintang yang mempersembahkan gelar Piala Dunia 2014 untuk Jerman, yaitu Khedira dan Oezil, juga tidak lebih baik dari Costa. Ketika Costa masih bisa tampil tujuh kali dan mencetak dua gol untuk “Los Rojiblancos” di musim ini, kesempatan tampil Khedira dan Ozil justru dibekukan oleh timnya masing-masing.
Khedira tidak masuk dalam skuad Juventus di Liga Italia dan Liga Champions, sedangkan Ozil disingkirkan dari daftar pemain Arsenal di Liga Inggris, Liga Europa, dan Piala Liga Inggris. Padahal, kedua pemain itu masih memiliki kontrak hingga 30 Juni 2021.
Akibat kondisi itu, Khedira dan Oezil tengah mencari cara untuk kembali mendapatkan menit bermain di sisa musim ini. Alhasil, Khedira dan Ozil telah memulai negosiasi kepada sejumlah klub agar bisa berganti seragam di jendela transfer musim ini.
Khedira mengungkapkan, dirinya masih memiliki ambisi untuk merasakan persaingan di Liga Inggris. Untuk itu, Khedira telah memulai komunikasi dan negosiasi dengan sejumlah klub Inggris, di antaranya, Everton dan Tottenham. Manajer Everton Carlo Ancelotti dan Manajer Spurs Jose Mourinho, pernah menangani Khedira selama sang pemain masih membela Real Madrid pada 2010-2015.
Tetapi, bagi tim yang ingin merekrut Khedira harus mempertimbangkan status “kaki kaca” yang melekat kepada pemain berusia 33 tahun itu. Selama periode 2018 hingga 2020, Khedira menghabiskan 351 hari untuk pemulihan sejumlah cedera, sehingga melewatkan 61 pertandingan Juventus.
“Bermain di Liga Inggris akan melengkapi karier saya. Saya telah menjalani sesi latihan ekstra dengan pelatih kebugaran demi meningkatkan kecepatan dan intensitas yang dibutuhkan untuk bermain di Inggris,” ujar gelandang berusia 33 tahun itu kepada The Athletic.
Keinginan Khedira itu pun disambut positif oleh Ancelotti. “Khedira adalah pemain penting selama saya di Real Madrid, tetapi kami belum membutuhkannya saat ini. Mungkin kami akan mempertimbangkan (merekrutnya) di Januari,” ujar Ancelotti seperti dikutip Daily Mail, Desember lalu.
Sementara itu, Oezil mempertimbangkan untuk berkarier di tanah leluhurnya, Turki. Nilai gaji Oezil sekitar 350.000 pound sterling (Rp 6,8 miliar) per pekan sulit dipenuhi sejumlah tim di tiga liga top Eropa yang tengah kesulitan finansial di masa pandemi Covid-19.
Meski begitu, tim papan atas Liga Turki, Fenerbahce, siap menyelamatkan karier Oezil di Januari ini. Fenerbahce, yang berada di posisi kelima dan berjarak tiga poin dari Galatasaray yang menguasai Liga Turki hingga pekan ke-14, telah menyiapkan tawaran kepada Arsenal dan Oezil.
“Saya pastikan ia (Oezil) 90 persen akan bergabung bersama kami di jendela transfer Januari,” ucap Murat Zorlu, anggota dewan klub Fenerbahce, dilansir Eurosport. (REUTERS)